Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 20:03 WIB | Sabtu, 08 September 2018

Lingkungan Hidup Jakarta Timur Belum Dapat Laporan Intrusi

Ilustrasi. Hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan intrusi air laut di permukaan Jakarta sudah mencapai 3 kilometer ke daratan, menurut Prof Dr Otto SR Ongkosongo, peneliti utama Pusat Penelitian Oseanografi LIPI pada September 2010. (Foto: lipi.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur mengaku, belum mendapatkan laporan intrusi (perembesan air laut di dalam lapisan tanah) di wilayah kerjanya.

"Sampai sekarang belum ada laporan terkait hal tersebut baik dari masyarakat ataupun dinas di tingkat provinsi yang memiliki wewenang untuk kajian persoalan skala besar ini," kata Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) Budi Mulyanto di Jakarta, Jumat (7/9).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, terakhir kali ada kajian mengenai hal tersebut adalah sekitar 2006, yang kala itu memberikan status hampir seluruh wilayah Jakarta Utara mengalami intrusi air laut.

Kendati demikian, Budi menyebut intrusi tersebut tidak menutup kemungkinan meluas dan masuk ke wilayah paling utara Kota Administratif Jakarta Timur, yakni Kecamatan Pulogadung dan Cakung.

“Mungkin saja seiring bertambahnya waktu, intrusi tersebut ditemukan di daerah-daerah tersebut. Namun, kami belum bisa menyatakan apapun karena kewenangan kajian terbaru tersebut ada di dinas dan belum ada laporan juga dari masyarakat," katanya.

Belum adanya laporan masyarakat tersebut, kemungkinan karena di daerah tersebut masyarakat mengandalkan air bersih dari perusahaan air minum untuk kehidupan sehari-hari. Terutama di Jakarta Utara yang termasuk zona merah untuk penggalian air tanah.

Namun, dengan pertumbuhan penduduk di Jakarta yang tinggi, otomatis kebutuhan air akan turut meningkat. Dan bagi mereka yang tidak memiliki saluran pipa, akan mendapatkannya dengan mengambil dari tanah kalau tidak membeli pada kios air dan hidran umum.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, pengambilan air tanah yang meningkat ini berpotensi menyebabkan perluasan intrusi air laut di mana kedalaman Teluk Jakarta yang tak lebih dari 50 meter, dapat mengisi ruang kosong tempat air tanah dangkal di kedalaman yang sama, yang akibatnya bisa menurunkan kualitas air tanah itu sendiri. (Antaranews.com)

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home