Kunjungan Menhan Australia ke Menhan RI Perkuat Hubungan Keamanan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, bertemu rekannya, Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, pada hari Senin (5/6) untuk memperdalam hubungan keamanan di tengah aktivitas China yang semakin tegas di kawasan Indo-Pasifik.
Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, mengatakan dia dan Marles membahas cara untuk memfasilitasi kerja sama antara militer mereka.
“Kerja sama antara Indonesia dan Australia dapat memberikan kontribusi penting bagi perdamaian dan stabilitas kawasan,” kata Prabowo Subianto, menambahkan bahwa kedua pemerintah sepakat untuk lebih memperkuat hubungan keamanan mereka, termasuk pelatihan militer bersama di Australia dan pendidikan taruna Indonesia di akademi Australia.
Pertukaran militer antara kedua tetangga sebelumnya termasuk kontraterorisme dan perlindungan perbatasan.
Marles menolak berkomentar kepada media setelah bertemu dengan Prabowo. Dia bersumpah dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Australia di Jakarta menjelang pembicaraan untuk memperdalam keterlibatan pertahanan dengan tetangga utama Australia yang terdekat.
“Saya berharap dapat memajukan kemitraan strategis komprehensif kita selama kunjungan saya ke Jakarta,” kata Marles dalam pernyataannya.
Meskipun Indonesia, negara kepulauan yang luas dengan lebih dari 270 juta orang penduduknya, sering ditampilkan sebagai salah satu tetangga terpenting dan sekutu strategis Australia, hubungan tersebut telah mengalami berbagai pasang surut.
Ketidaksepakatan baru-baru ini termasuk tuduhan penyadapan oleh Direktorat Sinyal Australia pada tahun 2013 untuk memantau panggilan telepon pribadi Presiden Indonesia saat itu Susilo Bambang Yudhoyono, istri dan pejabat senior lainnya; penggunaan hukuman mati oleh Indonesia terhadap penyelundup narkoba Australia; dan kasus penyelundupan manusia.
Pada tahun 2017, Indonesia menghentikan sementara kerja sama militer dengan Australia, termasuk pelatihan bersama, pendidikan, pertukaran perwira dan kunjungan, atas dugaan penghinaan terhadap ideologi negara Indonesia “Pancasila” dan militer Indonesia di pangkalan militer Australia.
Pada September 2021, Indonesia mengajukan protes diplomatik terhadap Australia karena lambat memberikan informasi tentang aktivitasnya dalam pakta trilateral AUKUS yang melibatkan Amerika Serikat dan Inggris, termasuk rencana Australia untuk mengakuisisi kapal selam bertenaga nuklir.
Tahun lalu, Australia, bersama dengan Jepang dan Singapura, untuk pertama kalinya bergabung dalam pertemuan tahunan Indonesia-AS. Dalam latihan tempur gabungan yang disebut Super Garuda Shield, menjadikannya yang terbesar sejak latihan dimulai pada 2009.
Latihan yang diperluas dilihat oleh China sebagai ancaman. Media pemerintah China menuduh AS membangun aliansi Indo-Pasifik yang mirip dengan NATO untuk membatasi pengaruh militer dan diplomatik China yang berkembang di kawasan tersebut.
Marles tiba di Jakarta pada hari Senin setelah menghadiri forum keamanan Dialog Shangri-La tahunan di Singapura, di mana dia menggambarkan komunikasi Australia tentang program kapal selam bertenaga nuklirnya sebagai model “transparansi militer,” dan mengatakan bahwa China perlu menawarkan “strategis penjelasan” tentang ekspansi militernya.
Marles yang juga wakil perdana menteri Australia akan mengunjungi Vanuatu setelah Indonesia. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Faktor Penyebab Telat Bicara pada Anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pengurus Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial Ikatan ...