Loading...
SAINS
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 11:01 WIB | Selasa, 11 Oktober 2016

Kiriman Air dari Katulampa Tak Pengaruhi DKI

Awan gelap disertai hujan lebat di kawasan Empang, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (9/10). BMKG Pusat mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang yang mencapai 25 knot atau 40 km/jam akibat terjadinya masa transisi menuju aktifnya Muson Asia hingga lima hari ke depan. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Meningkatnya debit air di Bendung Katulampa, Bogor, tak lagi menjadi ancaman untuk DKI Jakarta. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menemukan cara agar aliran air bisa dibagi dan tidak tertumpu pada satu pintu air saja, khususnya di Pintu Air Manggarai.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mengatakan, dia telah meminta agar empat pintu air di Manggarai selalu dibuka, dengan perrincian tiga pintu air yang mengarah ke Kanal Banjir Barat (KBB) dan satu pintu air mengarah ke Ciliwung Lama. Cara tersebut dinilai efektif untuk membagi aliran air.

"Kiriman dari Katulampa sudah bukan menjadi ancaman lagi bagi DKI sekarang. Setelah di Manggarai membuka tiga pintu ke arah Kanal Banjir Barat dan satu pintu ke arah Ciliwung Lama, selalu dibuka di posisi 100 sentimeter," kata Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, hari Selasa (11/10).

Menurutnya, sejak diberlakukan sistem tersebut debut air di Pintu Air Manggarai tidak pernah mencapai siaga 1. Air dibagi menuju Gajah Mada, Hayam Wuruk, Istiqlal, Tangki, hingga Gunung Sahari. Sebelumnya debit air di aliran tersebut selalu kosong, berbeda dengan saat ini yang selalu ada aliran air.

"Bisa dilihat di Manggarai pernah nggak sekarang siaga 1? Nggak pernah. Jadi Katulampa siaga 1 pun, Manggarai nggak pernah siaga 1. Apalagi Bukit Duri akan kami bereskan lagi. Sudah nggak ada cerita siaga 1," katanya.

Ahok menambahkan, yang bermasalah saat ini jika terjadi air pasang atau banjir rob dan sebagian pompa bermasalah, karena Jakarta berada di bawah muka air laut. Namun, jika aliran air diatur dengan baik, banjir bisa diminimalisir.

"Yang masalah kalau misalnya laut lagi pasang tinggi, pompa Ancol ada masalah. Mengatur airnya harus benar, membuang ke Pasar Ikan lewat Jembatan Merah. Nah, kalau Pasar Ikan nggak bisa menangani pun masuk Waduk Pluit. Waduk Pluit itu bisa posisi air minimal 2,8 setelah kita keruk lumpurnya," ujar dia. (beritajakarta.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home