Loading...
HAM
Penulis: Prasasta Widiadi 13:22 WIB | Senin, 28 November 2016

Kristen Teraniaya Paling Banyak di Irak dan Suriah

Ilustrasi. Kuburan masal Yazidi ditemukan di dekat Sinjar, Irak. Mereka korban genosida oleh ISIS yang menganggap Yazidi sebagai ''penyembah setan.'' (Foto: iraqinews.com)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Organisasi yang mengawasi Penganiayaan Terhadap Kristiani di Dunia, Aid to the Church in Need (ACN) mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebut Irak dan Suriah berada dalam daftar tujuh negara yang mendapat catatan terburuk penganiayaan terhadap umat Kristiani.

Seperti yang diberitakan di Christian Daily, hari Sabtu (26/11) umat Kristen di sejumlah negara menghadapi penganiayaan dan kekerasan, negara tersebut anatara lain  Afganistan, Irak utara, Nigeria, Korea Utara, Arab Saudi, Somalia, dan Suriah.

Dalam pernyataan resmi ACN yang dirilis hari Kamis (24/11) tentang Kebebasan Beragama di Dunia pada 2016, sejumlah kasus intoleransi yang berkembang intoleransi yang terjadi dari Juni 2014 hingga Juni 2016, dalam periode tersebut merupakan tahapan yang sama saat popularitas Islamic State Iraq and Syria (ISIS) naik. 

“Bentuk Islam yang jahat dan ekstrem muncul sebagai ancaman utama terhadap kebebasan beragama, dan dari kelompok ini juga terdapat banyak penyebab utama penganiayaan di banyak kasus-kasus terburuk," demikian kutipan laporan tersebut.

Berdasarkan laporan tersebut kelompok  Kristen, Yazidi, dan kelompok-kelompok lain yang ditargetkan dalam genosida ISIS di Irak dan Suriah mengalami sejumlah tindakan penyiksaan dan penindasan.

Beberapa tindakan mengerikan dari militan yang pembunuhan massal, pemerkosaan, pembakaran hidup-hidup, penyiksaan ekstrim, penyaliban, membuang orang-orang dari bangunan, dan bentuk eksekusi brutal lainnya.

Laporan ini menyebut dengan bukti konkret bahwa terdapat 28 kasus pelanggaran kebebasan beragama di 196 negara berbeda.

Laporan ini menyebut situasi kebebasan beragama di 14 negara semakin lama semakin memburuk. Hanya Bhutan, Mesir, dan Qatar dalam data ACN pada 2014 memiliki tanda-tanda perbaikan dalam kondisi kebebasan beragama.

Sementara itu, Uskup Maronit dari “Maronite Catholic Eparchy of Saint Maron of Brooklyn” Gregory John Mansour  meminta uskup Amerika untuk lebih bekerja konkret dalam menyikapi penganiayaan terhadap umat Kristiani di Timur Tengah dengan menyampaikan situasi ke sejumlah paroki mereka dan para pemimpin politik.

Uskup mengatakan banyak orang Kristiani di dunia  menganggap Amerika sebagai model kebebasan beragama, dan anggapan tersebut harus dapat diterapkan di bagian lain di dunia.

Uskup Mansour juga mendesak uskup lain untuk membantu mengumpulkan dana untuk pekerjaan kemanusiaan di Timur Tengah. Dia menjelaskan sejumlah gereja AS dapat berperan dalam membangun kembali gereja dan memulihkan kehidupan orang Kristen yang dianiaya. (christiandaily.com)    

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home