Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 23:36 WIB | Sabtu, 01 Oktober 2016

Kristen Injili Diramalkan Menang Besar di Pemilu Brasil

Sebuah banner kampanye yang meminta pemilih untuk memberikan suara kepada Pendeta Silas Malafaia dan anggota parlemen Alexandre Isquierdo. Foto diambil di Rio de Janeiro, Brasil (29/9) (Reuters)

SAO PAULO, SATUHARAPAN.COM - Para kandidat Kristen Injili diramalkan akan menang besar dalam pemilu lokal di Brasil hari Minggu (1 Oktober) ini.

Kandidat dari kalangan Kristen Injili ataupun kandidat yang didukung kalangan ini, dalam pemilu saat ini mendapat keuntungan dari peraturan baru yang melarang perusahaan memberikan donasi kampanye.

Pada saat yang sama, peraturan di Brasil masih memperbolehkan individu untuk memberikan sumbangan kampanye. Dan ini dimanfaatkan oleh individu-individu Kristen Injili untuk memberikan donasi.

Kebangkitan besar Kristen Injili di Brasil, menurut laporan christiantoday.com,  telah berlangsung dalam dekade terakhir, khususnya dewasa ini, ketika para pendeta berpengaruh  mengarahkan jemaat mereka, yang seringkali jumlahnya ribuan, untuk menyumbang kepada individu politisi.

Salah satu kandidat dari Kristen Injili adalah Marcelo Crivella, pendiri Partai Republik Brasil (PRB) dan uskup di Universal Church of the Kingdom of God. Ia bertarung untuk memperebutkan kursi wali kota Rio de Janeiro.

Crivella adalah keponakan dari Edir Macedo, uskup yang memimpin gereja dimana Crivella melayani. Edir Macedo terkenal sebagai pendeta dengan teologi kemakmurannya, dan merupakan salah seorang terkaya di dunia.

Di Sao Paulo, seorang kandidat dari Kristen Injili juga ikut dalam pertarungan. Namanya Celso Russomanno. Ia dicalonkan oleh PRB, dan menurut Datafolha, ia berada di urutan kedua yang dijagokan.

Baik pendeta maupun politisi konservatif di Brasil umumnya mengkhotbahkan kampanye  melawan korupsi, menentang pernikahan gay dan aborsi.

Perlu dicatat, gereja-gereja Injili di di Brasil telah berkembang dengan pesat  termasuk dalam hal pengaruh politik.

Dua tahun yang lalu The Guardian melaporkan: "pengaruh politik mereka terlihat. Sementara Gereja Katolik telah lama memainkan pengaruh di balik layar, pendeta Kristen Injili menunjukkan otot politik mereka terang-terangan tahun lalu (2013), demonstrasi publik terbesar di Brasil bukanlah protes politik, melainkan demonstrasi di bulan Maret untuk Yesus, yang membawa 800.000 orang ke jalan-jalan São Paulo. "

Michael Temer, 75, seorang Katolik, telah menempatkan sejumlah tokoh Kristen Injili yang berpengaruh untuk menempati beberapa posisi puncak ketika ia menjadi pelaksana tugas presiden dan kemudian menjadi presiden setelah Dilma Rousseff dimakzulkan.

Salah satu yang dia andalkan adalah Marcos Pereira, uskup lain gereja Universal Church of The Kingdom of God.

The Washington Post melaporkan awal tahun ini: "Sama seperti Pdt Jerry Falwell muncul sebagai kekuatan moral di Amerika Serikat pada 1980-an, pemimpin injili Brasil telah beranjak dari pinggiran ke pusat kekuasaan. Gerakan mereka bukanlah upaya yang terkoordinasi untuk mengambil kekuasaan, tetapi reaksi akar rumput terhadap sekularisme, homoseksualitas dan perubahan yang diperkenalkan selama 13 tahun kekuasaan Partai Buruh berhaluan Marxis."

Pekan ini, Bloomberg menganalisis aspek politik dan keuangan di Brasil dan mengatakan bahwa pemilu nasional hari Minggu untuk memilih walikota dan dewan kota di lebih dari 5.500 kota akan memberikan titik pandang pertama politik Brasil setelah pemakzulan. Hasil pemilu ini akan menjadi indikasi partai mana yang memiliki posisi yang baik untuk mendukung calon di pemilihan  presiden tahun 2018.

Hindustantimes pernah melaporkan bahwa penganut Kristen Injili di negara berpenduduk mayoritas Katolik ini, telah berkembang pesat. Jika jumlahnya  hanya enam persen dari populasi pada tahun 1980, sekarang sudah mencapai  22 persen, sedangkan jumlah penganut  Katolik telah menurun dari 90 persen menjadi 63 persen.

Apabila diasumsikan tingkat pertumbuhannya tetap demikian, Kristen Injili diperkirakan menjadi mayoritas pada tahun 2040.

"Kristen Injili telah menyebar karena urbanisasi yang intens selama 50 tahun terakhir," kata Edin Abumanssur, seorang ahli agama di  Universitas Katolik Sao Paulo.

"Pesan Pentakostal yang diberitakan di pinggiran-pinggiran kota  memberi penekanan bahwa individu bertanggung jawab atas perilakunya jika ia menginginkan pertolongan dari Allah," lanjut dia.

"Iman  semacam ini bekerja dengan baik di kota-kota."

Pengaruh gerakan keagamaan ini terlihat di mana-mana. Buku-buku paling laris di Brasil selama dua tahun terakhir ialah sejenis otobiografi Edir Macedo, yang pada 1977 mendirikan Universal Church of Kingdom of God  yang sangat berpengaruh. Ia memiliki grup media terbesar nomor tiga di Brasil.

Di parlemen, politisi dari sayap Kristen Injili juga mengembangkan kekuatan, sementara  superstar lapangan sepakbola Neymar memiliki tato salib di lehernya.

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home