KNKT Selidiki Kemungkinan Masalah Sistem Kendali Sebabkan Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air
Sebelumnya ada catatan tantang masalah di sistem autothrottle Boeing 737-500.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Penyelidik kecelakaan udara Indonesia sedang menyelidiki apakah ada masalah dengan sistem autothrottle, yang mengontrol tenaga mesin secara otomatis, berkontribusi pada kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 pada hari Sabtu (9/1) yang menewaskan 62 orang di dalamnya, kata seorang pejabat mengatakan pada hari Jumat (22/1).
Penyelidik dari Komite Keselamatan Transportasi Nasional (KNKT), Nurcayho Utomo, mengatakan, ada masalah dengan sistem autothrottleBoeing 737-500 yang dilaporkan setelah penerbangan beberapa hari sebelumnya.
"Ada laporan kerusakan pada autothrottle beberapa hari sebelumnya kepada teknisi di log perawatan, tapi kami tidak tahu apa masalahnya," katanya kepada Reuters. "Jika kami menemukan CVR (perekam suara kokpit), kami dapat mendengar diskusi antar pilot, apa yang mereka bicarakan dan kami akan tahu apa masalahnya."
Masih belum jelas apakah masalah dengan sistem autothrottleberkontribusi pada kecelakaan itu, kata Utomo, menambahkan dia tidak dapat mengingat tentang masalah lain yang diangkat dalam catatan pemeliharaan.
Pesawat boleh terbang dengan sistem autothrottleyang tidak berfungsi, karena pilot dapat mengendalikannya secara manual, katanya.
Sriwijaya Air mengaku belum bisa mengomentari soal teknis yang menyangkut penyidikan sebelum ada pernyataan resmi KNKT. Laporan pendahuluan diharapkan akan dikeluarkan dalam waktu 30 hari setelah kecelakaan itu, sesuai dengan standar internasional.
Masalah Aotothrottle?
Flight data recorder (FDR) pesawat telah ditemukan dan dibaca oleh penyelidik, tetapi pencarian bawah air untuk unit memori CVR di lokasi kecelakaan di Perairan Kepulauan Seribu, Laut Jawa, masih terus berlanjut.
Mengutip sumber yang dekat dengan penyelidikan, Wall Street Journal (WSJ)pada hari Kamis (21/1) melaporkan data FDR menunjukkan sistem autothrottletidak beroperasi dengan baik di salah satu mesin pesawat saat naik, ketika berangkat dari Jakarta menuju Pontianak.
Tidak mematikan sistem, data FDR mengindikasikan pilot mencoba untuk membuat throttleyang macet itu berfungsi, kata WSJ.Itu bisa menciptakan perbedaan tenaga yang signifikan antar mesin, membuat jet lebih sulit dikendalikan.
Sebelumnya diberitakan bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak dilaporkan hilang kontak pada hari Sabtu (09/1/2021) sekitar pukul 14.40 WIB. Pesawat jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada koordinat. Pesawat itu berangkat dari Bandar Udara Soekarno-Hatta mengangkut 62 penumpang, terdiri dari enam awak aktif, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi dan enam awak lain sebagai penumpang. (Reuters/WSJ)
Editor : Sabar Subekti
Siapakah Abu Mohammed al-Golani, Pemimpin Pemberontak Yang S...
ALEPPO, SATUHARAPAN.COM-Selama belasan tahun terakhir, pemimpin militan Suriah, Abu Mohammed al-Gola...