Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 16:54 WIB | Sabtu, 20 Februari 2021

Kemenkes Minta TNI-Polri Bantu Tes dan Lacak COVID-19

Kemenkes Minta TNI-Polri Bantu Tes dan Lacak COVID-19
Menkes, Budi Gunadi Sadikin. (Foto: dok. Ist.)
Kemenkes Minta TNI-Polri Bantu Tes dan Lacak COVID-19
Rapim TNI-Polri hari Senin (15/2) di Jakarta. (Foto: Humas Polri)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta bantuan TNI-Polri terkait testing, tracing dan teknik isolasi dalam penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia. Hal itu demi mencegah angka penularan semakin luas.

Budi Sadikin menyampaikan itu dalam acara rapat pimpinan (Rapim) TNI-Polri 2021 di Gedung Rupatama, Jakarta Selatan, hari Senin (15/2/2021). “Hanya TNI dan Polri yang memiliki kapasitas tersebut. Jadi itu teknik testing, tracing dan teknik isolasi itu butuh bantuan TNI-Polri. Itu  implementasinya sampai ke daerah-daerah,” kata Budi.

Terkait testing, Budi menargetkan personel TNI dan Polri turut membantu target Kemenkes untuk melakukan tes swab antigen ataupun PCR sebanyak 40.000 dalam sehari.

Menurut dia, Kemenkes memiliki kendala untuk mencapai target itu lantaran pihaknya tidak memiliki anggota yang mencakup hingga ke daerah.

“Kalau testing ada aturannya, satu per 1.000 (penduduk) per hari. Jadi kalau orang Indonesia 269 juta dibagi 1.269, maka yang harus ditest 40.000 per hari. Kapasitas lab kita sebenarnya cukup, problemnya tidak merata. Kalau merata ke seluruh daerah itu yang bisa hanya TNI-Polri,” jelas Budi.

Pelacakan Kontak Dekat

Selanjutnya, Budi menjelaskan bantuan TNI dan Polri terkait upaya pelacakan (tracing) kontak erat setiap orang yang terpapar COVID-19. Berdasarkan aturan WHO, setiap satu orang yang terpapar COVID-19 harus bisa dilacak sedikitnya 30 orang kontak eratnya dalam 72 jam.

“Tracing ini yang saya sangat butuh bantuan TNI-Polri. Aturan dari WHO dalam 72 jam maksimal semua , 30 orang, kontak eratnya harus teridentifikasi. Ini hanya Tni-Polri yang bisa. Intinya setiap orang yang kena harus dilacak 30 orangnya salam tempo 72 jam. Ini sipil tidak akan mampu,” ungkap dia.

Untuk hal tersebut, Budi membutuhkan sedikitnya 89 ribu orang yang bertugas sebagai tracer COVID-19. Jumlah tersebut bisa terpenuhi jika TNI-Polri turut serta membantu.

“WHO bilang untuk setiap 100 ribu populasi dibutuhkan 30 tracer atau pelacak. Jadi saya hitung dibutuhkan 89 ribu. Saya nggak mungkin punya. Ini tinggal saya sowan ke panglima, karena kalau nggak, nggak akan bisa (dapat personel tracer). Alhamdulillah sudah dapat izin dan kita mohon bantu menggerakkannya, tinggal bagaimana kita melacak 30 kontak erat setiap orang yang tertular,” kata Budi Sadikin.

Dia menyampaikan peran TNI-Polri terakhir adalah bantuan pengamanan pasien COVID-19 yang telah diisolasi di rumah sakit. Dia meminta bantuan aparat keamanan membantu pengamanan. “Begitu positif, dia masuk ke strategi berikutnya yaitu isolasi. Nah isolasi ini itu programnya PPKM Menko. Ini yang kita butuhkan juga kepada TNI Polri bahwa orang yang diisolasi itu dipastikan tidak ke mana-mana,” tandasnya.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home