LGBT dalam Alquran, Ini Tafsir Ulil Soal Kisah Nabi Luth
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Fenomena lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), menjadi topik diskusi yang ramai diperbincangkan publik Tanah Air dalam dua pekan terakhir. Sejumlah publik khawatir aktivitas LGBT di Indonesia dapat mengundang musibah seperti kisah Nabi Luth dalam kitab suci yang memiliki umat homoseksual. Hingga akhirnya kaum Nabi Luth punah setelah mendapat azab dari Tuhan.
Pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla, mengatakan berdasarkan penafsiran baru sejumlah cendekiawan muda Muslim, tujuan kritik Alquran pada kaum sodom–umat Nabi Luth yang dimusnakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala–bukan perilaku homoseksual, melainkan tindakan kaum sodom yang melawan keadilan dengan aksi perampokan dan pemerkosaan.
“Kalau dibaca, sebetulnya kritik Alquran pada kaum sodom bukan pada perilaku homoseksualnya secara langsung, melainkan perampokan dan homoseksual yang dilakukan dengan cara pemerkosaan,” kata Ulil saat dihubungi satuharapan.com dari Jakarta, hari Sabtu (20/2).
Dia menceritakan, dalam kisah Nabi Luth dan kaum Sodom dalam Alquran, ada penggambaran tentang seorang malaikat laki-laki dengan wajah ganteng yang datang ke rumah Nabi Luth dan mengabarkan bahwa Nabi Luth dan kaum Sodom akan mendapatkan azab oleh Tuhan. Kemudian para penduduk sekitar berhamburan datang ke rumah Nabi Luth, para penduduk pun langsung ingin bersetubuh dengan malaikat tersebut.
“Jadi, yang dikritik sebenarnya bukan orientasi homoseksualnya, tapi orientasi homoseksual yang dimanifestikan dalam bentuk pelecehan, yakni pemerkosaan,” katanya.
“Masa tamu baru datang mau diajak berhubungan seks? Itu semacam pemerkosaan,” ujar Ulil menambahkan.
Lebih lanjut, terkait fenomena LGBT yang saat ini tengah menjadi topik diskusi hangat di publik, Ulil menyarankan agar umat Islam menggali informasi terkait perkembangan ilmu pengetahuan terkini mengenai LGBT. Sebab, dia mengatakan, kata ilmu dalam Alquran dituliskan berulang kali. Artinya, Islam adalah agama yang sangat menghargai Ilmu.
“Jangan hanya mempertahankan pandangan lama berdasarkan pada ilmu pengetahuan yang belum lengkap saat itu. Islam sangat menghargai ilmu dan wahyu pertama dalam Alquran adalah iqra, yang artinya bacalah,” tutur Ulil.
Editor : Sotyati
Angkat Kisah Inspiratif dari Kampung Batara di Jawa Timur, S...
Jakarta, satuharapan.com, Perjalanan Spirit of Challenge yang diselenggarakan oleh BPK PENABUR ...