Loading...
RELIGI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 07:29 WIB | Senin, 28 November 2016

Kepala Wihara: Kekerasan Rohingya Bukan Ajaran Buddha

Ilustrasi. Massa dari sejumlah ormas Islam menggelar unjuk rasa menentang penindasan Muslim Rohingnya di Myanmar setelah salat Jumat di Dhaka, 25 November 2016. Ribuang etnis Rohingnya membanjiri perbatasan Bangladesh dalam beberapa hari terakhir, memberi kesaksian mengenai pemerkosaan, penyiksaan dan pembunuhan secara sistematis etnis mereka. (Foto: AFP/Rajib Dhar)

SEMARANG, SATUHARAPAN.COM - Kepala Wihara Tanah Putih Semarang Bikkhu Cattamano Thera menilai kekerasan yang dialami warga Rohingya di Myanmar tidak selaras dengan ajaran agama Buddha.

"Agama beda dengan politik. Bicara agama, bicara baik dan buruk," kata Cattamano, di Semarang, Minggu (27/11).

Menurut dia, agama mengembangkan hal-hal yang baik, menjauhkan diri dari kekerasan dan sifat memusnahkan.

Ia menyayangkan tragedi kemanusiaan yang terjadi terhadap warga Muslim Rohingya tersebut.

"Ada mahkluk yang menderita, kita harus turut meringankan beban, jangan sampai kehidupan mereka tertindas," kata Bikkhu anggota Sangha Theravada Indonesia tersebut.

Dia menegaskan agama Buddha mengembangkan cinta kasih dan mengembangkan sikap luhur merupakan sikap yang selaras dengan ajaran Sang Buddha.

Ia menambahkan cinta kasih dimulai dengan menahan diri untuk tidak melakukan hal buruk atau tidak baik. (Ant)

 

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home