Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 16:10 WIB | Rabu, 06 Mei 2020

Maskapai Iran Dituduh Berkontribusi Menyebarkan COVID-19 di Timur Tengah

Maskapai penerbangan Iran, Mahan Air. (Foto: dok. Al Arabiya/Reuters)

LONDON, SATUHARAPAN.COM-Sebuah maskapai penerbangan Iran, Mahan Air, menerbangkan penumpang yang terinfeksi virus corona ke Irak dan Lebanon dan antara Iran dan China, memicu penyebaran virus di seluruh Timur Tengah.

Mahan Air, sebuah perusahaan swasta yang terhubung dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, dan berada di bawah sanksi oleh Amerika Serikat, terus terbang ke China dan di tempat lain selama berminggu-minggu setelah Teheran secara resmi melarang penerbangan ke dan dari negara itu pada 31 Januari.

Maskapai penerbangan berbohong tentang penerbangan ini, menurut sebuah penyelidikan yang dilakukan oleh media Inggris, BBC. Data kedatangan dan keberangkatan dari bandar udara Imam Khomeini di ibu kota Iran, Teheran, dan bandar udara China menunjukkan penerbangan berlanjut hingga bulan Maret.

Salah satu penerbangan yang dilaporkan BBC adalah pada 6 Februari. Pesawat itu membawa 70 mahasiswa Iran kembali dari kota Wuhan di China tengah, tempat asal virus corona, dan mereka melanjutkan perjalanan ke Irak pada hari yang sama.

Mahan Air mengklaim telah mengakhiri semua penerbangan dari China setelah surat kabar mahasiswa Iran mengkritik penerbangan 6 Februari itu. Tetapi ada 55 penerbangan lagi dari Beijing, Shanghai, Guangzhou dan Shenzhen hingga 23 Februari, menurut data dari pelacak penerbangan komersial Flightradar24 yang dikonfirmasi BBC.

Pesawat-pesawat yang menuju Teheran dari China juga melakukan perjalanan selanjutnya dalam waktu 24 jam ke Barcelona (Spanyol), ​​Dubai, Kuala Lumpur (Malaysia), dan Istanbul (Turki). Awak kabin menyampaikan kekhawatiran tentang kurangnya alat pelindung diri (PPE), dan tindakan penahanan di pesawat, tetapi dibungkam oleh pihak maskapai, menurut laporan itu.

Kasus di Irak dan Lebanon

Investigasi oleh BBC juga menunjukkan bahwa kasus terinfeksi virus pertama yang dikonfirmasi di Irak dan Lebanon berasal dari penerbangan Mahan Air itu.

Mahan Air mengklaim bahwa mereka mengirim bantuan kemanusiaan ke China dan tidak ada penerbangan untuk penumpang. Data menunjukkan ini bukan seperti itu, dan mereka dikonfirmasi sebagai penerbangan penumpang.

BBC melihat bahwa kurangannya PPE dan peralatan medis di Iran selama krisis virus corona juga membuat bahwa sangat tidak mungkin mereka memasok bantuan kemanusiaan ke China.

Sebelumnya, pihak Iran sendiri mengakui penularan virus corona di negara itu banyak yang berasal dari China. Tim epidemiologi Iran memulai penelitian mereka sejak menemukan kasus virus corona pertama di Qom, kata wakil menteri kesehatan, Alireza Raisi, pada hari Rabu (25/3) yang dikutip Al Arabiya.

"Berdasarkan temuan, penyakit ini jelas dan khusus dari pekerja dan mahasiswa China di Qom," tambah Raisi yang mengacu pada mahasiswa China yang belajar di Universitas Internasional Al-Mustafa (MIU), sebuah seminari Syiah yang didanai negara dan berbasis di Qom dengan hampir 40.000 mahasiswa asing belajar di sana.

Di Larang Berbagai Negara

Operasi Mahan Air telah disorot di seluruh dunia. AS menetapkannya sebagai pendukung terorisme pada tahun2011, karena maskapai ini mendukung Pasukan Quds dari IRGC. Arab Saudi melarang maskapai ini di wilayah negara itu. Jerman, Prancis, Spanyol dan Italia telah mencabut hak pendaratan di wilayah negara-negara itu untuk maskapai ini.

Terkait pandemi COVID-19 di Iran, BBC Persia juga pernah melaporkan tentang jumlah kematian akibat virus corona di negeri itu yang disebutkan jauh lebih tinggi dari yang resmi dilaporkan otorita kesehatan Iran. Media yang berbasis di Londong, Inggris itu mengutip sumber-sumber di rumah sakit di Iran.

Iran merespon berita pada akhir Februari itu dengan marah. Kementerian Kesehatan Iran mengecam BBC Persia yang menyebutkan data jumlah korban itu palsu. Sebaliknya Iran menuduh televisi itu mengejar agenda politik di tengah-tengah ketakutan publik akibat penyebaran epidemi, menurut laporan kantor berita setempat, Fars.

Sejauh ini, Iran telah mencatat 99.970 kasus terinfeksi virus corona yang dikonfirmasi hingga hari Selasa (5/5) dan merupakan yang terparah di Timur Tengah. Sedangkan korban meninggal mencapai 6.340 orang. (BBC/Al Arabiya/Fars/Arab News)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home