Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 16:56 WIB | Selasa, 19 April 2016

Kemendag RI dan Prefektur Wakayama Jalin Kerja Sama Ekspor

Kemendag RI dan Prefektur Wakayama Jalin Kerja Sama Ekspor
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak dan Gubernur Prefektur Wakayama, Yoshinobu Nisaka menandatangani joint statement untuk saling mempromosikan ekspor produk atau jasa Indonesia dan Jepang, pada hari Selasa (19/4), di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta. Penandatanganan disaksikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangana, Srie Agustina. (Foto: Melki Pangaribuan)
Kemendag RI dan Prefektur Wakayama Jalin Kerja Sama Ekspor
Delegasi dari Indonesia.
Kemendag RI dan Prefektur Wakayama Jalin Kerja Sama Ekspor
Delegasi dari Prefektur Wakayama,Jepang.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak dan Gubernur Prefektur Wakayama, Yoshinobu Nisaka menandatangani joint statement untuk saling mempromosikan ekspor produk atau jasa Indonesia dan Jepang, pada hari Selasa (19/4), di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.

Penandatanganan disaksikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangana, Srie Agustina.

Menurut Nus, kerja sama dan kesepakatan yang dicapai oleh Kementerian Perdagangan dan Pemerintah Prefektur Wakayama, Jepang, ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dengan Jepang.

"Kami berkomitmen untuk saling mendukung setiap kegiatan promosi ekspor yang dilaksanakan oleh masing-masing pihak untuk meningkatkan perdagangan," kata Nus di Auditorium Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, hari Selasa (19/4).

Kerja sama meliputi pertukaran informasi, penyelenggaran seminar, partisipasi dalam pameran internasional, penyelenggaran misi dagang, pengembangan produk, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang disepakatu bersama.

"Kerja sama ini penting dan strategis bagi Indonesia karena Jepang merupakan pasar ekspor Indonesia. Pada tahun 2015, Jepang merupakan negara tujuan ekspor produk Indonesia ke-3 setelah Amerika Serikat dan RRT," lanjut Nus.

Total nilai perdagangan Indonesia dan Jepang pada Januari-Februari 2016 mencapai USD 4,68 miliar atau menurun 19,48 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2015.

Dari total nilai perdagangan tersebut, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Jepang tercatat sebesar USD 2,16 miliar dan nilai impor nonmigas Indonesia dari Jepang sebesar USD 1,93 miliar.

"Terlihat bahwa Indonesia mengalami surplus sebesar USD 234,86 juta," katanya.

Menurut Nus, Indonesia harus dapat memanfaatkan peluang pasar di Prefektur Wakayama. Prefektur Wakayama merupakan salah satu prefektur di Jepang yang dikenal luas dengan industri manufaktur, kimia, dan pariwisatanya.

"Indonesia dapat memanfaatkan peluang pasar yang ada dengan mengekspor produk furnitur, home decor, herbal atau spa ke hotel atau resor yang tersebar di daerah Wakayama. Selain itu juga untuk promosi produksi halal. Jepang akan menjadi penyelenggara Olimpiade 2020," katanya.

Gubernur Yoshinobu mengatakan dirinya menyambut dengan antusias kerja sama ini.

"Kerja sama ini dapat lebih mempererat hubungan antara Indonesia dan Jepang, khususnya dalam hal hubungan ekonomi dan budaya kedua negara, terlebih mengingat histori hubungan Indonesia dan Jepang yang sangat kuat," katanya.

Selain menandatangani joint statement, pemerintah prefektur Wakayama juga tengah menjajaki kemungkinan investasi pengolahan minyak nabati berbahan baku kulit padi.

"Sebagai negara penghasil beras ke-3 terbesar di dunia setelah RRT dan India, hal ini merupakan peluang bagi produsen beras Indonesia untuk mengolah limbah berasnya menjadi produk yang lebih bernilai tambah," kata Nus.

Menurut agenda, pemerintah prefektur Wakayama juga menyelenggarakan seminar untuk mempromosikan prefektur Wakayama di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta. Seminar diselenggarakan atas kerja sama dengan Kemendag dan KADIN Indonesia.

Hadir dalam seminar tersebut delegasi dari prefektur Wakayama dan para pelaku usaha Indonesia, baik yang bergerak di sektor perdagangan, investasi maupun pariwisata.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home