Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 13:07 WIB | Jumat, 24 Agustus 2018

LIPI Anugerahkan Sarwono Award 2018 kepada Pakar Perubahan Iklim

Daniel Murdiyarso, ahli mitigasi perubahan iklim dari Center for International Forestry Research (CIFOR), yang meraih Sarwono Award 2018 dari LIPI. (Foto: lipi.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memberikan penghargaan Sarwono Award 2018 kepada Daniel Murdiyarso, pakar mitigasi perubahan iklim dari Center for International Forestry Research (CIFOR).

“Kerja ilmiah beliau telah berhasil mengubah persepsi dunia tentang perubahan iklim dan menginspirasi kita semua untuk tidak tinggal diam terhadap apa yang terjadi di sekitar lingkungan kita,” ungkap Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko pada Kamis (23/8) di Jakarta.

Menurut Handoko, pemikiran dan kerja Daniel Murdiyarso  telah memberi sumbangan penting pada perdamaian dunia yang ditandai lewat Nobel Perdamaian tahun 2007. “Prof Daniel merupakan anggota Intergovernmental Panel on Climate Change, yang bersama Al Gore (mantan Wapres AS yang sangat dikenal memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan hidup, Red) mendapatkan Nobel Perdamaian 2007 dan menjadi momentum membangkitkan kepedulian masyarakat terkait isu pemanasan global,” Handoko menjelaskan.

Daniel Murdiyarso mengungkapkan LIPI Sarwono Award mengingatkannya akan dua insan yang paling ia banggakan karena sangat konsisten dengan profesinya hingga akhir hayat. “Mereka adalah bapak dan ibu saya yang mengabdikan hidupnya untuk kesehatan masyarakat desa di Cepu, Jawa Tengah. Saya berharap bisa selalu bertumpu pada semangat dan energi hidup mereka yang memberikan manfaat untuk orang banyak,” Daniel menjelaskan.

Tantangan Berat

Daniel mengungkapkan tantangan berat dalam usaha memperbaiki kerusakan lingkungan. “Kita pernah mengalami bencana ekologis yang berdampak sangat luas dan akan sangat panjang saat ilmu tidak digunakan dalam pengelolaan  sumber daya alam kita. Konversi hutan rawa gambut di Kalimantan Tengah dalam skala besar saat ini menyisakan beban ekologis yang berkepanjangan,” ungkapnya.

Guru Besar Departemen Geofisika dan Meteorologi Institut Pertanian Bogor ini memaparkan, keuntungan ekonomis yang didapat saat itu tidak sebanding dengan biaya ekologis yang sangat besar yang sekarang kita tanggung bahkan akan terus ditanggung oleh generasi mendatang.

Terkait peran ilmuwan dan sains, Daniel menjelaskan, sebuah bangsa sulit berkompetisi tanpa sains sehingga peran peneliti sangat besar untuk memajukan Indonesia. “Pekerjaan peneliti adalah pekerjaan yang tidak mudah. Perasaan sepi kerap kali menghampiri, tetapi kita harus tetap fokus pada tujuan riset untuk kemajuan bangsa,” ia menggambarkan.

Daniel meminta para ilmuwan tidak hanya menjadikan penelitian sebagai publikasi untuk memperpanjang riwayat hidup atau laporan yang menghiasi rak buku. “Ilmu juga harus dikomunikasikan secara dialogis dengan para pengambil kebijakan. Sebab tanpa dialog ilmu akan menjadi kering, tanpa ilmu kebijakan akan mudah digoyahkan,” katanya.

LIPI Sarwono Award merupakan penghargaan yang diberikan kepada ilmuwan atau tokoh yang berjasa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bersama, LIPI Sarwono Memorial Lecture, kedua mata acara itu merupakan puncak dari peringatan ulang tahun LIPI yang jatuh pada tanggal 23 Agustus.

Penggunaan nama “Sarwono” adalah bentuk penghormatan LIPI kepada jasa dan pengabdian Prof Dr Sarwono Prawirohardjo, sebagai Kepala LIPI pertama dalam membangun ilmu pengetahuan Indonesia. 

Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2001, LIPI Sarwono Memorial Lecture telah berlangsung sebanyak 18 kali. Sedangkan untuk LIPI Sarwono Award, LIPI telah memberikan penghargaan kepada 26 tokoh yang berjasa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. (lipi.go.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home