Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 10:01 WIB | Senin, 25 Februari 2019

Lukisan Terapis Tito Tryamei dalam "Merawat Kenangan"

Tito Tryamei (baju merah) menjelaskan salah satu karyanya kepada pengunjung pada saat pembukaan pameran "Merawat Kenangan" yang berlangsung di Galeri Langgeng, Jumat (25/1). (Foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Tiga belas lukisan tunggal dan dua lukisan panel karya seniman-perupa Tito Tryamei dipamerkan di Langgeng Art Foundation (LAF). Pameran bertajuk “Merawat Kenangan” dibuka Jumat (25/1) sore.

Figur anak perempuan yang tenggelam dalam dunianya sendiri menjadi objek keseluruhan karya Tito. Ini seolah melanjutkan pameran tunggal sebelumnya bertajuk “Sinergi” dua tahun lalu di Langit art space yang diakuinya sebagai lukisan terapis, sebuah metode terapi melalui bahasa visual dalam praktik produksi artistik.

Praktik ini merujuk pada teori psikologi Gestalt, yaitu dengan cara menggambarkan apa yang ditakuti oleh subjek penderita. Teori Gestalt banyak dipakai dalam proses pembuatan sebuah desain dan dalam cabang seni rupa lainnya. Dalam teori psikologi Gestalt banyak menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk.

Figur anak perempuan hadir bersama objek binatang dan tumbuhan dalam balutan warna pudar menghasilkan citraan pada ingatan-ingatan dengan keseluruhan karya dalam medium cat minyak di atas kanvas.

Hampir sebagian karya Tito tersaji dalam gaya figuratif-realis bahkan cenderung surealis dengan mendeformasi bentuk anak perempuan dan objek lainnya ke dalam bentuk yang berbeda. Karya berjudul “Penghulu” contohnya, dimana Tito membentuk karaktek figur anak perempuan dalam pilinan yang menghubungkan dua bunga sri rejeki  (Aglaonema crispum) yang mekar dan siap melakukan perkawinan silang bunga.

Begitupun dalam karya berjudul Pencari Pelangi dimana figur anak perempuan membawa payung melebur dalam objek bunga warna-warni, bahkan dalam karya berjudul Fosil Keikhlasan, Tito secara perlahan mengubah figur anak perempuan menjadi objek tanaman tanduk rusa (Platycerium bifurcatum) yang dihinggapi burung merpati.

Dalam catatan kuratorialnya A Anzieb menjelaskan bisa jadi Tito tidak begitu menyadari bahwa kesederhanaan dalam memilih diksi dan warna yang kekanak-kanakan itu justru semakin menguatkan ketaksadaran (unconsiusness) seni lukisnya termasuk terhadap sosok/figur anak perempuan sehingga membawa lukisannya nyaris sureal.

Mengamati keseluruhan karya Tito tidak melulu berbicara tentang ingatan dan masa lalu. Tito justru memunculkan narasi terhadap tantangan di masa depan. Isu pangan dan lingkungan, terekam dalam kelima belas karyanya di antaranya Berburu Pangan, Hijrah, Menyemai Senja, Meditasi Masa Depan yang mencoba mengangkat permasalahan pangan di masa datang  di tengah ledakan penduduk dunia serta semakin menyempitnya lahan pertanian adalah masalah nyata. Atau karya Buka Lahan dengan narasi-ilustrasi figur anak perempuan menanam aneka bunga di atas lantai beton.

Pada satu karya berjudul Penggemar Variegata, dari tiga puluh tiga variegata yang dibawa anak-anak tidak ada satu pun yang benar-benar berdaun belang dan hanya citraan warna putih.

Pameran seni rupa "Merawat Kenangan" berlangsung di Galeri Langgeng Jl. Suryodiningratan No.37, Suryodiningratan Yogyakarta hingga 28 Februari 2019.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home