Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 17:01 WIB | Senin, 30 September 2013

Malala Yousafzai Mendapat Penghargaan Kemanusiaan dari Universitas Harvard

Malala Yousafzai Mendapat Penghargaan Kemanusiaan dari Universitas Harvard
Malala Yousafzai, gadis Pakistan berumur 16 tahun yang selamat dari penembakan tentara Taliban mendapatkan Humanitarian Award. (foto: dailymail.co.uk)
Malala Yousafzai Mendapat Penghargaan Kemanusiaan dari Universitas Harvard

MASSACHUSETTS, SATUHARAPAN.COM – Malala Yousafzai duta PBB bidang pendidikan anak dan perempuan yang selamat dari upaya pembunuhan Taliban mendapatkan sebuah penghargaan kemanusiaan tahun ini di Universitas Harvard.

Malala Yousafzai diundang ke Universitas Harvard pada hari Jumat (27/9) untuk menerima Penghargaan Kemanusiaan Peter J. Gomes 2013 dari Universitas Harvard. Presiden Harvard Drew Faust Gilpin mengatakan bahwa ia senang menyambut Malala karena mereka memiliki kepedulian yang sama dalam dunia pendidikan.

Malala ditembak di kepala Oktober lalu. Taliban mengatakan bahwa Malala diserang karena dia kritis terhadap Taliban, bukan karena pandangannya terhadap pendidikan.

Malala yang berumur 16 tahun itu bercita-cita menjadi seorang politisi. Menurutnya, seorang politisi memiliki pengaruh dalam skala yang luas.

Dalam kata sambutan, Malala mengenang kondisi lingkungan tempat tinggalnya, Lembah Swat dan ia berharap untuk bisa kembali suatu hari nanti. Malala menyebut tempat itu sebagai “surga” tapi ironisnya tempat itu adalah daerah berbahaya dimana gerilyawan meledakkan puluhan sekolah dan berusaha mencegah anak perempuan pergi sekolah dengan merebut pena dari tangan mereka.

Para murid, selalu menyembunyikan buku mereka di bawah selendang mereka sehingga tidak ada orang yang tahu kalau mereka pergi ke sekolah.

“Taliban itu sangat takut terhadap kekuatan perempuan dan kekuatan pendidikan,” kata Malala kepada ratusan mahasiswa, anggota fakultas dan simpatisan yang memadati Harvard dengan hiasan Sanders.

Malala menyoroti fakta bahwa sangat sedikit orang berbicara dan menentang apa yang terjadi di daerah mereka. “Meskipun sedikit orang yang berbicara, tapi suara untuk perdamaian dan pendidikan sangat kuat,” katanya.

Malala juga menjelaskan ketika ia sadar di rumah sakit di Inggris, dimana ia mendapatkan perawatan darurat menyusul upaya pembunuhan terhadap dirinya di Pakistan.

“Dan ketika saya di Birmingham, saya tidak tahu dimana saya berada. Saya bahkan tidak tahu dimana orang tua saya, saya tidak tahu siapa yang menembak saya dan apa yang telah terjadi pada saya,” katanya. “Tapi saya berterima kasih kepada Tuhan bahwa saya masih hidup.”

Ketua Komite Nobel Perdamaian Norwegia, Thorbjorn Jagland, memberi penghormatan khusus kepada Malala dalam pesan yang dibacakan di hadapan publik pada saat itu upacara penghargaan tersebut.

“Keberanian Anda,” kata Jagland dalam pidatonya, “mengirimkan pesan yang kuat kepada permpuan untuk membela hak-hak mereka, yang merupakan prasyarat bagi perdamaian.” (dailymail.co.uk)

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home