Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 15:11 WIB | Minggu, 17 November 2019

Khamenei Dukung Kenaikan Harga Bensin, 29 Tewas

Pemimpin Tertinggi Iran Khamenei mengatakan bahwa kenaikan harga bensin harus dilaksanakan. (Foto: AFP)

​DUBAI, SATUHARAPAN.COM - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak harus dilaksanakan dan menuduh kelompok "kontra-revolusi dan musuh-musuh Iran" telah melakukan "sabotase," stasiun televisi Iran melaporkan pada Minggu (17/11).

Khamenei juga menyebut mereka yang membakar properti publik adalah para 'bandit.'

"Saya tidak memiliki kepentingan dalam topik ini ... tetapi saya katakan jika kepala tiga cabang pemerintahan membuat keputusan saya akan mendukungnya," kata Khamenei, menambahkan: "Kepala pemerintahan telah membuat keputusan dan tentu saja harus diimplementasikan."

“Beberapa orang pasti tidak akan senang dengan keputusan ini. Namun, merusak dan membakar (milik umum) bukanlah pekerjaan rakyat, tetapi bandit,” katanya.

"Kontra-revolusi dan musuh-musuh Iran selalu mendukung sabotase dan rasa tidak aman seperti itu, dan sekarang mereka sibuk melakukan hal itu," kata Khamenei.

Orang-orang "yang waspada" di Iran harus "menjauhkan diri dari mereka yang menyebabkan kerusakan (fasilitas publik)," katanya.

Aksi protes meletus di kota-kota Iran pada hari Sabtu (16/11), dengan banyak pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan utama dengan mobil mereka dan membakar ban sambil meneriakkan "Kematian bagi diktator," sehari setelah pemerintah mengumumkan keputusan mengejutkan untuk menjatah dan menaikkan harga bensin.

Al Arabiya melaporkan setidaknya 29 orang dilaporkan telah tewas sejak demonstrasi dimulai, dan puluhan orang dirawat karena cedera. Pasukan keamanan yang membubarkan pengunjuk rasa di seluruh negeri menggunakan peluru, meriam air dan gas air mata telah menyebabkan jumlah korban tewas.

Khamenei mengatakan bahwa selama dua hari terakhir "semua pusat kejahatan dunia terhadap kita telah bersorak" kerusuhan.

Itu termasuk keluarga kerajaan Pahlavi yang digulingkan dalam Revolusi Islam 1979 dan kelompok Mujahidin Rakyat Iran (MEK), yang ia sebut pemuja "teroris."

"Apa yang saya minta adalah tidak ada yang membantu para penjahat ini," katanya, menyerukan kepada orang-orang untuk menjauhkan diri dari mereka yang memicu kerusuhan.

Protes meletus di setidaknya 53 kota, termasuk Mashhad, Sirjan, Poldokhtar, Ahwaz, Abadan, Khoramshahr, Tabriz, Shiraz, Isfahan, Birjand, Bandar Abbas, Bushehr, Shar-e Quds, Damavand, Sanandaj, Bandar Rig, Yazd, Babol , Rasht, Urmia, Garmsar, Neyshabur, Saqqez, Chabahar, Ahar, Rudehen, Eslamshahr, Teheran, Gachsaran, Zahedan, Fardis, Qazvin, Hamedan, Khorramabad, dan Kermanshah.

Iran sedang berupaya mengatasi sanksi Amerika Serikat yang sangat melemahkan ekonomi negara, protes tersebut menjadi tekanan baru pada pemerintah Iran setelah runtuhnya perjanjian nuklir 2015.

Iran memberlakukan penjatahan bensin dan menaikkan harga bensin setidaknya 50 persen hingga 300 persen pada hari Jumat (15/11), mengatakan langkah itu bertujuan membantu warga yang membutuhkan dengan pemberian uang tunai. (alarabiya.net)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home