Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Sabar Subekti 15:55 WIB | Kamis, 04 Februari 2021

Khasmir, Petugas Beri Makan Burung Migrasi, Karena Cuaca Dingin

Khasmir, Petugas Beri Makan Burung Migrasi, Karena Cuaca Dingin
Petugas perlindungan satwa liar, Sher Ali Parray, melempar padi ke permukaan beku lahan basah di Hokersar, utara Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, hari Jumat (22/1/2021.Para petugas memberi makan burung untuk mencegah kelaparan, karena kondisi cuaca di wilayah Himalaya memburuk menyusul dua musim hujan salju lebat sejak Desember. Suhu anjlok hingga minus 10 derajat Celcius. (Foto-foto: A /Dar Yasin)
Khasmir, Petugas Beri Makan Burung Migrasi, Karena Cuaca Dingin
Burung yang bermigrasi terbang di atas perairan beku di lahan basah di Hokersar, utara Srinagar, Kashmir yang dikendalikan India.
Khasmir, Petugas Beri Makan Burung Migrasi, Karena Cuaca Dingin
Sher Ali Parray, seorang pekerja perlindungan satwa liar, melempar padi ke permukaan beku lahan basah di Hokersar, utara Srinagar, Kashmir.
Khasmir, Petugas Beri Makan Burung Migrasi, Karena Cuaca Dingin
Mushtaq Ahmad, memimpin pekerja perlindungan satwa liar lainnya saat mereka membawa padi menuju perahu yang diparkir untuk memberi makan burung di lahan basah di Hokersar, utara Srinagar, Kashmir.

SRINAGAR, SATUHARAPAN.COM-Petugas perlindungan satwa liar, Ghulam Mohiuddin Dar, dan rekan-rekannya harus memecahkan es di lahan basah yang membeku, mendayung perahu mereka, dan menyebarkan biji-bijian untuk memberi makan burung-burung yang bermigrasi di Kashmir yang dikuasai India.

Petugas memberi makan burung untuk mencegah kelaparan, karena kondisi cuaca di wilayah Himalaya memburuk, dengan dua kali hujan salju lebat sejak Desember. Suhu anjlok hingga minus 10 derajat Celcius.

Sawah luas dan kebun apel diselimuti salju. Puluhan lahan basah dan danau, termasuk bagian dari Danau Dal yang terkenal, telah membeku.

Kicauan dan suara ratusan ribu burung yang mengunjungi Kashmir selama migrasi musim dingin mereka telah lama menjadi suara yang disambut baik oleh penduduk wilayah tersebut. Mereka datang dari Eropa timur, Jepang, dan Turki untuk mencari makan dan berkembang biak di lahan basah yang terletak di antara puncak gunung dan dataran tinggi di kawasan itu.

"Mereka adalah tamu kami," kata Dar pada hari yang dingin saat dia menebarkan biji-bijian di tempat makan burung di lahan basah Hokersar.

Para pejabat mengatakan setidaknya 700.000 burung telah berbondong-bondong ke Kashmir dalam dua bulan terakhir dan memperkirakan lebih banyak lagi akan tiba karena suhu meningkat pada bulan Februari.

Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah burung yang berkunjung telah menurun, yang menurut para ahli disebabkan oleh kombinasi perubahan iklim dan pembangunan perkotaan. Mereka mengatakan konstruksi di sekitar lahan basah, penumpukan sampah dan perubahan iklim Himalaya merambah lahan basah tradisional dan tempat bersarang burung.

Menurut penelitian terbaru oleh Universitas Kashmir, lahan basah Hokersar menyusut dari hampir 19 kilometer persegi pada tahun 1969 menjadi 12,8 kilometer persegi saat ini.

Tetapi situasi keamanan Kashimir yang tegang telah membuat penanganan masalah lingkungan menjadi lebih sulit di Lembah Kashmir yang terkenal dengan kumpulan besar lahan basah dan saluran air yang terhubung, yang dikenal dengan pemandangan indah dan padang rumput yang dipenuhi bunga.

Pertempuran selama puluhan tahun terjadi di kawasan itu melawan pemerintahan India. Puluhan ribu warga sipil, pemberontak, dan pasukan pemerintah tewas dalam konflik tersebut sejak 1989.

Wilayah pegunungan Kashmir, yang sebagian dikendalikan oleh negara tetangga Pakistan, dilintasi ratusan kilometer kawat berduri dan dipatroli oleh ratusan ribu tentara India. Wilayah itu diklaim oleh India dan Pakistan secara keseluruhan.

Para pencinta lingkungan mendesak warga untuk memberikan makanan kepada burung-burung dalam kondisi dingin. “Ini bukan hanya tugas resmi kami untuk memberi mereka makan, tetapi juga perintah dari Tuhan,” kata Dar. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home