Loading...
RELIGI
Penulis: Melki Pangaribuan 17:06 WIB | Rabu, 27 November 2019

Konferensi Internasional Bahas Penganiayaan Kristen di Dunia

Para patriark (Batrik), kardinal, politisi, dan kristen dari seluruh dunia berada di Budapest, Hungaria. (Foto: catholicnewsagency.com)

BUDAPEST, HUNGARIA, SATUHARAPAN.COM - Para patriark (Batrik), kardinal, politisi, dan kristen dari seluruh dunia berada di Budapest minggu ini untuk mengikuti Konferensi Internasional tentang Penganiayaan Kristen.

“Kami punya 245 juta alasan untuk berada di sini. Ini adalah berapa banyak orang yang dianiaya setiap hari karena kepercayaan Kristen mereka,” kata Sekretaris Negara Hungaria untuk Bantuan Orang Kristen Teraniaya, Tristan Azbel pada pembukaan konferensi, hari Selasa (26/11/2019), seperti dilansir catholicnewsagency.com.

Azbel telah menjadi kekuatan pendorong dibalik Hungaria Helps, sebuah inisiatif pemerintah untuk menyediakan bantuan internasional khusus untuk komunitas Kristen yang dianiaya di Timur Tengah. Hungaria Helps membedakan Hungaria dari kebanyakan pemerintah Eropa.

Bashar Matti Warda, Uskup Agung Arbil Ritus Kaldea di Irak, mengatakan kepada Catholic News Agency bahwa ia berharap untuk melihat lebih banyak pemimpin Eropa mengakui dan menanggapi fakta bahwa orang-orang Kristen dianiaya di Timur Tengah.

"Saya akan meminta para pemimpin Eropa untuk menyadari fakta bahwa orang-orang Kristen dianiaya karena sampai sekarang suara ini masih lemah. Hungaria dan Polandia telah melakukan hal yang benar untuk mengatakan dengan jelas dan keras: Orang-orang Kristen dianiaya," kata Warda.

Sejak pemerintah Hungaria mengadakan Konferensi Internasional tentang Penganiayaan Kristen pertama pada tahun 2017, acara ini dihadiri 650 peserta dari lebih dari 40 negara, dua kali lipat dari peserta sebelumnya.

"Apa yang menyatukan kita adalah penyebab orang-orang Kristen yang dianiaya di Timur Tengah, dan pencarian kita akan unsur-unsur yang menyebabkan situasi-situasi yang mengerikan ini bagi komunitas-komunitas Kristen paling kuno di Timur," kata Mar Gewargis III, Patriarkh Gereja Asiria Timur (Assyrian Church of the East) dalam konferensi itu.

Konferensi yang dilaksanakan pada 26-28 November 2019 itu telah menarik banyak pemimpin Kristen Suriah, Irak, dan Libanon, termasuk Patriarkh Gereja Ortodoks Syria Antiokhia, Moran Mor Ignatius Aphrem II; Uskup Agung Katolik Kaldea Mosul, Najib Mikhael Moussa; dan Pendeta Joseph Kassab, Kepala Komunitas Injili Suriah dan Lebanon.

 

 

Percakapan yang tidak untuk direkam pada 25 November sehari sebelumnya berbicara tentang lanskap Islam di "dunia pasca-ISIS," dan peran LSM dalam membantu masyarakat yang dianiaya.

Dalam pidatonya Uskup Agung Keuskupan Ortodoks Armenia di Damaskus Armash Nalbandian menyoroti penganiayaan yang ditargetkan terhadap orang-orang Kristen yang masih menjadi ancaman saat ini di Suriah.

“Bahkan sebulan yang lalu, seorang pria bersenjata menembak mati Pastor Hovsep Bedoyan, Kepala Komunitas Katolik Armenia di Suriah, Qamishli, dekat perbatasan Turki dan ayahnya, Abraham Bedoyan ... Serangan itu diklaim oleh kelompok Negara Islam," kata Nalbandian.

"Media lokal melaporkan tiga pemboman di Qamishli, yang terjadi pada hari yang sama dengan pembunuhan itu, dan juga diklaim oleh ISIS, menunjukkan kekhawatiran bahwa gerilyawan juga mengoordinasikan serangan terhadap orang-orang Kristen di kota itu," tambahnya.

Para pembicara Katolik di konferensi itu termasuk Kardinal Péter Erdo, Uskup Agung Esztergom-Budapest; Kardinal Gerhard Ludwig Muller, mantan Prefek Kongregasi bagi Doktrin Iman (CDF); Uskup Agung Antoine Camilleri, nuncio apostolik Etiopia; Uskup Oliver Dashe Doeme dari Keuskupan Maiduguri, Nigeria.

Selain itu Uskup Matthew Hassan Kukah dari Keuskupan Sokoto, Nigeria, dan Uskup Agung Ephrem Yousif Abba Mansoor dari Keuskupan Agung Baghdad, yang mewakili Patriark Antiokhia dan Syria, Ignatius Ephrem Joseph III Younan.

Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban memberikan pidato pleno pada konferensi tersebut. Presiden AS Donald Trump juga menulis surat kepada para peserta konferensi, yang dibacakan dengan lantang oleh asistennya Joe Grogan.

"Orang Hungaria percaya nilai-nilai Kristiani mengarah pada kedamaian dan kebahagiaan dan inilah mengapa Konstitusi kita menyatakan bahwa perlindungan agama Kristen adalah kewajiban bagi negara Hungaria, itu mewajibkan kita untuk melindungi komunitas Kristen di seluruh dunia yang menderita penganiayaan," kata Orban.

Pemerintah Hungaria dan AS sepakat pada November ini untuk bersama-sama mendanai proyek pembangunan kembali di Qaraqosh, kota terbesar di Irak yang mayoritasnya Kristen.

“Jumlah orang Hungaria mencapai 0,12 persen dari populasi dunia. Apakah ada gunanya bagi negara sebesar itu untuk membela perlindungan orang Kristen? Jawaban kami adalah ya,” kata perdana menteri Orban.

Wakil Presiden Asosiasi Penginjilan Billy Graham, Viktor Hamm mengingatkan konferensi bahwa rakyat Hungaria sendiri menderita penganiayaan Kristen di masa lalu yang tidak terlalu jauh dialaminya di bawah pendudukan Soviet.

Hamm sendiri dilahirkan di kamp kerja Soviet di tempat yang sekarang menjadi Rusia barat laut. “Kakek saya dieksekusi oleh rezim Soviet. Ayah saya menghabiskan bertahun-tahun di gulag,” katanya.

Pendeta Evangelikal Andrew Brunson juga hadir di konferensi itu pada gala makan malam “Thanksgiving”. Brunson dibebaskan pada Oktober 2018 setelah dipenjara selama dua tahun di Turki.

"Salib yang membawa tubuh penyelamat dunia, dan yang mengilhami kehidupan orang-orang kudus dan imam-imam di Gereja selama 2 milenium berlanjut hari ini menjadi cahaya penuntun ... yang mendorong para murid Tuhan hari ini untuk mengambil bagian dalam salibnya,” kata Kardinal Mueller di konferensi.

“Jadilah penganjur kedamaian, dan lanjutkan kesaksian bisu tentang kehadiran Tuhan di dunia,” katanya.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home