Kebakaran di Bangsal COVID-19 RS India, 18 Tewas
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Kebakaran terjadi di bangsal rumah sakit COVID-19 di India barat menewaskan 18 pasien pada hari Sabtu (1/5) pagi. Ini terjadi ketika negara itu sedang bergulat dengan wabah terburuk dan meningkatkan upaya vaksinasi untuk semua orang dewasa.
India pada hariSabtu mencetak rekor global harian lainnya dengan 401.993 kasus baru selama 24 jam, menambah jumlah kasus menjadi 19,1 juta. Sebanyak 3.523 orang lainnya meninggal dalam 24 jam terakhir, meningkatkan jumlah kematian akibat COVID-19 secara keseluruhan menjadi 211.853, menurut Kementerian Kesehatan. Para ahli yakin kedua angka itu lebih kecil dari jumlah yang sebenarnya.
Kebakaran terjadi di bangsal COVID-19 di lantai dasar dan padam dalam waktu satu jam, kata polisi. Penyebabnya sedang diselidiki.
Tiga puluh satu pasien lain di Rumah Sakit Kesejahteraan di Bharuch itu, sebuah kota di negara bagian Gujarat, diselamatkan oleh pekerja rumah sakit dan petugas pemadam kebakaran dan kondisinya stabil, kata petugas polisi, BM Parmar. Delapan belas orang lainnya tewas dalam kobaran api dan asap sebelum tim penyelamat dapat mencapai mereka, kata Parmar.
Pada 23 April, kebakaran di unit perawatan intensif menewaskan 13 pasien COVID-19 di daerah Virar di pinggiran Mumbai.
Menghadapi lonjakan kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memenuhi rumah sakit dengan dan crematorium dengan mayat-mayat, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi menggambarkan pandemi sebagai "krisis sekali dalam satu abad".
Modi mengadakan pertemuan Kabinet pada hari Jumat (30/4) untuk membahas langkah-langkah untuk menyelamatkan sistem kesehatan negara yang runtuh dengan menambahkan tempat tidur rumah sakit, menyelesaikan masalah produksi, penyimpanan dan pengangkutan oksigen, serta mengatasi kekurangan obat-obatan esensial.
Sebuah gambar di televisi menunjukkan seorang perempuan terengah-engah di dalam mobilnya sementara keluarganya mencari tempat tidur rumah sakit di pinggiran New Delhi. Perempuan itu berusia 33 tahun, dan dia tidak dapat menemukan kamar di tiga rumah sakit, dan meninggal di dalam mobil pada hari Jumat, lapor surat kabar The Times of India.
Pemerintah pada hari Sabtu mengubah kampanye vaksinasi dengan mengatakan semua orang dewasa berusia 18 tahun ke atas sedang disuntik.
Sejak Januari, hampir 10% orang India telah menerima satu dosis, tetapi hanya sekitar 1,5% yang menerima dosis kedua, meskipun India adalah salah satu produsen vaksin terbesar di dunia.
Beberapa negara bagian telah mengatakan bahwa mereka tidak memiliki dosis vaksin yang cukup. Bahkan upaya yang sedang berlangsung untuk menyuntik orang di atas usia 45 tahun gagal. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Elon Musk dan X Dituduh Jadi Pusat Misinformasi Pilpres AS
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Klaim palsu atau menyesatkan oleh miliarder Elon Musk tentang pemilu ...