Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 15:50 WIB | Kamis, 31 Maret 2016

Komandan ISIS, Abu Al-Hija, Tewas oleh Serangan Drone

Puing-puing bangunan kuno kota Malmyra di Suriah yang dikuasai ISIS, dan direbut kembali oleh pasukan pemerintah Suriah hari MInggu (27/3) dalam keadaan rusak berat. (Foto: dari SANA)

DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM – Seorang komandan tinggi Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak di kota Raqa, basis utama kelompok di Suriah, hari Rabu (30/3).

Kelompok monitor hari Kamis (31/3) mengatakan bahwa serangan pesawat tak berawak (drone) di dekat Raka, ibu kota kelompok yang juga disebut ISIS (Islamic State of Iraq and Syria), menewaskan seorang komandan militan, Abu Al-Hija, yang tengah menuju Provinsi Aleppo atas perintah pimpinan ISIS.

Terbunuhnya pimpinan tinggi ISIS ini adalah yang terbaru dalam serangkaian serangan kepada kelompok ini dalam beberapa pekan terakhir. Serangan ini terjadi beberapa hari setelah pasukan pemerintah Suriah yang didukung Rusia merebut kembali kota kuno Palmyra dari cengkeraman ISIS.

Al-Hija adalah seorang Tunisia, dan dia menjadi komandan tinggi ISIS. Dia tewas, oleh serangan pesawat tak berawak yang "kemungkinan besar dioperasikan oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat", kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Dia tengah dalam perjalanan ke Suriah dari Irak atas perintah dari pimpinan ISIS,  Abu Bakr Al-Baghdadi, kata kelompok pemantau yang berbasis di Inggris itu.

Kepemimpinan ISIS Melemah

Abu al-Hija adalah senior terbaru ISIS, dan anggota kelompok itu terbunuh dalam beberapa pekan terakhir.

Pekan lalu, pasukan AS membunuh Wakil Pimpinan kelompok ISIS, Abd ar-Rahman Mustafa Al-Qaduli. Awal bulan ini salah satu komandan paling terkenal kelompok itu, Omar al-Shishani, juga tewas.

"Kepemimpinan ISIS sedang lemah," kata Direktur Observatorium itu,  Rami Abdel Rahma, kepada AFP. "Tanpa infiltrasi ke kelompok ISIS, pembunuhan ini tidak akan mungkin terjadi."

Pasukan pemerintah Suriah yang didukung pasukan Rusia merebut Palmyra pada hari Minggu (27/3). Kota itu dikenal sebagai "Mutiara dari Gurun" dengan deretan kuil dan pilar yang menakjubkan. Kekalahan di Palmyra menjadi pukulan terbesar bagi kelompok ISIS di Suriah.

Sementara Rusia dan Amerika Serikat yang berada dalam pihak yang berseberangan dalam konflik Suriah, tetap berupaya untuk menghancurkan kelompok militan yang dikenal sebagai teroris dan melakukan banyak kekejaman.

"Jelas bahwa Rusia dan Amerika Serikat yang mengkoordinasikan serangan terhadap kelompok ISIS," kata Abdel Rahman.

Abu al-Hija diperintahkan oleh Baghdadi untuk pergi dari Irak ke Provinsi Aleppo di dekat perbatasan Turki, untuk mengawasi perlawanan ISIS menghadapi serangan oleh pejuang yang didukung AS dari Pasukan Demokratik Kursi Suriah.

"Pertempuran sengit terjadi dalam empat atau lima hari terakhir, dan bisa menyebabkan kelompok ISIS terusir dari daerah itu menuju  Provinsi Raqa," kata Abdel Rahman.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home