Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 18:46 WIB | Rabu, 05 Desember 2018

KTT Iklim COP24: Warga Dunia Tuntut Stop Penggunaan Batubara

Ilustrasi. Paviliun Polandia dihiasi batubara dalam KTT Perubahan Iklim COP24 di Katowice, Polandia, 3 Desember 2018.(Foto: Voaindonesia.com)

KATOWICE, POLANDIA , SATUHARAPAN.COM – Kelompok kampanye lingkungan, yang mewakili warga negara dari seluruh dunia, dalam konferensi iklim COP21 di Katowice, Polandia, menuntut penghentian penggunaan batubara, kantor berita AFP melaporkan, Selasa (4/12).

Tapi, tuan rumah Polandia justru sedang mendorong perlindungan energi batubara, yang memungkinkan negara itu untuk terus menggunakan energi fosil tersebut.

Pada saat negara-negara dalam konferensi PBB itu masih berkutat membahas bagaimana mengurangi pemanasan global, berbagai negara di dunia sudah menghadapi badai, banjir, kebakaran, dan kekeringan.

Emisi-emisi buatan manusia, telah meningkat setiap tahun sejak kesepakatan iklim bersejarah di Paris pada 2015. Dengan lambatnya kemajuan pembahasan secara politik, masyarakat yang sangat terdampak perubahan iklim punya tuntutan jelas: akhiri penggunaan energi fosil sekarang.

“Krisis iklim yang mendesak sudah sangat nyata di lapangan karena masyarakat kita menderita akibat berbagai dampak cuaca ekstrem,” kata Lidy Nacpil, koordinator Gerakan Masyarakat Asia untuk Utang dan Pembangunan (Asia Peoples’ Movement on Debt and Development).

“Tanaman pangan akan musnah, tidak saja oleh banjir dan hujan, tapi juga oleh kemarau. Urgensi ini tidak tercermin dalam tindakan-tindakan pemerintah,” kata Lidy kepada AFP.

Initiasif “Tuntutan Rakyat atau “People’s Demand” sudah ditandatangani oleh lebih dari 300.000 orang dari lebih 120 negara.

Petisi itu menyerukan kepada negara-negara ekonomi maju, yang bertanggung jawab untuk sebagian besar emisi gas kaca, untuk memenuhi janji mereka membiayai negara-negara beradaptasi dengan perubahan iklim dan menjadi ramah lingkungan sepenuhnya pada 2030.

Tapi sebagian besar negara-negara Barat masih sangat tergantung pada energi fosil.

Contohnya, tuan rumah Polandia. Sekitar 80 persen listrik Polandia bersumber dari pembangkit listrik tenaga uap batubara. Dalam pertemuan pekan ini, Poland meminta agar batubara bisa tetap masuk dalam kerangka kerja iklIm PBB. Para kritikus khawatir hal itu akan memberikan Polandia kebebasan untuk terus menggunakan batubara, yang merupakan sumber polusi, untuk jangka panjang.

Presiden Polandia Andrzej Duda dalam pidato pembukaan konferensi iklim, Senin (3/12) bahkan mengatakan ketergantungan Polandia terhadap batubara “tidak berseberangan dengan perlindungan iklim dan kemajuan yang sudah dicapai.”

Polandia dan negara-negara yang masih bergantung pada batubara mengatakan, mereka membutuhkan “transisi yang adil dan bertahap” menuju energI terbarukan yang melindungi para penambang dan ketahanan energI nasional.

Sedangkan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, kepada para pejabat dalam negosiasi yang berlangsung Selasa (4/12), bahwa “dialog dengan industri kadang-kadang sulit dan kompleks.”

“Tapi kami percaya bahwa bahkan di industri minyak dan gas, ada kesadaran yang tumbuh bahwa tren saat ini tidak berkelanjutan.”

Dalam perjanjian iklim Paris, negara-negara setuju untuk membatasi kenaikan suhu sebesar kurang dari 2 derajat Celcius dan bila memungkinkan, dipatok pada 1,5C.

Polusi udara membunuh sekitar sembilan juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya. (Voaindonesia.com)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home