Loading...
HAM
Penulis: Bayu Probo 09:26 WIB | Minggu, 20 Desember 2015

Kesaksian Gadis Yazidi: Budak Seks, ISIS Paksa Pindah Agama

Nadia Murad Basee Taha (21) etnis Yazidi korban budak seks ISIS dalam kesaksian di depan Dewan Keamanan PBB, Rabu (16/12). (Foto: Daily Mail)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Seorang perempuan muda Yazidi mengungkapkan penyiksaan mengerikan dan pemerkosaan yang ia derita di tangan kelompok militan Negara Islam (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS). Ia diculik sebagai budak seks selama tiga bulan.

Dalam video sharing You Tube, Rabu (16/12) Nadia Murad Basee Taha menjelaskan mimpi buruk di depan sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Ia memohon untuk menghapus kelompok teror tersebut.

Dalam bahasa Arab, perempuan 21 tahun menggambarkan penganiayaan terhadap orang Yazidi di bawah ISIS. ISIS memperdagangkan perempuan dan anak-anak dari penduduk minoritas sebagai “rampasan perang”.

“Pemerkosaan digunakan untuk menghancurkan perempuan dan anak perempuan dan untuk menjamin bahwa perempuan tidak pernah bisa hidup normal lagi,” katanya, tampak gemetar saat menceritakan kisahnya.

Nadia menjelaskan kepada dewan 15-anggota bagaimana dia diculik dari desanya di Irak oleh pejuang ISIS pada Agustus tahun lalu. Dia kemudian dibawa dengan bus ke sebuah bangunan di kubu ISIS di Mosul.

“Sepanjang jalan, mereka melecehkan kami. Mereka menggerayangi dan merendahkan kami,” katanya.

“Mereka membawa kami ke Mosul dengan lebih dari 150 keluarga lain Yazidi. Dalam sebuah bangunan, ada ribuan keluarga dan anak-anak Yazidi yang dipertukarkan sebagai hadiah.

“Salah satu dari orang-orang datang kepada saya. Dia ingin membawa saya. Saya menunduk menatap lantai. Saya benar-benar ketakutan. Ketika saya melihat ke atas, saya melihat seorang pria besar. Dia tampak seperti monster.

Dia melanjutkan: “Saya menangis. Saya berteriak, saya berkata, ‘aku terlalu muda dan kau besar.’ Dia menjawab teriakan saya dengan memukul saya. Tidak puas dengan itu, laki-laki—yang bagi saya seperti raksasa itu—menendangi dan memukuli saya.

“Dan beberapa menit kemudian, laki-laki lain datang kepada saya. Saya masih menatap lantai.”

“Saya melihat bahwa ia sedikit lebih kecil. Saya memohon padanya. Saya memohon padanya untuk membawa saya. Saya sangat takut pada laki-laki yang datang pertama.

“Namun, orang yang membawa saya memaksa saya untuk masuk Islam. Saya menolak. Lalu, ia meminta saya setuju untuk dia nikahi.” “Namun, saya menolak.”



Nadia melanjutkan, “Malam itu dia memukuli saya. Dia memaksa saya untuk melepas pakaian saya. Lalu, dia menempatkan saya di sebuah ruangan dengan penjaga dan kemudian mereka melanjutkan untuk melakukan kejahatan mereka sampai saya pingsan.”

“Saya mohon Anda, menyingkirkan ISIS,” Nadia memohon kepada hadirin wakil dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB.

Nadia berhasil melarikan diri setelah tiga bulan mengalami penyiksaan, dan sekarang tinggal di Jerman, tetapi beberapa saudaranya dibunuh oleh militan ISIS.

PBB telah menyebut perlakuan ISIS terhadap orang-orang Yazidi sebagai genosida. Kelompok teror mengatasnamakan Islam itu meluncurkan kampanye pembunuhan, pemerkosaan, pelecehan, dan penyiksaan terhadap penduduk.

Banyak yang mendesak Dewan Keamanan PBB untuk merujuk masalah ini ke Pengadilan Kriminal Internasional untuk menuntut ISIS diadili.

Pertemuan pertama Dewan Keamanan PBB pada perdagangan manusia ini terjadi hanya sehari setelah mereka merilis pernyataan yang menyesalkan perdagangan orang oleh ISIS dan kelompok lain seperti Boko Haram.

Ini memperingatkan bahwa “tindakan-tindakan tertentu yang terkait dengan perdagangan manusia dalam konteks konflik bersenjata dapat merupakan kejahatan perang.”

Siapa Kaum Yazidi?

Siapa kaum Yazidi, dan mengapa  mereka diburu oleh ISIS? Komunitas ini sering juga disebut sebagai Yezidi, Daasin atau Ezidi, dan merupakan komunitas etnoreligius yang berbahasa Kurdi. Mereka mempraktikkan agama  kuno yang dipengaruhi oleh Assyirian pra-Islam, Sufi, Syiah Islam, Kristen Nestorian, dan Zoroastrianisme.

Kaum Yazidi memang sudah biasa disalahpahami oleh pihak lain. Mereka dipandang sebagai penyembah setan. Itu alasan terbesar mereka dibenci dan diserang oleh orang lain yang ingin menyingkirkan  mereka.

Komunitas Yazidi adalah salah satu yang tertua di Irak utara. Meskipun keyakinan mereka juga memiliki akar pada tradisi pra-Islam, komunitas Yazidi meyakini imam mereka, Sheikh Adi bin Musafir dianggap sebagai pendiri Yazidi. Dia adalah seorang pengkhotbah Sufi yang meninggal pada 1162. Makamnya di Lalish, dekat Mosul merupakan situs ziarah penting bagi Yazidi. (dailymail/dnindia/Telegraph)

Baca juga:


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home