Lima Resolusi untuk Dukung Pertumbuhan Anak di Tahun Baru
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Di tengah banyaknya harapan baru di 2021, masih ada beberapa tantangan besar yang akan dihadapi anak seperti keterbatasan aktivitas di luar rumah maupun pembelajaran jarak jauh secara digital.
Peran orang tua kian penting dalam mendukung anak untuk tetap tumbuh optimal serta memiliki emosional baik di tengah pandemi COVID-19 yang belum mereda.
Bila pertumbuhan anak yang optimal jadi salah satu resolusi tahun baru Anda, simak lima rekomendasi dari pakar-pakar di bawah ini:
Perhatikan nutrisi untuk pencernaan anak
Nutrisi yang seimbang dapat memperkuat kesehatan pencernaan, otak, hingga emosionalnya, sehingga dapat memberikan dampak positif yang menyeluruh bagi tumbuh kembang anak.
Ahli Gizi dan Penulis Buku tentang Gizi, Dr. Rita Ramayulis mengatakan untuk mencapai pertumbuhan yang menyeluruh, orang tua dapat mulai memperhatikan nutrisi untuk pencernaan anak.
“Salah satu nutrisi untuk pencernaan sehat yang dapat dikonsumsi anak adalah prebiotik atau makanan bagi bakteri baik. Sebagai contoh, prebiotik dapat ditemukan pada sayur, buah, atau susu pertumbuhan untuk anak di atas satu tahun yang diperkaya dengan prebiotik,” jelas Rita yang sudah menulis lebih dari tiga puluh buku tentang gizi.
Pencernaan juga dikenal sebagai otak kedua karena perannya yang penting untuk mendukung kerja otak dan memproduksi berbagai zat penting untuk tubuh. Saluran cerna juga saling berkomunikasi dengan otak, yang dikenal dengan Gut-Brain Axis.
Proses ini terjadi ketika mikrobiota di saluran pencernaan berkomunikasi dengan otak melalui interaksi dua arah melalui rute saraf, imunologis dan hormonal. Maka, penting bagi orang tua untuk memastikan anak tumbuh dengan pencernaan yang sehat.
Perhatikan perkembangan sosial-emosional anak
Beradaptasi dengan kenormalan baru dapat terasa sangat menantang bagi anak. Oleh sebab itu, orang tua perlu memberi perhatian lebih pada perkembangan sosial-emosional anak. Anda bisa menjadikan momen tahun baru untuk mempelajari lebih lanjut tentang hal-hal yang mempengaruhi mood anak, menemukan aktivitas-aktivitas seru untuk membuat anak ceria, mengajarkan empati, dan menerapkan pola asuh yang baik.
Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Tumbuh Kembang Bernie Endyarni Medise menjelaskan, perkembangan emosi adalah bagaimana anak bisa berinteraksi, mengungkapkan emosinya, memperlihatkan emosinya, mengerti emosi orang lain.
"Perkembangan emosi dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya adalah genetik tetapi hanya mewakili sekitar 30 persen. Kemudian yang penting itu adalah faktor nutrisi dan lingkungan," kata dia dikutip dari siaran resmi Bebelac, Senin (11/1).
Ajak anak berbuat kebaikan
Dalam pidato menyambut tahun 2021, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan pesan yang menarik tentang bagaimana kebaikan telah membantu masyarakat dunia berhasil melalui masa-masa sulit.
Pesan ini juga bisa Anda jadikan inspirasi untuk mengajak si kecil semakin memiliki kebaikan hati dan mengerti pentingnya berbuat kebaikan dan peduli pada orang-orang serta lingkungan sekitarnya.
Anda bisa memulainya dengan hal-hal kecil seperti mengucapkan terima kasih, hingga yang lebih besar seperti melibatkan anak untuk berdonasi. Akan lebih baik lagi jika orang tua bisa menjadikan ajang berbuat kebaikan sebagai sebuah aktivitas yang menyenangkan, sehingga anak akan terdorong untuk melakukannya lagi di kemudian hari.
Latih kemampuan motorik kasar dan halus pada anak
Kemampuan motorik kasar dan halus merupakan dua hal yang bisa menjadi acuan perkembangan anak. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk terus melatihnya. Berbagai aktivitas di rumah yang bisa melatih kemampuan motorik di antaranya ialah membaca buku, olahraga, memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain, mendeteksi benda-benda di sekitar, hingga meronce.
Psikolog Nadya Pramesrani menyebutkan bahwa selain bermanfaat untuk anak, kegiatan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar dan halus dapat menjadi momen untuk mempererat hubungan antara anak dengan orang tua. “Dengan memberikan stimulasi bagi anak, biasanya stimulasi pada aspek-aspek lain seperti sosial emosional dan bahasa juga ikut terdorong,” kata Nadya.
Libatkan anak dalam membuat pilihan di kehidupan sehari-hari
Melibatkan anak-anak untuk membuat pilihan akan melatih anak untuk memiliki kemampuan berpikir yang baik dan berani bertanggung jawab dengan pilihannya. Dari usia 2 tahun, orang tua dapat mulai melatih si kecil untuk membuat pilihan sendiri di kehidupan sehari-hari.
Psikolog Nadya Pramesrani mengatakan bahwa orang tua dapat mulai melatihnya dengan cara-cara sederhana seperti membiarkan anak untuk memilih makanan atau memilih baju yang ia kenakan.
Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Masal
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Para penasihat senior Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, termasuk kepala...