Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 03:02 WIB | Selasa, 03 April 2018

Mangsimili Bambang Herras di Atas Kertas

Mangsimili Bambang Herras di Atas Kertas
Kolektor benda seni Oei Hong Djien menyaksikan karya-karya Bambang Herras dalam pameran "Mangsimili" di Kiniko art room-SaRang, Kalipakis-Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. Selanjutnya Selasa (17/4) malam. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Mangsimili Bambang Herras di Atas Kertas
Karya-karya Bambang Herras dalam medium tinta di atas kertas.
Mangsimili Bambang Herras di Atas Kertas
Karya-karya Bambang Herras dalam medium tinta di atas kertas.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dalam rentang sebulan, seniman-perupa Bambang Herras berpameran di tiga tempat berbeda: Studio SaRang milik perupa Jumaldi Alfi, Plataran Djoko Pekik, serta Studio Kalahan milik Heri Dono.

Dengan tajuk "Mangsimili" secara keseluruhan Herras memamerkan karya dua dimensi dengan medium tinta di atas kertas dalam berbagai ukuran. Pameran ini menjadi pameran tunggal Herras setelah sebelumnya dalam pameran tunggal-bertiga bersama perupa Yuswantoro Adi dan Samuel Indratma di Sangkring art project, 31 Mei - 16 Juni 2013 Herras memamerkan karyanya dalam jumlah banyak. 

Jika pada pameran bertajuk "Menawan Hati" ketika itu Herras memamerkan karya lukisan wajah-wajah realis kolega-koleganya dengan material kertas dan kayu dengan cat warna-warni, dalam pameran "Mangsimili" putaran pertama sebanyak 56 karya sketsa-lukisan tinta di atas kertas  dengan berbagai obyek-figur dipamerkan di Kiniko art room-SaRang dalam rona monochrome dengan citraan tinta yang mengalir (mangsi mili). Kalaupun ada warna merah ataupun biru, rona monochrome tetap mendominasi setiap karya sketsa-lukisannya.

"Heri Dono, Djoko Pekik, dan Jumaldi Alfi mempunyai konsep yang hampir sama yakni berbagi ruang kepada semua teman-teman seniman-perupa untuk memamerkan karyanya (di studionya). Apa yang telah diambil atau diberikan kepada dunia seni rupa (oleh ketiganya) dikembalikan lagi kepada teman-teman seni rupa. Ini menarik." kata Bambang Herras dalam pembukaan pameran, Senin (2/4) malam.

Kolektor benda seni Oei Hong Djien (OHD) dalam sambutan pengantarnya menjelaskan bagaimana karya dengan medium kertas memiliki nilai seni yang tinggi.

"Saya punya beberapa karya Hendra tahun 1940-an dengan material kertas merang. Di balik kertas tersebut terdapat bekas ketikan berbahasa Sunda. Sudah mau dibuang (oleh Hendra) tapi saya minta. Sudah ditempelkan di atas kertas lain. (Pada suatu kesempatan) saya ketemu dengan konservatoris asal Italia, dia bilang ini tidak boleh ditempelkan di atas kertas lain. Akhirnya karya-karya Hendra yang sudah sobek itu saya kirim ke Milan-Italia untuk direstorasi khusus oleh ahli kertas. Kerusakan pada karya kertas tersebut bisa pulih. Ketikan di belakang tetap kelihatan." jelas OHD tentang bagaimana nilai karya seni dengan material kertas.

Pameran tunggal "Mangsimili" putaran pertama dibuka oleh perupa senior Djoko Pekik pada  Senin (2/4) malam di Kiniko art room-SaRang, Kalipakis-Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. Selanjutnya mulai Selasa (17/4) sekitar lima belas karya akan dipamerkan di Plataran Djoko Pekik, dan pada Rabu (2/5) sebanyak tiga ratusan karya mangsimili Bambang Herras akan dipamerkan di Studio Kalahan.

 

BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home