Loading...
EKONOMI
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:40 WIB | Rabu, 18 September 2019

Kemenko Maritim Fasilitasi Uji Kompetensi Pemandu Geowisata

Kemenko Maritim Fasilitasi Uji Kompetensi Pemandu Geowisata Pertama di Indonesia yang diselenggarakan di Lombok, NTB, pada Selasa (17/9). Kompetensi ini guna mendapatkan linsensi Pemandu Geowisata (Taman Bumi) pertama di Indonesia. (Foto: maritim.go.id)

LOMBOK, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman melalui Asisten Deputi Pendidikan dan Pelatihan Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman TB Haeru Rahayu, memimpin serta memfasilitasi percepatan implementasi kebijakan sertifikasi SDM Kemaritiman Uji Kompetensi Pemandu Geowisata di Lombok, NTB, pada Selasa (17/9). Kompetensi ini dilakukan guna mendapatkan linsensi Pemandu Geowisata (Taman Bumi) pertama di Indonesia.

“Jadi ini adalah kegiatan tindak lanjut pasca diselanggarakannya Asia Pacific Geopark Network (APGN). APGN itu kan yang terkait dengan global geopark, UNESCO Global Geopark (UGG), kita memiliki 5 geopark yang diakui internasional. Namun, harus diikuti dengan peningkatan SDM-nya. Karena itu objeknya adalah wisata, kalau wisata maka butuh pemandu wisata. Nah, kita akan melakukan uji kompetensi kepada 78 pemandu, agar mendapatkan lisensi pemandu geowisata pertama di Indonesia,” kata Asdep TB Haeru di Lombok Raya, Lombok, Selasa (17/9).

Untuk mendapatkan lisensi tersebut, ia mengatakan pemandu harus memiliki kompetensi di bidang pengetahuan, keterampilan, dan attitude.

Untuk kompetensinya, sudah dilatih pada saat APGN, misalnya pengetahuan terkait dengan geologis, lingkungan kebersihan dan seterusnya, pengetahuan public service (adat, budaya, dan seterusnya), dan menyampaikan informasi mulai dari intonasi berbicara dan seterusnya.

“Intinya saat turis datang, turis itu akan mendapatkan penjelasan, informasi, sedetail-detailnya dengan jelas, dan turis akan merasa  senang selama perjalanan, hingga  dia akan menceritakan kembali ke teman-temannya dan mengundang mereka untuk datang ke sini,” katanya.

“Dalam hal ini kita kerja sama dengan dinas pariwisata dan pemda, dan sudah melatih sebanyak 78 orang. Kemenko Maritim mengambil alih untuk lisensinya. Seperti kita bila  mengendarai kendaraan harus ada surat izin mengemudi, demikian pula  pemandu, harus memiliki lisensi supaya aman,” katanya.

Mengenai lisensi ini, lanjut Asdep TB Haeru, dibutuhkannya asesor penguji. Dalam hal ini Kemenko Maritim bekerja sama dengan LSP Pramindo. Namun, saat ini asesor yang tersedia masih belum mencukupi.

“Asesornya itu baru dua orang. Sekembalinya kami nanti ke Jakarta, kami akan coba koordinasi dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), supaya menambah asesor. Karena bila salah satu berhalangan agak repot, padahal ada  Rinjani, kemudian Toba, dan lain-lain. Kalau masing-masing misal ada 78 orang pemandu, dibutuhkan lebih banyak asesor penguji,” katanya.

Oleh sebab itu, Haeru berharap sesegera mungkin asesor bertambah, mengingat pentingnya pemandu geowisata untuk kemajuan pariwisata di Indonesia.

“Karena pemandu ini merupakan duta bangsa Indonesia atau setidaknya duta di daerah tempat ia melakukan tugasnya. Ia jadi tumpuan harapan wisatawan, perusahaan yang memperkerjakannya, bahkan daerah atau negara tempat ia bekerja,” kata Haeru. (maritim.go.id)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home