Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 16:54 WIB | Senin, 23 November 2015

Limbah Beracun dari Tambang Brasil Memasuki Atlantik

Pihak berwenang sedang berjuang untuk menemukan 15 orang yang masih hilang lebih dari dua minggu, setelah bencana waduk limbah runtuh di tambang bijih besi di Negara Bagian Minas Gerais, yang telah menghancurkan sebagian besar desa terdekat Bento Rodrigues pada Kamis (5/11). (Foto: aljazeera.com)

RIO DE JANEIRO, SATUHARAPAN.COM – “Aliran lumpur dan limbah mineral beracun yang mengubur sebuah desa di Brasil awal bulan ini, telah mencapai Samudra Atlantik setelah mengalir dan menyusuri Sungai Doce,” kata pejabat yang dikutip dari AFP.

Pejabat dari Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan kepada media setempat, bahwa lumpur itu sudah sampai di mulut Sungai Doce pada Sabtu (21/11) dan bisa mengalir lebih jauh lagi sekitar sembilan kilometer menuju samudra.

Material yang dilepaskan pada 5 November, ketika waduk limbah runtuh di tambang bijih besi di Negara Bagian Minas Gerais, telah menghancurkan sebagian besar desa terdekat Bento Rodrigues.

Sedikitnya 10 orang tewas dan 15 hilang akibat peristiwa tersebut.

Lumpur kemudian mengalir sejauh 650 kilometer ke Brasil tenggara, menyusuri Sungai Doce hingga sampai di Atlantik.

Para pejabat di Negara Bagian Espirito Santo, membangun penghalang untuk mencegah limbah tidak mencemari pantai.

Namun, Ketua Brazilian Environmental Institute, Luciano Evaristo, mengatakan kepada situs berita G1, bahwa bencana tersebut telah menewaskan biota air dan dapat memengaruhi proses pembiakan penyu jika bermuara di Atlantik.

Otoritas Brasil sebelumnya mengumumkan keadaan darurat di lebih dari 200 kota yang terkena dampak tumpahan tersebut.

Tambang itu dimiliki Samarco, perusahaan patungan Australia BHP Billiton, yakni perusahaan tambang terbesar di dunia, dan Brasil Vale, perusahaan tambang bijih besi terbesar di dunia.

Menteri Lingkungan Brasil, Izabella Teixeira, sebagai ahli biologi dan pencinta lingkungan mengatakan, karena kerusakan itu akan menghabiskan waktu hingga 30 tahun untuk membersihkan cekungan Sungai Doce, seperti yang dikutip dari aljazeera.com.

Sementara itu, pemerintah menyelidiki penyebab runtuhnya bendungan sebagai langkah menuju mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan tambang, Samarco, dan menghukum perusahaan tersebut, dan pihak Samarco telah setuju untuk membayar lebih dari $ 250 juta (Rp 3,4 triliun) sebagai kompensasi atas bencana.

Bencana tersebut telah memicu untuk memperketat peraturan pengolahan limbah tambang di negeri tersebut.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home