Loading...
RELIGI
Penulis: Bayu Probo 11:50 WIB | Selasa, 01 Desember 2015

Kota Bawah Tanah Komunitas Purba Kapadokia Ditemukan

Kota bawah tanah di Kapadokia, Turki. (Foto-foto: Hurriyet Daily)

NEVSEHIR, SATUHARAPAN.COM – Sebuah kota bawah tanah ditemukan kawasan wisata Kapadokia di Turki. Jauh lebih tua daripada kota bawah tanah sejenis di Kaymakli dan Derinkuyu—juga di Kapadokia—dan merupakan permukiman permanen.

Diberitakan oleh hurriyetdailynews.com, akhir November lalu, penemuan ini akan “menulis ulang sejarah kota,” menurut wali kota Nevsehir, Provinsi Anatolia Tengah, Turki. Ia menambahkan mereka menemukan bahwa orang-orang pernah tinggal secara permanen di kota bawah tanah itu. Tidak seperti kota-kota lain—sebagian besar rumahnya diukir di batu karang—untuk perlindungan sementara.

Hasan Unver, wali kota Nevsehir, tempat Kapadokia, mengatakan temuan baru kota bawah tanah diduga bertarikh hingga era Het. Orang Het di Alkitab disebut-sebut sejak zaman Abraham. Mereka adalah bangsa besar yang menguasai daerah Turki modern berpusat di Anatolia Tengah—di utara Lebanon. Uria, suami Betsyeba—setelah dibunuh Daud, istrinya diperistri Daud—adalah orang Het.

“Kami telah mencapai penemuan yang signifikan; terowongan panjang dan ruang tempat orang tinggal bersama-sama. Tempat minyak biji rami diproduksi, kapel, dan terowongan menggabungkan berbagai ruang hidup di kota bawah tanah yang ditemukan,” kata Unver. Keberadaan kapel menandakan komunitas Kristen mula-mula juga pernah tinggal di situ.

Komunitas Kristen Purba di kawasan Asia Kecil pada masa pemerintah Romawi mendapat banyak penganiayaan. Dan, kota-kota bawah tanah menjadi perlindungan.

Kota bawah tanah ditemukan oleh Administrasi Pembangunan Perumahan Turki (TOKI) dalam proyek transformasi perkotaan. Sekitar 1.500 bangunan yang terletak di dalam dan sekitar benteng Nevşehir dihancurkan, dan kota bawah tanah ditemukan ketika mulai pembersihan lahan untuk membangun gedung baru mulai.

“Ini adalah sebuah kota bawah tanah yang nyata tempat mereka tinggal secara permanen dan tidak seperti kota-kota bawah tanah lain di mana mereka tinggal sementara,” kata Unver. “Kami juga mendapat informasi yang sangat penting dan penemuan tentang sejarah dunia.”

Wali kota mengatakan mereka merencanakan untuk melakukan pembukaan bagian pertama dari penggalian kota bawah tanah pada tahun 2017. Ekskavasi dilakukan di bawah bimbingan arkeolog Semih Istanbulluoglu dan kendali dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Istanbulluoglu bahkan menduga sejarah kota bawah tanah bisa ditarik sebelum era orang Het. Namun, menambahkan informasi ini akan dikonfirmasi setelah finalisasi pekerjaan laboratorium atas penggalian itu.

Dia menambahkan mereka telah menemukan pipa tembakau yang terbuat dari meerschaum, menambahkan mereka belum bisa memastikan penanggalannya dengan pasti.

“Ini dapat memberikan informasi yang jelas tentang sejarah umat manusia,” kata Istanbulluoglu.

Perwakilan UNESCO Ashish Kothari telah memeriksa kota bawah tanah pada bulan Juni dan diberi tahu tentang pekerjaan restorasi saat ini di wilayah tersebut. Di situ, ia mengambil foto dari artefak sejarah yang digali selama penggalian.

Daerah di sekitar kota bawah tanah di Nevşehir dikenal di seluruh dunia dengan nama “Kota Cerobong Asap Dunia Peri” karena terdapat formasi batuan berbentuk cerobong asap. Daerah itu sudah masuk daftar warisan dunia UNESCO.

Ozcan Çakir, profesor di departemen teknik geofisika dari Universitas 18 Maret dan terlibat dalam penggalian kota bawah tanah, telah mengatakan selama awal-awal penemuan kota pada akhir 2014 mereka percaya terowongan itu digunakan untuk membawa produk pertanian.

“Kami percaya bahwa orang-orang, yang bergerak di bidang pertanian, menggunakan terowongan untuk membawa produk pertanian ke kota. Kami juga memperkirakan bahwa salah satu terowongan lewat di bawah Nevşehir dan mencapai ke sumber air yang jauh,” kata Çakir.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home