Loading...
INSPIRASI
Penulis: Woro Wahyuningtyas 01:00 WIB | Kamis, 29 September 2016

Lebih dari Uang

Tak semua bisa diukur dengan uang.
Kebersamaan (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Tema ibadah Minggu kemarin adalah beribadah yang disertai rasa syukur. Tema yang menarik, sekaligus menggelitik, bagaimana tidak, karena pada dasarnya manusia beriman identik dengan syukur. Lalu menggelitiknya di mana? Begitu sampai rumah, ternyata saya sedikit terganggu persoalan uang.

Ya, uang memang bukan segalanya. Tetapi, karena uang manusia bisa saling membenci, bahkan bisa saling membunuh. Lalu di mana mengganggunya? Karena ternyata, soal syukur ini dilekatkan pada uang. Benarkah orang sering tidak bersyukur karena kecintaannya pada uang?

Beberapa minggu lalu saya kehilangan dompet saya. Uang yang ada di dalamnya tidaklah banyak, tetapi surat-surat penting di dalamnya yang membutuhkan uang; dan waktu pun terbuang. Mengurus beberapa dokumen tidaklah cepat, mudah, dan murah. Lalu, apakah saat saya mengeluh banyak uang dikeluarkan itu berarti saya tidak bersyukur? Tentu tidak seperti itu. Saya bersyukur saya harus pulang kampung mengurus beberapa dokumen berharga tersebut, artinya saya bertemu dengan anak perempuan saya, ibu saya, dan juga bapak saya. Dan, ini sungguh tidak ternilai dengan uang.

Membincang, berpikir soal uang tidak berarti tidak bersyukur. Namun, jika kemudian tanpa uang kita tidak bisa mensyukuri berkat yang lain, itulah yang menjadi soal. Segala bentuk kekhawatiran akan tidak adanya uang tentu bukan dosa, tidak juga tidak nomal. Ini semua manusiawi. Tetapi, jika tanpa uang, hilang kepercayaan kita kepada Sang Pemelihara Hidup, itulah salah satu tanda hilangnya rasa syukur kita atas kasih penyertaan-Nya.

Sayup-sayup saya mendengar lagu ”all about the money”.

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home