Loading...
BUDAYA
Penulis: Reporter Satuharapan 17:40 WIB | Minggu, 24 Februari 2019

Lima Film Berbahasa Asing yang Unggul di Oscars 2019

Aktris Yalitza Aparicio, pemeran karakter Cleo dalam film "Roma" garapan sutradara Alfonso Cuaron, yang juga meraih nominasi di kategori film terbaik di ajang Oscars 2019.(Foto: Google News)

HOLLYWOOD, SATUHARAPAN.COM — Lima film berbahasa asing berhasil tembus ke ajang Academy Awards atau the Oscars 2019, dan akan bersaing di kategori film berbahasa asing terbaik. Film-film yang berasal dari Jerman, Jepang, Lebanon, Meksiko, dan Polandia ini berhasil terpilih dari 87 film yang didaftarkan tahun ini.

Ke-5 film ini diperkenalkan lewat cuplikan pendek dalam sebuah acara tahunan resmi Oscar Week Foreign Language Film yang diselenggarakan oleh pihak Academy of Motion Picture Arts and Sciences di Samuel Goldwyn Theatre Kamis (21/2) malam waktu Los Angeles.

Acara yang dihadiri hampir seribu penonton ini dibawakan oleh Larry Karaszewski, penulis naskah film yang sering berkolaborasi dengan penulis Scott Alexander untuk serial televisi yang pernah meraih penghargaan Emmy Awards selama dua musim tayang, The People vs OJ Simpson dan The Assassination of Gianni Versace. Mereka juga pernah menulis naskah untuk film layar lebar Man on the Moon pada tahun 1999 dan Big Eyes pada tahun 2014.

Lalu film-film apa sajakah yang akan bertarung di ajang Oscars kali ini? Berikut tulisan Dhania Iman dan Irfan Ihsan dari VOA.

Never Look Away

Tahun ini Jerman mendaftarkan film berjudul Never Look Away karya sutradara Florian Henckel von Donnersmarck, yang pernah memenangkan piala Oscar tahun 2006 lewat karya debutnya sebagai penulis dan sutradara untuk film The Lives of Others.

Film Never Look Away menceritakan kehidupan percintaan dua mahasiswa seni yang tidak disetujui oleh ayah dari sang perempuan. Henckel von Donnersmarck mengatakan ide cerita dari film ini sudah tertanam dalam benaknya sejak 10 tahun lalu. Untuk menulis ceritanya pun memakan waktu yang sangat lama sampai akhirnya karya film ini berhasil dirilis.

“Cerita film ini seperti memilih saya (untuk membuatnya),” ujarnya kepada penonton.

Shoplifters

Film Shoplifters karya sutradara kelahiran Tokyo, Jepang, Hirokazu Kore-eda, bercerita tentang keluarga yang mengajak anak-anaknya mencuri makanan untuk bertahan hidup. Bekerja sama dengan anak-anak dalam menggarap sebuah film terkadang membutuhkan strategi dan kesabaran tersendiri.

“Kamu tidak mau membuat anak tergesa-gesa,” katanya melalui seorang penerjemah.

Itulah yang juga membuatnya lalu menulis skenario film ini pada saat yang bersamaan dengan pengambilan gambar.

“Film itu seperti makhluk hidup, selalu berubah,” Kore-eda menambahkan.

Capernaum

Sutradara sekaligus aktris asal Lebanon, Nadine Labaki, adalah sutradara perempuan satu-satunya yang akan bersaing di kategori ini lewat film Capernaum yang bercerita tentang kehidupan keras anak jalanan di Lebanon.

Untuk film ini, Nadine bersama timnya benar-benar turun ke jalan untuk mencari anak-anak yang bermain dalam filmnya. Menurut Nadine terkadang sulit untuk membedakan antara kenyataan dan film, karena anak-anak yang menjadi aktor di filmnya benar-benar pernah merasakan kerasnya hidup di jalanan. Inilah yang membuat Nadine tergerak untuk mengangkat kisah anak-anak ini ke layar lebar.

“Saya ingin menggunakan kemampuan saya, yaitu membuat film untuk mengangkat cerita mengenai anak-anak ini dan permasalahannya,” papar Labaki.

Roma

Tahun ini Meksiko menghadirkan film Roma arahan sutradara pemenang piala Oscar, Alfonso Cuaron. Film hitam putih yang dirilis lewat layanan streaming online ini berkisah tentang lika-liku kehidupan seorang asisten rumah tangga bernama Cleo di tengah-tengah prahara keluarga yang terjadi di rumah tempat ia bekerja. Film ini mengambil setting pada tahun 1970an saat terjadi pergolakan politik di Meksiko.

Film Roma terinspirasi dari kenangan masa kecil Cuaron. Ia kemudian menulis naskah yang sangat panjang dan detail, hingga ke suara-suara yang ia perdengarkan di film.

Lewat film yang sudah ia rencanakan sejak tahun 2006 ini Cuaron menampilkan wajah-wajah baru yang kebanyakan bukan aktor dan aktris profesional, salah satunya aktris Yalitza Aparicio, pemeran karakter Cleo. Proses penggarapan film ini dilakukan oleh Cuaron secara kronologis. Ia bisa melihat bagaimana Aparicio semakin berkembang setiap harinya dalam memerankan karakternya.

“Saya ingin orang-orang yang bermain dalam film ini terlihat seperti orang-orang biasa. Ini adalah hal yang sulit. Yalitza datang di saat-saat terakhir dan saya langsung yakin dia adalah pilihan yang tepat,” paparnya kepada penonton.

Secara total, film Roma berhasil menyabet 10 nominasi Oscars tahun ini, khususnya di kategori-kategori bergengsi seperti film terbaik, sutradara terbaik, aktris terbaik untuk Yalitza Aparicio, aktris pendukung terbaik untuk Marina de Tavira, dan tentunya film berbahasa asing terbaik.

Roma merupakan satu di antara 10 film berbahasa asing yang pernah meraih nominasi di kategori film terbaik sepanjang sejarah Oscars.

Cold War

Polandia menghadirkan film berjudul Cold War yang bercerita tentang percintaan dua orang yang memiliki pribadi yang sangat berbeda di era 1950an saat terjadi Perang Dingin. Film ini disutradarai oleh Pawel Pawlikowski yang juga pernah meraih piala Oscar untuk karya film berbahasa asingnya yang berjudul Ida pada tahun 2013.

Sama seperti sutradara yang lain, Pawlikowski mengatakan telah memiliki ide cerita dari film ini sejak 10 tahun lalu. Pawlikowski mengaku menulis cerita di film ini karena terinspirasi dari aktris pemeran karakter utamanya dalam film. Menurutnya, pemilihan bintang yang cocok adalah kunci keberhasilan film.

“Saya sudah bekerja sama dengannya dua kali,” ujar Pawlikowski

Film Indonesia Belum Berhasil Terpilih Masuk Oscars 2019

Lantas, apa sebenarnya kriteria untuk bisa mendaftarkan film berbahasa asing ke ajang Academy Awards atau the Oscars?

Setiap negara hanya dapat mengirim satu film berbahasa asing dengan durasi lebih dari 40 menit dan diproduksi di luar Amerika Serikat. Film ini tidak perlu dirilis di Amerika Serikat, namun harus diberi teks bahasa Inggris yang akurat.

Film yang didaftarkan juga harus sudah tayang paling tidak selama tujuh hari berturut-turut di bioskop. Film yang sudah memenuhi syarat kemudian akan ditonton oleh sekitar 700 relawan dari anggota Academy of Motion Picture Arts and Sciences.

Untuk Oscars tahun ini, Indonesia mendaftarkan film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak atau Marlina the Murderer in Four Acts. Namun, sayangnya film ini belum berhasil terpilih masuk Oscars 2019.

Ajang Oscars yang ke-91 akan diselenggarakan Senin, pukul 8 pagi waktu Indonesia di Dolby Theatre yang berlokasi di Hollywood and Highland Center, Hollywood. Untuk pertama kalinya dalam 30 tahun, Oscars akan diadakan tanpa pembawa acara utama. (Voaindonesia.com)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home