Loading...
INDONESIA
Penulis: Francisca Christy Rosana 20:46 WIB | Rabu, 11 Maret 2015

Mahfud MD: Dari Rakyat oleh Elite untuk Elite

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD (tengah) saat menjadi pembicara dalam diskusi buku Kebudayaan Dalam Politik karya Radhar Panca Dahana di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, Rabu (11/3). (Foto: Francisca Christy Rosana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Persoalan politik nampaknya telah menjadi sajian yang harus dikonsumsi secara massal setiap hari. Sementara merehabilitasi tradisi politik bukan persoalan mudah yang bisa dilakukan semudah membalikkan telapak tangan.    

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD saat menjadi pembicara dalam diskusi buku Kebudayaan Dalam Politik karya Radhar Panca Dahana di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, Rabu (11/3) mengatakan, praktik demokrasi di Indonesia yang terjadi saat ini tak sesuai dengan kaidah wakil rakyat dipilih dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat, melainkan dari rakyat, oleh elite, untuk elite.

“Rakyat menggunakan hak demokrasinya lima menit untuk mencoblos, sisa waktunya lima tahun  itu dipakai oleh elite dan kita memang sering kehilangan arah,” ujar Mahfud menggambarkan semrawutnya dunia politik di Tanah Air.

Saat ini pun, banyak pergeseran terjadi di tengah masyarakat.

Menurutnya, politik penegakkan hukum yang sebenarnya bisa memberikan arah justru nampak kabur. Namun Mahfud menilai hukum sebagai alat pembangun harmoni di Indonesia masih dalam level yang cukup baik.

“Hukumnya baik, hanya elitenya yang rusak,” ujar dia.

Dalam merumuskan demokrasi pun, Indonesia sepertinya masih keliru. Di sisi lain, persoalan pemilihan pemimpin juga kerapkali menjadi akar persoalan.

“Bukan demokrasi tapi yang tumbuh, tapi poligarki atau oligarki. Di Indonesia korupsi pun dibangun oleh demokrasi. Nah di sinilah teori menegakkan antikorupsi dengan demokrasi keliru,” ujar Mahfud merumuskan. 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home