Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 14:44 WIB | Selasa, 26 Juli 2016

Ketumbar, Rempah Berkhasiat Antibakteri

Ketumbar (Coriandrum sativum, L.). (Foto: supraorganics.com)

SATUHARAPAN.COM – Ketumbar, kita kenal sebagai bumbu rempah yang digunakan dalam beberapa masakan tradisional Indonesia untuk penyedap rasa. Masakan yang dibubuhi ketumbar, tempe goreng atau ayam goreng contohnya, akan lebih sedap baik rasa maupun baunya.

Selain masakan tradisional Indonesia, biji ketumbar yang berbentuk butiran juga telah lama digunakan dalam masakan di Timur Tengah, Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Tenggara, Mediterania, Mexico, Texas, Amerika Latin, Tiongkok, dan Afrika. Sedangkan daunnya, digunakan sebagai rempah dalam masakan Asia Selatan, Tiongkok, dan Mexico, selain sup dan salad khas Thailand.  

Selain untuk masakan, ketumbar juga digunakan untuk bahan baku bermacam-macam obat, industri penyamak kulit, bahan baku pembuatan minyak wangi, dan bahan untuk minuman keras. Kandungan minyak atsiri dalam ketumbar termasuk golongan senyawa hidrokarbon beroksigen, yang menimbulkan aroma wangi.

Tanaman ketumbar menurut Wikipedia berasal dari sekitar Laut Tengah dan wilayah Kaukasus di Timur Tengah. Dalam perdagangan obat, ketumbar dinamakan fructus coriandri.

Dalam bahasa Inggris, ketumbar dikenal sebagai coriander dan di Amerika Latin dikenal sebagai cilantro. Tumbuhan ini berasal dari Eropa Selatan dan sekitar Laut Kaspia. Tanaman ketumbar memiliki nama ilmiah Coriandrum sativum, Linn. Di Indonesia, ketumbar juga dikenal dengan nama lokal, katuncar (Sunda), ketumbar (Jawa  dan Gayo), katumbare (Makassar dan Bugis), katombar (Madura), ketumba (Aceh), hatumbar (Medan), katumba (Padang), dan katumba (Nusa Tenggara).

Tanaman ketumbar ini ditanam di kebun-kebun daerah dataran rendah dan pegunungan. Seperti halnya seledri, tumbuhan ini hanya mencapai ketinggian satu meter dari tanah. Daunnya hijau dengan tepian bergerigi. Sedangkan, untuk bunga mejemuknya berbentuk payung bersusun berwarna putih dan merah muda. Buahnya berbentuk hampir bulat, berwarna kuning bersusun. Kalau matang, buahnya mudah dirontokkan. Setelah itu, buahnya dikeringkan.

Daun ketumbar dinamai coriander leaves, fresh coriander, chinese parsley, atau di Amerika Utara dikenal dengan nama cilantro. Daunnya mempunyai rasa yang berbeda dengan biji, dengan adanya semacam rasa citrus.

Ketumbar  seperti dikutip dari petanihebat.com, dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi hingga ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini dipanen setelah berumur tiga bulan, kemudian dijemur dan buahnya yang berwarna kecokelatan dipisahkan dari tanaman. Hasil panen umumnya dijual ke pasar tradisional untuk keperluan bumbu rumah tangga.

Tanaman ketumbar di Indonesia belum dibudidayakan secara intensif dalam skala luas. Penanaman hanya terbatas pada lahan pekarangan dengan sistem tumpangsari. Jarang ditanam secara monokultur. Daerah penanaman yang dianggap cocok dan sudah ada tanamannya adalah Cipanas, Cibodas, Jember, Boyolali, Salatiga, Temanggung, dan sebagian daerah di Sumatera Barat.

Khasiat Ketumbar

Manfaat dari tumbuhan ini sudah banyak dirasakan di berbagai negara. Ketumbar biasanya digunakan sebagai pelancar pencernaan, peluruh kentut (carminative), peluruh ASI, dan penambah nafsu makan.

Manfaat yang diambil dari ketumbar adalah dari daun, biji, dan buah. Dari semua bagian itu terdapat kandungan berupa sabinene, myrcene, a-terpinene, ocimene, linalool, geraniol, dekanal, desilaldehida, trantridecen, asam petroselinat, asam oktadasenat, d-mannite, skopoletin, p-simena, kamfena, dan felandren. Sedangkan biji ketumbar seperti dikutip dari dailyheal.com, mengandung berbagai macam mineral, yaitu kalsium, fosfor, magnesium, potasium, besi, vitamin C dan B, sebagai antioksidan.

Khasiatnya tak sebatas pelancar pencernaan saja. Ketumbar juga berguna untuk meredakan pusing, muntah-muntah, influenza, wasir, radang lambung, radang payudara, campak, masuk angin, tekanan darah tinggi, dan lemah syahwat.

Tim penelitian dari Fakultas Biokimia dan Bioteknologi, Universitas Annamalainagar  India, telah meneliti potensi antioksidan dari ekstrak biji Coriandrum sativum. Mereka membuktikan bahwa benih Coriandrum sativum tidak hanya memiliki sifat antihyperglycemic tetapi juga sifat antioksidan. Dengan demikian, peningkatan asupan makanan dari biji ketumbar mengurangi beban oksidatif pada diabetes mellitus.

Sedangkan tim peneliti dari Fakultas Biosains dan Bioteknologi Universitas Banahali Rajasthan India, meneliti khasiat profilaksis ketumbar pada tikus yang terkena timbal yang beracun. Hasilnya menunjukkan, dengan memberikan ketumbar secara signifikan akan dapat melindungi terhadap stres oksidatif, karena keracunan timbal. Namun, untuk penelitian ini masih perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengisolasi dan memurnikan prinsip aktivitas antioksidan dari tanaman ini.

Tim peneliti dari program studi Farmasi FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado, dikutip dari unrat.ac.id, meneliti ekstrak etanol buah ketumbar (Coriandrum sativum, Linn.). Hasil penelitian menunjukkan, ekstrak etanol dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih yang diinduksi aloksa, dan penurunan kadar gula darah hingga dapat mencapai kadar gula darah normal.

Minyak ketumbar juga memiliki khasiat antibakteri tinggi, seperti diteliti oleh tim peneliti dari Universitas Internasional Noida India. Hal ini dapat dimanfaatkan dengan baik untuk melawan racun bakteri patogen dalam makanan.

Selain untuk kesehatan, tanaman rempah ini diklaim sebagai bahan penyerap biomassa, yang dapat membersihkan logam-logam berat yang masuk ke air tanah. Hasil penelitian Ivy Tech Community College di Lafayette, Indiana, Amerika Serikat, seperti dilansir Voice of America, membuktikan ketumbar merupakan salah satu tanaman yang paling efektif untuk menyerap timbal dari air yang tercemar, atau dapat digunakan sebagai penyaring air untuk menyerap logam berat.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home