Loading...
INSPIRASI
Penulis: Anil Dawan 20:56 WIB | Selasa, 16 Mei 2023

Ketaatan Karena Kasih

Ilustrasi. Pexels

SATUHARAPAN.COM - Taat berarti mengikuti perintah dan arahan, tidak melanggar ataupun menyimpang dari arahan aturan. Namun motivasi dibalik taat, bisa karena takut dihukum karena terpaksa melakukan karena enggan maupun segan. Bahkan ada yang taat karena ancaman hukuman. Mentalitas ketaatan yang hanya dibangun karena takut kepada sangsi atau hukuman, hanya melahirkan ketaatan situasional. Jika ada penegak hukum taat, jika tidak ada melanggar.

Ketaatan adalah sikap hati yang rela sedia menerima penugasan dan perintah, aturan ataupun kehendak dari otoritas ataupun pribadi yang kita yakini lebih besar dari diri kita untuk tujuan kebaikan kita. Ketaatan pada awalnya memang merupakan suatu tantangan karena harus menahklukan diri pada otoritas yang kita yakini lebih tinggi. Sekaligus dibalik taat tersimpan berkat, sebagai buah nikmat dari ketaatan. Sebaliknya ketidaktaatan berarti membawa pada keegoisan dan menjadikan ke”akuan” sebagai tuan dan raja, maka demi kesombongan semua aturan dilanggar begitu saja. Melalui Firman Tuhan, kita belajar bagaimana memahami dan mengekspresikan Ketaatan karena Kasih.

Ketaatan Ekspresi mengasihiNya.

Yohanes 14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Tuhan Yesus mengatakan bahwa antara kasih dan ketaatan adalah saling berpadanan. Pentingnya hubungan antara ketaatan dan kasih ini diulang Tuhan Yesus hingga beberapa kali yaitu di ayat 15, ayat 23, ayat 24. Pengulangan ini merupakan bentuk penekanan betapa pentingnya hdup dalam kasih kepada Allah dengan jalan dan cara menuruti dan mentaati segala perintahNya dan kehendakNya. Karena jika kita mengasihi (bahasa Yunani: Agapao) Tuhan dengan segenap hati, tanpa pamrih dan dengan tulus, maka kita juga akan menuruti segala perintahNya (bahasa aslinya: tereo yang artinya menyimpan dan memelihara.

Buah kasih adalah ketaatan. Kita sepakat dalam hal ini. Apa lagi bagi mereka yang sedang jatuh cinta. Biasanya orang mau melakukan apa saja yang diinginkan pasangannya. Yang penting hati pasangannya senang. Dan semuanya berdasarkan cinta. 14:23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia . 14:24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku , ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.

Sebuah ilustrasi yang menggambarkan ketaatan seorang anak berkisah demikian: “Memangnya kenapa nggak boleh, Pa?” tanya seorang anak ketika ayahnya melarangnya jajan es di sekolah. Ayahnya menjawab, “Minum es itu nggak baik, Nak.” Sedikit merajuk, anaknya membalas, “Satu saja kan nggak apa-apa, Pa.” Mendengar itu, ayah Nina berkata, “Kalau kamu sayang Papa, kamu nurut kata-kata Papa, ya.” Untuk sesaat anaknya terdiam, lalu ia mengangguk dan memeluk ayahnya. Hari-hari selanjutnya, Si anak menahan diri untuk tidak jajan es. Setiap kali melihat teman-temannya membeli es lilin, es serut, ataupun es teh manis, tentu saja ia tergoda. Namun, ia selalu membayangkan ayahnya dan juga perkataannya. Rasa sayang pada sang ayah timbul di hatinya dan tekadnya pun kembali kuat. Tanpa sepengetahuan si anak ternyata ayahnya mengawasinya. Ia mencari informasi dari guru-guru dan pegawai kantin. Betapa senang hatinya, saat ia mendapati anaknya benar-benar mentaati perintahnya. Meskipun ulang tahun si anak masih lama, tetapi ia mempersiapkan hadiah spesial, yang ia tahu akan membuat anaknya itu melonjak kegirangan.

Kasih kepada Allah akan membawa kita kepada kepatuhan dan ketaatan. Kasih akan membawa kita untuk menjalani semua tugas yang dibebankan kepada kita dengan setia. Sebagaimana Yesus, karena kasih-Nya menjadi taat kepada Sang Bapa. Dalam diri Yesus, buah kasih adalah kepatuhan. Tanpa kasih, kepatuhan hanyalah semu!. Tetapi, pengalaman hidup manusia menegaskan bahwa manusia, meski sungguh-sungguh mengasihi Allah, sering kali jatuh dalam ketidaktaatan juga. Terkadang tak gampang bagi kita untuk mengasihi Allah. Akal budi dan bibir lidah kita bisa saja menyatakan dengan tegas bahwa kita mengasihi Allah. Namun, ketika duka menerpa kita, persoalan menyelimuti kita, sering perasaan kita ikut-ikutan terombang-ambing; dan ujung-ujungnya kita malah menjauhi Allah dan hidup dalam ketidaktaan. Kita tidak lagi mengasihi Dia. Kalau sudah begini, maka kita pun menjadi enggan menuruti segala perintah-Nya.

Oleh karenanya dalam segala tugas, pekerjaan, pelayanan mari kita mengerjakannya dengan taat. Ketaatan yang dilandasi oleh kasih kepada Allah dan sekaligus kasih kepada sesama. Dan saat menghadapi tantangan untuk hidup taat, tetap kita menatap Kristus sebagai role model ketaatan dan menganugerahkan keselamatan. Dia taat sampai mati di kayu salib, demi mengerjakan keselamatan. Mengapa Yesus taat? Karena Tuhan Yesus mengasihi Sang Bapa. Tuhan Yesus adalah pokok ketaatan iman kita. Ketaatan Yesus Kristus teruji dan terbukti. Dalam hidup dan pelayananNya, hingga penderitaanNya, DIA mengalami banyak pencobaan, dan dari segala cobaan itu, kedapatan bahwa Ia tidak berbuat dosa (Ibrani 4:15). 3:18 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, 3:19 dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, 3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. Tuhan Yesus adalah pokok keselamatan sekaligus pokok ketaatan untuk membawa kembali orang-orang yang tidak taat kembali kepada ketaatan kepada Allah. Getsemani menjadi kisah konkret bagaimana Anak Allah percaya kepada Bapa-Nya. Kalimat ”Jadilah kehendak-Mu” muncul karena rasa percaya. Bahwa apa yang dirancangkan Bapa demi keselamatan manusia sungguh-sungguh jalan logis dan terbaik.

Kasih jugalah yang seharusnya menjadi modal setiap Kristen, pengikut Kristus. Berdasarkan kasih, maka hal yang tersulit pun biasanya dijalani dengan setia. Hal menuruti kehendak Tuhan sejatinya memang harus berdasarkan kasih. Sebab, jika tidak maka kita tak ubahnya budak! Jika tidak didasari kasih, maka yang terjadi hanyalah setumpukan beban kerja yang harus dijalani tanpa protes. Dan yang akan keluar dari mulut hanyalah serangkaian keluhan, bisa jadi malah gerutuan. Kepercayaan merupakan modal untuk taat. Ketaatan merupakan buah percaya. Ketika Saudara percaya kepada atasan Saudara, saudara pasti menaatinya. Banyak orang tidak taat karena dia tidak lagi memercayai atasannya. Mengapa mesti percaya kepada atasan? Sebab dialah orang yang paling bertanggung jawab atas maju atau mundurnya sebuah perusahaan. Jika Saudara tidak lagi memercayai atasan Saudara, maka mundur merupakan sebuah keniscayaan. Karena jika kita masih di situ, maka hati kita pasti akan terus merasa bersalah. Sebab ketataan kita semu belaka. Percaya bahwa apa yang diperintahkannya untuk kebaikan bersama.

Menghidupi Ketaatan dipandu Roh Kudus

14:16 Aku akan minta kepada Bapa , dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, 14:17 yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Ketaatan kepada perintah dan kehendak Allah ada dalam bimbingan dan pimpinan Roh Kudus yang merupakan pribadi ilahi dalam Trinitarian yang berperan sebagai Penolong. Peran Roh Kudus disini disebut sebagai Parakletos yaitu pribadi ilahi yang hadir dalam hati kita untuk menyertai, menghibur (comforter, advocate) sekaligus sebagai penghibur dan pembela untuk menyertai selama-lamanya.

Roh Kudus juga merupakan Roh Kebenaran atau Aletheia yaitu Roh yang menuntun setiap orang yang hidupnya dipenuhi dan dipimpin Roh Kudus sebagai kebenaran untuk hidup dalam kebenaran, kejujuran, yang sesuai dengan fakta dan realita yang ada. 14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus , yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Roh Kudus sebagai Roh Kebenaran juga akan menyertai dan berdiam di dalam diri kita. Janji penyertaan Tuhan Yesus juga dinyatakan kepada setiap orang yang percaya kepadaNya bahwa mereka tidak akan ditinggalkan sebagai yatim piatu, 14:18 Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu. Janji pemeliharaan Tuhan Yesus atas kehidupan para MuridNya berjalan dalam kondisi apapun, mereka tidak akan ditinggalkan dan dibiarkan dalam menjalankan ketaatan iman ditengah tantangan dunia sendirian, tanpa pengasuhan dan perlindungan.

14:19 Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup. 14:20 Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. 14:21 Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.". Tuhan Yesus menyatakan bahwa kasih dan ketaatanNya kepada BapaNya dan pemberian Roh Kudus sebagai Roh Kebenaran yang mendampingi orang percaya merupakan dasar bagi setiap orang percaya untuk terus setia hidup dalam ketaatan karena kasih.

Mari kita merenungkan apakah kita sudah hidup dalam ketaatan? Apakah ketaatan kita didasari karena kasih? Ataukah karena keterpakasaan atau karena ketakutan. Mari belajar taat dari perkara kecil, karena diujung ketaatan akan bermuara pada keselamatan. Lakukanlah segala ketaatan dengan senang dan gembira, walau sulit diawal akan tetapi akan berbuah manis untuk kehidupan kita selanjutNya. Belajar dari ketaatan Kristus yang menjadi panduannya. Apakah kita menghadapi tantangan dalam hidup mempraktekkan dalam ketaatan? Jangan pernah putus asa karena Roh Kudus akan menyertai sebagai Roh Penolong yang menuntun kita dalam segala kebenaranNya.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home