Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:52 WIB | Selasa, 14 Agustus 2018

Kemendikbud Fokus Tangani Sekolah Terdampak Gempa Lombok

Ilustrasi. Sekolah darurat di Pidie Jaya Aceh Nanggroe Aceh Darussalam setelah gempa tahun 2016 (Foto: jpp.go.id/Kemendikbud)

LOMBOK TIMUR, SATUHARAPAN.COM – Dalam memulihkan kegiatan belajar mengajar pascagempa, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah pusat bersama pemerintah daerah bergotong royong memperbaiki kondisi ruang kelas dan bangunan sekolah yang rusak.

"Fokusnya di sekolah. Kita prioritaskan bagaimana supaya proses kegiatan belajar mengajar kembali lancar," katanya seusai memotivasi siswa di lapangan Sekolah Dasar (SD) Negeri Obel-obel 2, Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, pada Senin (13/8).

"Nanti akan dibangun kelas dengan tenda darurat, setelah itu bangun sekolah semipermanen. Karena untuk membangun yang semipermanen butuh waktu sekitar dua atau tiga bulan, jadi menggunakan tenda dulu," kata Mendikbud.

Untuk rehabilitasi bangunan, sesuai hasil rapat kabinet terbatas, akan dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Menurut Muhadjir, karena perbaikan akan membutuhkan waktu yang cukup lama, diperlukan kelas sementara, agar kegiatan belajar mengajar kembali berjalan dengan baik. Bangunan yang rusak parah harus dirobohkan dulu, kemudian dibangun kembali. Waktu yang dibutuhkan sekitar enam sampai sepuluh bulan.

Jumlah bangunan semipermanen yang akan dibangun, menurut Mendikbud, akan disesuaikan dengan sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa. Bangunan semipermanen ini akan digunakan untuk menjalankan proses belajar mengajar, sembari menunggu bangunan sekolah yang rusak selesai diperbaiki.

Mantan rektor Universitas Muhamadiyah Malang itu mengimbau siswa dan guru bersabar karena sementara waktu harus belajar di bawah tenda. Sebelum akhirnya gedung sekolah bisa direhabilitasi, ia berharap agar siswa tetap semangat belajar di ruang kelas sementara.

"Dengan pembelajaran yang baik, itu akan membantu mereka mengatasi traumanya, dan menguatkan mentalnya," kata Muhadjir.

Selain itu, Kemendikbud juga telah menyalurkan bantuan berupa perlengkapan sekolah dan penanganan psikososial bagi siswa dan guru yang menjadi korban gempa. Beberapa tenda tambahan yang baru datang akan segera dipasang di beberapa sekolah yang mengalami kerusakan berat.

Didampingi jajarannya, Mendikbud meninjau SD Negeri 4 dan 5 Pohgading, dan TK Aisyiah Pohgading Pringbaya yang rusak parah akibat gempa. Dilanjutkan meninjau Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Sambelia, lalu SD Negeri 3 Obel-obel, dan terakhir di SD Negeri 2 Obel-obel yang sekaligus menjadi lokasi Pos Pendidikan Penanganan Gempa Lombok.

Muhadjir menyampaikan apresiasinya kepada berbagai lembaga, khususnya sekolah-sekolah yang turut membantu sekolah terdampak gempa di Lombok.

"Saya rasa ini baik sekali, dalam rangka membangun solidaritas, gotong royong. Itu bagian dari pendidikan karakter," katanya.

Kemendikbud telah menggulirkan bantuan senilai lebih dari 229 miliar rupiah untuk rehabilitasi sekolah dan pemulihan kegiatan belajar mengajar. Menurut data Sekretariat Nasional Pendidikan Aman Bencana (SPAB) per 12 Agustus 2018, 606 satuan pendidikan dilaporkan mengalami kerusakan, 977 ruang kelas dinyatakan rusak berat. Sebanyak 17 siswa meninggal dunia, 56 luka-luka, dan 19 orang harus dirawat inap. (kemdikbud.go.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home