Korban Longsor Tambang di Solok Yang Ditemukan Bertambah Jadi 13 Orang
Operasi pencarian korban dihentikan, karena semua 25 orang yang dilaporkan ditemukan, termasuk 12 yang mengalami luka-luka.
SOLOK, SATUHARAPAN.COM-Jumlah korban tewas setelah tanah longsor di sebuah tambang ilegal di Indonesia bagian barat bertambah menjadi 13 orang pada hari Minggu (29/9), kata seorang pejabat, saat upaya pencarian korban lainnya berakhir.
Hujan deras menyebabkan tanah longsor di lokasi penambangan ilegal terpencil pada hari Kamis (26/9) malam di Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat, di mana petugas penyelamat harus berjalan selama berjam-jam dari desa terdekat untuk mencapai daerah tersebut.
Juru bicara badan mitigasi bencana provinsi, Ilham Wahab, mengatakan 13 orang ditemukan tewas, sementara 12 lainnya terluka, sehingga jumlah korban tewas bertambah dua orang.
“Karena semua korban diperkirakan 25 orang yang dilaporkan telah ditemukan dan dievakuasi, kami memutuskan untuk menutup operasi pencarian dan penyelamatan,” kata Ilham.
Namun, ia mengatakan posko pelaporan publik akan tetap dibuka selama tujuh hari ke depan untuk memungkinkan keluarga melaporkan kerabat yang hilang kepada pihak berwenang.
Tambang tanpa izin umum terjadi di banyak kepulauan Asia Tenggara yang kaya mineral, di mana lokasi yang terbengkalai menarik penduduk setempat yang mencari sisa bijih emas tanpa peralatan keselamatan yang memadai.
Indonesia rawan longsor selama musim hujan, biasanya antara November dan April, tetapi beberapa bencana yang disebabkan oleh cuaca buruk telah terjadi di luar musim tersebut dalam beberapa tahun terakhir. (dengan AFP)
Editor : Sabar Subekti
D'Masiv Meriahkan Puncak Festival Literasi Maluku Utara
TERNATE, SATUHARAPAN.COM - Grup band papan atas tanah air, D’Masiv hadir sebagai guest star da...