Kubis Brussel, Senyawa Belerangnya Berpotensi Cegah Kanker
SATUHARAPAN.COM – Brussels sprout atau kubis brussel memang masih dikenal terbatas di Indonesia. Bentuk sayuran ini mirip kubis namun sangat kecil sehingga sering juga disebut kubis mini.
Kubis brussel banyak dijumpai di Eropa, khususnya Belgia sebagai negara yang cukup banyak membudidayakannya. Tak mengherankan, namanya pun diambil dari nama ibu kota negara tersebut.
Meskipun termasuk sayuran Eropa, brussels sprout sudah bisa ditemukan dengan mudah di pasar swalayan Indonesia. Kubis brussel dapat dikonsumsi mentah, untuk salad, atau dipanggang, dikukus, atau juga ditumis.
Kubis brussel, menurut Wikipedia adalah anggota kubis (Brassica oleracea) varietas Gemmifera, yang dibesarkan untuk diambil kuncupnya untuk dikonsumsi.
Apabila mengkonsumsi kubis brussel, sering memunculkan rasa agak pahit dan bau menyengat. Rasa menyengat ini ditimbulkan dari senyawa belerang (sulforaphane) yang dikenal sebagai glukosinolat. Fungsi Glukosinolat yang dipecah dalam tubuh menjadi isothiocyanates, ternyata dapat membantu mengaktifkan enzim melawan kanker di dalam tubuh.
Tim peneliti Pusat Kanker James Graham Brown, Universitas Louisville, Jackson St, Louisville, AS, dan Departemen Farmasi, Akademi Farmasi, Universitas Kairo, Kairo, Mesir, meneliti komposisi sulforaphane dan aktivitas sitotoksik dan antioksidan dari sayuran cruciferous. Senyawa belerang dalam makanan kaya sulfur terbukti secara signifikan mengurangi risiko perkembangan kanker.
Dalam studi ini, konten sulforaphane (SF), dinilai dalam ekstrak beberapa sayuran cruciferous, termasuk brokoli, kubis brussel, kubis hijau, kubis merah, kale, memiliki kemampuan antikanker dan aktivitas antioksidan. Sayuran jenis kubis mendemonstrasikan efek antikanker sel kanker paru-paru, dengan nilai tingkat SF tinggi.
Demikian pula, penelitian yang dilakukan di PubMed (database penelitian kesehatan di National Library of Medicine di Washington, DC), seperti dikutip dari whfoods.com, kubis brussel, memberikan dukungan nutrisi khusus untuk tiga sistem tubuh yang berhubungan erat dengan perkembangan kanker serta pencegahan kanker.
Kubis brussel mengandung senyawa glukosinolat luar biasa dan zat-zat pengaktif detoks (disebut isothiocyanates). Glukosinolat adalah senyawa yang mengandung sulfur yang ditemukan dalam sayuran silangan seperti brokoli, kubis brussel, maupun kale, yang memiliki karakteristik rasa pahit dan aroma tajam. Selain dikemas dengan vitamin, mineral dan serat, makanan yang mengandung glukosinolat menawarkan manfaat yang dapat mencegah penyakit kanker.
Pemerian Botani Kubis Brussel
Kubis brussel, dikutip dari Wikipedia, tumbuh dalam kisaran suhu 7-24 derajat celsius, siap dipanen 90 hingga 180 hari. Tunas yang dapat dimakan tumbuh seperti tunas dalam pola heliks sepanjang sisi panjang, batang tebal sekitar 60 hingga 120 cm.
Kubis brussel, dikutip dari nutrition-and-you.com, adalah tanaman musim dingin yang berkembang dengan baik pada cuaca dingin. Tanaman ini memiliki ketinggian sekitar 90 cm.
Kecambah berkembang sepanjang batang, mulai dari pangkal dan bergerak ke atas. Setiap tunas, secara umum, memiliki kesamaan dalam penampilan dan struktur dengan kubis, tetapi hanya sangat kecil dalam ukuran, memiliki diameter sekitar 1-1,5 inci.
Secara struktural, setiap kepala tunas terdiri atas kelompok daun tebal yang ditumpangkan di lapisan padat, memberikan bentuk bulat atau bulat seperti dalam kubis.
Petani memangkas ujung tangkai segera setelah tunas di ujung bawah tangkai mulai berkembang, untuk mendapatkan kecambah berukuran seragam. Tunas yang berkembang terlindung dari sinar matahari langsung, karena paparan cuaca panas akan menyebabkan tunas longgar.
Kubis brussel adalah salah satu sayuran paling populer di Amerika Serikat dan Eropa Mediterania. Setiap tangkai dapat menghasilkan 1,1 hingga 1,4 kg, meskipun hasil komersial sekitar 900 gram per tangkai. Musim panen di bulan September hingga Maret.
Kubis brussel adalah kelompok kultivar dari spesies yang sama seperti kubis, collard hijau, brokoli, kale, dan kohlrabi. Mereka adalah silangan (termasuk keluarga Brassicaceae, dengan nama lama Cruciferae).
Kultivar ada yang berwarna ungu, seperti Ruby Crunch atau Red Bull. Varietas ungu adalah hibrida antara kubis ungu dan kubis brussel hijau biasa, yang dikembangkan oleh ahli botani Belanda pada 1940-an. Selain menghasilkan variasi dengan beberapa warna ungu, rasanya lebih manis.
Cikal bakal kubis brussel, mengutip dari Wikipedia, dibudidayakan di Roma Kuno. Kubis brussel tumbuh pada abad ke-13, di Belgia. Referensi tertulis pertama berasal dari tahun 1587. Pada abad ke-16, kubis brussel sangat terkenal di Belanda Selatan, yang akhirnya menyebar ke seluruh bagian yang lebih dingin di Eropa Utara.
Produksi kubis brussel di Amerika Serikat dimulai pada abad ke-18, ketika dibawa imigran Prancis ke Louisiana. Penanaman pertama di Central Coast California dimulai pada tahun 1920-an, dengan produksi signifikan dimulai pada 1940-an. Saat ini, beberapa ribu hektare ditanam di wilayah pesisir San Mateo, Santa Cruz, dan Monterey County, California.
Brussels sprout, dengan nama ilmiah Brassica oleracea var. Gemmifera, menurut Wikipedia, memiliki banyak nama lokal, seperti bao zi gan lan (Tiongkok), brusseler kohl, brysselkal, cavola a germoglio, cavola di bruxelles.
Manfaat Herbal Tanaman Kubis Brussel
Kubis brussel, dikutip dari healthline.com, memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan telah dikaitkan dengan beberapa manfaat kesehatan. Kubis brussel rendah kalori tetapi tinggi serat, vitamin, dan mineral.
Kubis brussel sangat kaya vitamin K, yang diperlukan untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang. Kubis brussel juga kaya vitamin C, antioksidan yang membantu meningkatkan penyerapan zat besi dan terlibat dalam perbaikan jaringan dan fungsi kekebalan tubuh. Terlebih lagi, konten seratnya yang tinggi membantu mendukung keteraturan dan kesehatan usus.
Selain nutrisi di atas, kubis brussel mengandung sejumlah kecil vitamin B6, potasium, zat besi, tiamin, magnesium, dan fosfor.
Kubis brussel memiliki banyak manfaat kesehatan, tetapi yang paling menonjol adalah kandungan antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang mengurangi stres oksidatif dan membantu menurunkan risiko penyakit kronis.
Sebuah studi tahun 2008 menemukan kubis brussel dapat melindungi tubuh terhadap karsinogen, atau agen penyebab kanker, dan mencegah kerusakan oksidatif pada sel.
Kubis brussel adalah sumber glukosinolat yang luar biasa, dan zat-zat pengaktif detoks (disebut isothiocyanates). Glukosinolat yang ditemukan di kubis brussel membantu mengatur sistem antiinflamasi tubuh, dan mencegah peradangan, juga mengandung berbagai macam fitonutrien antioksidan, termasuk banyak flavonoid antioksidan.
Kubis brussel mengandung vitamin K dan asam lemak omega-3, yang paling efektif antiinflamasi.
Kubis brussel juga dapat menurunkan kolesterol. Asam empedu adalah molekul khusus yang membantu pencernaan dan penyerapan lemak melalui proses yang disebut emulsifikasi.
Ketika kita makan kubis brussel, nutrisi yang berhubungan dengan serat dalam sayuran ini mengikat bersama dengan beberapa asam empedu di usus sedemikian rupa, sehingga mereka hanya tinggal di dalam usus dan keluar dari tubuh kita dalam gerakan usus daripada diserap bersama dengan lemak yang telah mereka emulsi.
Ketika ini terjadi, hati kita perlu mengganti asam empedu yang hilang dengan memanfaatkan pasokan kolesterol yang ada, dan sebagai hasilnya, kadar kolesterol kita turun. Kubis brussel memberi kita manfaat menurunkan kolesterol, berdasarkan penelitian, bila kita mengkonsumsinya mentah atau dikukus.
Para peneliti juga telah menetapkan bahwa sulforaphane dari glukoraphanin kubis brussel, membantu melindungi kesehatan lapisan perut, dengan mencegah pertumbuhan bakteri Helicobacter pylori yang berlebih di dalam perut kita dan terlalu banyak menempel di dinding lambung.
Penelitian di Belanda, dikutip dari foodfacts.mercola.com, menghasilkan laporan kemampuan kubis brussel melawan kanker, dan penyakit lainnya dengan membantu detoksifikasi tubuh. Penelitian ini melibatkan dua kelompok pria, setengah di antaranya mengonsumsi 300 gram kubis brussel per hari. Penelitian lebih lanjut menunjukkan kemampuan kubis brussel melawan kanker pada pria pada khususnya.
Pada penelitian tahun 2011 menunjukkan, kubis brussel yang dikukus dapat menghasilkan enzim untuk mendetoksifikasi tubuh dari sifat-sifat yang merangsang kanker. Kelompok glukosinolat yang banyak ditemukan di kubis brussel sangat efektif membersihkan-racun ini di dalam tubuh.
Editor : Sotyati
Pancasila Jadi Penengah Konflik Intoleransi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Leonard Chrysostomos Epafras ...