Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 16:28 WIB | Jumat, 25 Mei 2018

Korut Ingin AS Pertimbangkan Lagi Pembatalan KTT Trump-Kim

Para pengunjung melewati layar televisi yang sedang menampilkan gambar Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Stasiun Kereta Seoul di Seoul, Korea Selatan, 18 Mei 2018. (Foto: VOA)

PYONGYANG, SATUHARAPAN.COM - Korea Utara (Korut) hari Jumat (25/5) mengatakan pihaknya masih bersedia untuk duduk dan berunding dengan Amerika Serikat (AS) “kapan saja, dalam format apa saja.”

Pernyataan itu disampaikan beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump secara tiba-tiba membatalkan rencana KTT-nya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Kim Kye Gwan mengatakan Korea Utara “bersedia memberi AS waktu dan kesempatan” untuk mempertimbangkan lagi perundingan yang rencananya diadakan 12 Juni di Singapura. Kini perhatian kembali kepada Trump untuk merespon langkah Korea Utara yang sepertinya bersahabat itu.

Batalnya diplomasi bisa berarti Korea Utara akan kembali melakukan uji coba nuklir yang dikhawatirkan masyarakat internasional.

Sejak Januari, Kim telah mengambil pendekatan luar negeri yang lebih lembut, seperti mengirim adiknya ke Olimpiade di Korea Selatan, bertemu dengan mitranya dari Korea Selatan di perbatasan, dan memusnahkan sebagian lokasi uji coba nuklirnya.

PBB Prihatin Pembatalan KTT

Sekretaris Jendral PBB, Antonio Guterres. hari Kamis (24/5) mengatakan ia ‘’sangat prihatin’’ dengan pembatalan KTT yang direncanakan antara Presiden Amerika Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Guterres mengatakan kepada hadirin di Universitas Jenewa bahwa ia menyerukan kepada kedua pihak untuk tetap berupaya “menemukan jalan mencapai denuklirisasi yang damai dan dapat dipantau di Semenanjung Korea.”

Guterres menyampaikan pernyataan itu ketika memaparkan agenda perlucutan senjata tersebut hari Kamis, dan memperingatkan bahwa perjanjian nuklir antar negara kini berada dalam kondisi terancam, yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Guterres mengatakan negara-negara nuklir harus melakukan lebih banyak hal untuk mempromosikan perlucutan senjata, dengan menempatkan tanggung jawab khusus pada Rusia dan Amerika, untuk memperbaiki “kemunduran-kemunduran” di bidang sejak pasca Perang Dingin.

Guterres menyambut baik upaya Uni Eropa dan negara-negara lain yang tetap berpegang pada perjanjian nuklir dengan Iran, yang telah ditinggalkan oleh Amerika.(VOA)

 

 

Editor : Melki Pangaribuan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home