Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 08:05 WIB | Senin, 06 Juli 2020

Kelola Keuangan untuk Kekekalan Bukan Duniawi

Tangkapan layar Konsultan Keuangan Maria Soerjanti (kiri) dan host Willy Setyobudi, MIKom dalam acara Antarakita Talkshow bertajuk “Plan Well to Live Well” yang diselenggarakan oleh GKI Harapan Indah, hari Minggu 28 Juni 2020. (Foto: Dok. satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Konsultan Keuangan, Maria Soerjanti, mengatakan dalam mengelola keuangan sebaiknya digunakan untuk sesuatu yang bersifat kekal bukan duniawi.

Dalam acara Antarakita Talkshow bertajuk “Plan Well to Live Well” yang diselenggarakan oleh GKI Harapan Indah, hari Minggu 28 Juni 2020, Maria Soerjanti mengutip buku “Financial Stewardship” karya Andrew Wommack dalam pengelolaan keuangan, yang menegaskan bahwa investasi yang paling baik adalah investasi untuk sesuatu yang kekal.

“Ketika kita belajar tentang iman, kita belajar tentang mengelola berkat Tuhan yaitu uang kita. Kita bertanya lagi, Tuhan mau kita pakai untuk apa? dan sebaiknya yang tadi Andrew Wommack bagus sekali mengingatkan pakailah untuk sesuatu yang bersifat kekal,”  kata Maria Soerjanti.

Wakil Ketua Komisi Anak Klasis Jakarta Barat itu mengatakan bahwa dirinya belajar dari Andrew Wommack yang menulis mengenai uang, kalau dapat uang, diinvestasikan untuk yang tidak mudah hilang.

“Misalnya itu penginjilan, untuk Injil. Untuk pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Berapa banyak kita Jemaat, kita umat Tuhan aware dengan kondisi seperti itu,” katanya

Secara umum, kata Maria, kalau mau “plan well” itu diajarkan mesti menulis tujuan keuangan dalam lima tahun ke depan, 10 tahun ke depan, dan lalu nanti umur 50 tahun, tetapi itu perencanaan yang diajarkan oleh dunia.

Maria menegaskan bahwa dalam hal uang tidak bisa mengandalkan diri sendiri saja, tetapi harus beriman. Beriman dalam arti apa?

“Kita ini posisinya sebagai umat Tuhan, kita adalah pengelola uang saja. Jadi uang itu bukan milik kita. Jadi kita hanya pengelola, kita harus menggunakan iman di dalam merencanakan keuangan kita,” katanya.

Maria sendiri melihat tentang tokoh-tokoh Alkitab yang dapat mengelola uang atau pengelola berkat Tuhan, contohnya di Perjanjian Lama adalah Abraham.

Menurutnya, Abraham dari segala kondisinya dipanggil Tuhan, taat, dan diberi sebuah janji bahwa Tuhan akan menjadikan dia bangsa yang besar.

“Dan memang benar ketika dia mentaati apa perintah Tuhan dia keluar dari negerinya, dia hidup sesuai dengan apa yang Tuhan perintahkan,” katanya.

Di dalam perjalanan kehidupannya Abraham itu, kata Maria, kekayaan Abraham berlimpah-limpah. Sampai pada suatu saat dia itu berkonflik dengan Lot. Akhirnya Abraham itu karena memiliki iman bahwa segala yang dia miliki itu adalah semuanya dari Tuhan, pada waktu konflik dengan Lot dia mempersilakan Lot untuk memilih.

“Dia dapat tanah yang gersang, nggak apa-apa, karena dia tahu siapa yang menjadi sumber berkat, sumber keuangan, sumber kelimpahan hidupnya,” katanya

Sementara itu dalam Perjanjian Baru, setiap orang ketika diberikan talenta yang berupa uang pasti porsinya berbeda-beda sesuai dengan kapasitasnya.  

“Kalau kita ingat ada Firman Tuhan juga bahwa setialah kepada perkara kecil, kemudian tanggung jawab yang lebih besar. Pengolahan uang juga sama seperti dengan pengelolaan talenta,” katanya.

Jadi berapapun besarnya yang Tuhan berikan itu bahkan berapapun uang yang kamu miliki itu sudah pasti bisa dikelola dan bisa dilipat gandakan.

“Asal kitanya mau mengelola, asal kitanya mau mengupayakan itu. Mau satu jadi dua bisa. Satu jadi tiga juga bisa itu semua tergantung dari kita,” kata Maria mengingat teori keuangan dunia saat belajar financial planner.

Maria menjelaskan kalau di dalam iman Kristen kita itu diberikan tanggung jawab, istilahnya diberikan talenta. Artinya itu bukan miliknya kita. Jadi apa yang mesti dilakukan adalah mengelola saja dan mengembalikan semuanya itu pengelolaannya pun harus minta petunjuk dan dialog dengan Tuhan di dalam mengelola itu.

“‘Tuhan, uang ini tuh harusnya buat apa? dan ketika kita dapat gaji, ketika kita dapat keuntungan dari bisnis, itu kita masih tanya kembali, ‘Tuhan ini buat apa?’ karena sesungguhnya ketika kita hidup di dunia ini Tuhan maunya kita menjadi berkat buat banyak orang, buat keluarga kita, buat teman-teman kita, jemaat bahkan bangsa maupun dunia,” katanya.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home