Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 15:21 WIB | Jumat, 15 April 2016

Kartini Kendeng Pulang Kampung usai Ketemu Wakil Jokowi

‘Kartini Sembilan’ menyemen kakinya di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, hari Selasa (12/4). ‘Kartini Sembilan’ berusaha mengetuk hati Presiden Joko Widodo membatalkan rencana pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah, yang akan sangat membelenggu kehidupan petani Pegunungan Kendeng. (Foto: Twitter, @MongabayID)

SEMARANG, SATUHARAPAN.COM – Usai bertemu dengan Kepala Staf Presiden, Teten Masduki, dan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, dan dijanjikan akan dijadwalkan untuk bertemu Presiden Joko Widodo, perempuan Pegunungan Kendeng akhirnya kembali ke kampung halaman mereka.

Sebelumnya, perempuan Pegunungan Kendeng yang mangaku mewakili ribuan petani di empat kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, yakni Pati, Grobogan, Wonogiri, dan Gombong, menggelar aksi menyemen kaki di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, sejak hari Selasa (12/4) hingga Rabu (13/4).

Aksi menyemen kaki dilakukan oleh sembilan orang yang kemudian dijuluki ‘Kartini Sembilan’. Mereka menolak rencana pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang, karena mengancam ekologis wilayah yang dikenal sebagai daerah pertanian.

Tiba di Stasiun Semarang Tawang, hari Kamis (14/4) sore, salah seorang personil ‘Kartini Sembilan’ mengaku lega karena perjuangannya bersama teman-temannya ke Ibukota, membalut kaki dengan gips kemudian memendamkannya di dalam cairan semen selama dua hari, tidak sia-sia.

“Saya ndak menyangka banyak warga kampung yang mendukung perjuangan kami selama di Jakarta," kata Giyem, seperti dikutip Rappler, hari Kamis (14/4).

Giyem menyatakan, Presiden Jokowi lewat utusannya, KSP dan Mensesneg, telah berjanji menuntaskan masalah pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang dan memproses ulang izin pendirian pabrik tersebut.

Namun, dia menegaskan, kepulangan ‘Kartini Sembilan’ ke kampung halaman tak lantas berarti akhir perjuangan. Giyem bersama delapan rekan-rekan lainnya akan terus meneriakkan penolak pada rencana pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang yang akan dilakukan PT Semen Indonesia.

"Yang penting kami akan terus melanjutkan aksi-aksi penolakan pembangunan pabrik semen," ungkapnya.

Dia bahkan mengaku tidak gentar untuk menghalau PT Semen Indonesia dari wilayah Pati dan sekitarnya. "Apapun itu, saya pantang menyerah untuk memperjuangkan ibu-ibu di kampung saya," ucapnya.

Belum Sampai Jokowi

Sebelumnya, Juru Bicara Presiden, Johan Budi Sapto Pribowo, mengatakan hasil pertemuan antara KSP, Mensesneg, dan ‘Kartini Sembilan’ belum disampaikan kepada Presiden Jokowi.

“Saya belum tahu kapan Teten dan Pratikno melaporkan hasil pertemuan dengan para ibu-ibu itu,” kata Juru Bicara Presiden, Johan Budi Sapto Pribowo, kepada sejumlah wartawan di Kompleks Istana Presiden, Jakarta Pusat, hari Kamis (14/4).

Menurutnya, sejauh ini, Jokowi baru sebatas mengetahui bahwa ada perempuan Pegunungan Kendeng yang berunjuk rasa di depan Istana Merdeka untuk menyampaikan aspirasi penolakan rencana pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang.

Setelah mengetahui itu, dia melanjutkan, Jokowi memerintahkan Teten dan Pratikno untuk menemui pengunjuk rasa guna mendengarkan secara langsung aspirasi yang disampaikan untuk ditindaklanjuti.

“Memang itu (Pertemuan Teten dan Pratikno dengan pengunjuk rasa) atas perintah Jokowi,” ucap Johan.

Tergantung Laporan

Lebih lanjut, dia mengaku belum mengetahui kebijakan yang akan diambil oleh Jokowi nantinya. Sebab, hingga saat ini, Teten dan Pratikno belum menyampaikan laporan hasil pertemuan dengan perempuan Pegunungan Kendeng yang berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, hari Rabu (13/4) kemarin.

Terkait pernyataan Teten yang akan mempertemukan perempuan Pegunungan Kendeng dengan Presiden, menurut Johan, tergantung hasil pertemuan antara Teten, Pratikno, dan jokowi.

“Apakah akan diatur pertemuan, saya tidak tahu mekanismenya, tergantung dari apa yang disampaikan Teten dan Pratikno dengan Jokowi soal hasil pertemuan dengan perempuan Pegunungan Kendeng,” tutur Johan.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home