Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:49 WIB | Kamis, 10 November 2016

Kasus Tuberkulosis Kebal Obat Tinggi di Afrika Barat

Ilustrasi: Pasien dari rumah sakit pusat TB di Khayelitsha, Afrika Selatan, menunggu pemeriksaan dokter. (Foto: mgafrica.com)

AFRIKA BARAT, SATUHARAPAN.COM - Pejabat kesehatan masyarakat mengimbau pemantauan yang lebih banyak dan langkah-langkah pengawasan sebelum Multi-Drug Resistant Tuberkulosis (MDR-TB), menjadi ancaman besar kesehatan masyarakat.

Tuberkulosis (TB) yang kebal obat-obatan atau MDR-TB, menjadi kebal terhadap dua obat yang paling umum digunakan untuk melawan penyakit itu. WHO mengelompokkan kasus-kasus MDR-TB juga sebagai kasus baru, ketika penyakit itu muncul pada orang-orang yang belum pernah menderita TB, dan kasus-kasus perawatan kembali orang yang sebelumnya pernah menderita TB.

Di Afrika Barat, WHO memperkirakan 2 persen dari semua kasus TB baru kebal berbagai obat, dan kasus perawatan kembali dilaporkan lebih banyak sekitar 17 persen.

Tapi para periset di delapan negara Afrika Barat, memperingatkan bahwa jumlah kasus baru dan perawatan kembali sebenarnya lebih banyak. Mereka mengatakan jumlah kasus baru TB kebal obat mendekati enam persen sementara sampai 35 persen kasus perawatan kembali adalah MDR-TB.

Jaringan West-African Network of Excellence untuk TB, AIDS, dan malaria (WANETAM), menganalisa hampir 974 sampel dahak dari orang yang terinfeksi TB. Mereka mendapati 39  persen dari sampel-sampel TB itu menunjukkan kebal terhadap sekurangnya satu antibiotik utama yang digunakan untuk mengobati TB. Sementara 22 persen dari sampel itu tidak mempan terhadap dua atau lebih obat-obatan anti-TB.

Martin Antonio dari dewan riset medis kelompok WANETAM di Gambia mengatakan, statistik itu khususnya mengkhawatirkan bagi 245 juta orang yang tinggal di Afrika Barat, salah satu kawasan termiskin di dunia.

Antonio mengatakan, makin banyak di masyarakat makin besar kemungkinannya akan menyebar.

Masalah lain, ketika para periset mengamati lebih seksama kasus-kasus TB, mereka mendapati banyak MDR-TB juga kebal pada obat-obatan nonutama. Para pejabat kesehatan menyebut jenis TB ini TB praekstensif yang sangat kebal obat.

Jenis TB yang lebih berbahaya ini didapati pada sampel-sampel dahak di seluruh lokasi studi di Burkina Faso, Gambia, Ghana, Guinea-Bissau, Mali, Nigeria, Senegal, dan Togo. 

Bakteri kebal obat praekstensif hampir berkembang menjadi bakteri kebal obat yang ekstensif yang kebal terhadap obat-obatan TB utama dan nonutama. Proporsi tertinggi kebal obat praekstensif terdapat dalam 35  persen sampel MDR di Ghana.

Antonio mengatakan jika TB yang kebal berbagai obat-obatan ini menyebar pada tingkat saat ini, tidak banyak yang bisa dilakukan bagi sebagian pasien. Ia menambahkan, pilihan-pilihan pengobatan bagi pasien-pasien itu sangat terbatas. Ini berarti pasien mungkin bisa meninggal akibat TB karena mereka mungkin tidak bisa diobati.

Antonio mengatakan, upaya-upaya komunitas yang agresif untuk membendung TB dilakukan secepat mungkin di Afrika Barat untuk mencegah epidemi TB yang makin parah.

Ini termasuk mempersiapkan laboratorium untuk melakukan uji cepat dan pengobatan TB, personel yang lebih banyak untuk memastikan pasien meminum obat sepantasnya dan secara aktif memantau mereka yang dirawat lebih dari satu kali dari TB, untuk mengurangi risiko penyebaran TB kebal obat-obatan. (voaindonesia.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home