Kremlin Bantah Terlibat Skandal dalam Pilpres AS 2016
MOSCOW, SATUHARAPAN.COM - Kremlin, hari Senin (19/2) membantah keterlibatan pemerintah Rusia dengan mencampuri pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016.
Juru bicara Dmitry Peskov mengatakan kepada para wartawan tuduhan itu tidak berdasar.
Komentar Rusia itu dikeluarkan setelah penyelidik khusus Amerika menuduh 13 warga Rusia dan tiga badan hukum Rusia melakukan “perang informasi” illegal untuk mengganggu pemilihan untuk menguntungkan Presiden Donald Trump.
Dakwaan oleh mantan Direktur FBI Robert Mueller atas campur tangan Rusia itu mengemukakan argumentasi bahwa Internet Research Agency, perusahaan media social yang berbasis di St. Petersburg, yang mempunyai hubungan dengan Kremlin, 12 dari karyawannya dan pendukung keuangannya, mendalangi usaha tersebut.
Dokumen dakwaan 37-halaman itu menuduh bahwa orang-orang Rusia itu berusaha mengkoordinasikan usaha mereka dengan para anggota kampanye Trump, tetapi dokumen itu tidak menuduh siapapun dari kampanye Trump berkolusi dengan Rusia.
Trump telah lama berkeras bahwa kampanyenya tidak berkolusi dengan Rusia, biarpun sementara masyarakat intelijens Amerika dan sekarang Mueller telah menyimpulkan bahwa Rusia melakukan kampanye yang luas untuk mencampuri pemilihan itu guna membantu memenangkan Trump.
Dakwaan itu merupakan pertama kalinya kantor Mueller mengenakan tuduhan terhadap warga Rusia dan badan hukum Rusia atas campur tangan dalam pemilihan presiden Amerika tahun 2016. (VOA)
Editor : Melki Pangaribuan
Hamas dan Fatah Hampir Sepakat Siapa Akan Mengawasi Gaza Pas...
KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Para pejabat Palestina mengatakan kelompok Palestina Fatah dan Hamas hampir m...