Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 12:22 WIB | Jumat, 11 Agustus 2017

Mawar untuk Relaksasi

Mawar (Rosa damascena). (Foto: commons.wikimedia.org)

SATUHARAPAN.COM – Siapa yang tidak jatuh cinta kepada jenis bunga satu ini? Bunga mawar menjadi magnet tersendiri khususnya untuk kaum wanita. Jenis bunga ini biasa menjadi tanaman hias di halaman rumah, bunga hias di ruangan rumah, dan sebagainya.

Bunga mawar, yang dikenal sebagai queen of the flower, merupakan bunga universal yang dikenal di seluruh penjuru dunia sejak zaman dahulu. Penampilannya yang cantik, anggun, dan untuk beberapa jenis dikenal menebarkan wangi yang semerbak ketika bermekaran, telah memesona banyak orang sehingga menjadikannya sebagai lambang kecantikan.

Bunga mawar berkaitan erat dengan budaya di Indonesia. Tidak hanya dinikmati keindahannya, namun merupakan bagian dari adat budaya di Indonesia, seperti pada ritual siraman pada pesta pernikahan beberapa daerah di Indonesia, dan sebagai bunga tabur.

Mengutip dari thehealthsite.com, penelitian yang dilakukan Departemen Fisiologi dan Patologi Universitas Paraíba-Caixa Brasil membuktikan bahwa bunga ini dapat meredakan stres dan depresi, serta kelelahan. Esensi dari bunga mawar saat dihirup, menghasilkan efek sedatif.

Jurnal Complementary Therapies in Clinical Practice, dikutip dari draxe.com, baru-baru ini menerbitkan sebuah penelitian yang membuktikan aromaterapi mawar secara klinis membuktikan dapat menurunkan gangguan kecemasan atau depresi secara umum, terutama pada perempuan pascamelahirkan.   

Selain itu tim peneliti Sekolah Tinggi Kesehatan RS Baptis Kediri, meneliti pengaruh relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi. Terapi relaksasi (aromaterapi mawar) selama 10 menit dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Kesimpulannya  ada pengaruh yang signifikan dari terapi relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi.

Morfologi Tanaman Mawar

Tanaman mawar, dikutip dari jambi.litbang.pertanian.go.id, umumnya merupakan tanaman perdu, batangnya berduri dengan tinggi tanaman antara 0,3 sampai 0,5 meter.

Tanaman ini berakar tunggang dengan banyak cabang akar seperti serat dan akar rambut yang menyerupai benang. Daunnya majemuk dengan 3 atau 5 berselang dan bersirip ganjil.

Bunga ada yang tunggal dan ada pula yang tersusun indah dalam bentuk payung dengan perhiasan bunga setiap lingkaran 4-5 helai. Warna bunga bervariasi dari putih, merah, merah  muda, dan ungu muda. Buah mawar adalah buah yang di dalamnya terdapat biji.

Tanaman mawar membutuhkan cahaya matahari penuh untuk pertumbuhan. Apabila kekurangan cahaya, tanaman akan kurang produktif untuk berbunga dan mempunyai batang yang tidak kokoh.

Jumlah varietas mawar saat ini, dikutip dari usu.ac.id, diperkirakan mencapai 5.000 macam, namun hanya sekitar 300-400 varietas yang dikenal secara umum dan sering dibudidayakan.

Tim Direktorat Bina Produksi Hortikultura, mencatat di antara varietas tersebut penggolongan mawar menjadi sembilan kelompok utama, yaitu Hybrid tea, Floribunda, Grandiflora, Climbing rose, Polyantha, Hybrid perpetual, Mawar tea, Mawar tua, Special purpose mawar mini.

Mawar termasuk golongan bunga yang mudah kehilangan air, maka sebaiknya memanen bunga mawar dilakukan pada pagi hari.

Menurut catatan sejarah, yang dikutip dari ipb.ac.id, mawar mulai dibudidayakan pertama kali di Tiongkok lebih kurang  5000 tahun yang lalu dan dipopulerkan oleh dinasti Han. Pada periode yang sama orang-orang Mesir mulai mengkomersialkan bunga mawar yang pada waktu itu banyak dimanfaatkan oleh bangsa Romawi. Sejak saat itu bunga mawar mulai disukai banyak orang dan penggemarnya mulai tersebar di seluruh bumi.  

Menurut bukti fosil yang tersimpan di Monumen Nasional Florissant Fossil Beds, di Colorado, Amerika Serikat, jejak pertama bunga mawar telah ada di dunia dari 40 juta tahun yang lalu. Beberapa fosil lain ditemukan di Montana dan Oregon juga diperkirakan berumur 35 tahun. Di Yugoslavia dan Jerman pula pernah ditemukan fosil mawar.

Tanaman mawar menurut Wikipedia adalah suatu jenis tanaman semak dari genus Rosa memiliki nama ilmiah Rosa sp. Tanaman ini memiliki berbagai nama lokal, seperti mawar (Jawa), kembang roos (Sunda), rose flower (Inggris), yue ji hua (Tiongkok).

Mawar yang dikenal di Indonesia sebagian besar adalah mawar jenis Hybrid Tea dan Medium. Mawar, merupakan komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak diminati konsumen serta dapat dibudidayakan secara komersial.

Mawar mempunyai nilai ekonomi yang penting sebagai bunga potong dan bahan baku minyak bunga yang digunakan industri parfum. Parfum (minyak wangi) dibuat dari minyak mawar yang merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang diperoleh dari proses penyulingan dan penguapan lumatan daun-daun mahkota. Teknik penyulingan mawar berasal dari Persia yang menyebar ke Arab dan India.

Pada saat ini, kebutuhan minyak mawar dunia sebanyak 70-80 persen, dipenuhi oleh pusat penyulingan mawar di Bulgaria sedangkan sisanya dipenuhi oleh Iran dan Jerman.

Di Indonesia dikutip dari ipb.ac.id, sistem usaha tani bunga mawar potong terdapat di daerah sentra produksi, dan telah mengarah ke usaha yang bersifat agribisnis. Sentra penanaman bunga potong, bunga tabur dan tanaman pot di Indonesia dihasilkan dari daerah Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jakarta.

Selama periode tahun 1985-1991 ekspor komoditas ini meningkat dari 476 ton menjadi 4.881 ton. Permintaan bunga mawar di pasar dalam negeri meningkat terutama di kota-kota besar. Kota Jakarta menyerap bunga-bunga terbesar dengan omzet dan peredaran uang mencapai Rp 25,8 miliar per tahun. Permintaan bunga mawar tidak kurang dari 20.000 kuntum per hari .

Manfaat Herbal Tanaman Mawar

Bunga mawar, dikutip dari ipb.ac.id, mengandung minyak atsiri yang baik kualitasnya, yaitu mengandung fenil etil alkohol, citronellol, dan nerol geraniol, yang memberikan bau parfum yang harum. Ekstrak bunga mawar bila disuling akan menghasilkan minyak mawar murni sebagai bahan baku minyak wangi  (parfum). 

Minyak mawar, dikutip dari unhas.ac.id, adalah minyak atsiri bunga mawar yang didapat dari ekstraksi bunga mawar, terutama dari spesies Rosa damascena. Minyak mawar memiliki sifat antidepresan, antiseptik, bakterisidal, diuretik, laksatif, dan sedatif.

Selain itu pada tahun 2010, ilmuwan Tiongkok menemukan bahwa minyak mawar memiliki salah satu aktivitas bakterisida terkuat dibandingkan dengan 10 minyak lainnya. Propionibacterium acnes  atau bakteri yang bertanggung jawab untuk jerawat, dapat dihancurkan oleh minyak mawar  ini.

Alasan lain untuk menggunakan minyak esensial mawar untuk kesehatan kulit adalah karena kemampuannya yang luar biasa untuk meningkatkan permeabilitas kulit, menurut seorang ilmuwan Jerman dalam artikel yang dimuat tahun 2010. Salah satu aspek paling menarik dari minyak esensial mawar adalah bahwa minyak mawar saat ditambahkan pada produk kecantikan dapat  terserap dengan baik dan menutrisi kulit dengan baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Fauziah dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang, tentang pengaruh aromaterapi mawar jenis Rosa damascena terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang, menyebutkan ada pengaruh pemberian aromaterapi mawar (Rosa damascena) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Penelitian itu juga menyarankan untuk dapat menggunakan aromaterapi mawar sebagai salah satu intervensi non farmakologi dalam membantu menurunkan tekanan darah tinggi pada pasien hipertensi.

Tim peneliti Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap juga meneliti manfaat teknik relaksasi massage muscullus trapezius dengan aromaterapi mawar terhadap perubahan tekanan darah pada ibu hamil. Penelitian itu menunjukkan bahwa teknik relaksasi massage muscullus trapezius dengan aromaterapi mawar dapat bermanfaat terhadap perubahan tekanan darah pada ibu hamil.

Poerwanto dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta, juga meneliti pengaruh aromaterapi mawar terhadap kualitas tidur lansia di panti sosial Tresna Werdha Unit Budi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta. Ia berkesimpulan aromaterapi mawar berpengaruh dalam meningkatkan kualitas tidur lansia di Panti Sosial Tresna Wardha Unit Budi Luhur Kasongan Bantul, Yogyakarta.

Windi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar dalam penelitian untuk menempuh ujian sarjana Kedokteran Gigi, mencoba mengetahui daya hambat minyak atsiri mawar (Rosa damascena Mill) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Minyak atsiri mawar, menurut penelitian itu, dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Farmasi Bandung, meneliti  formulasi sediaan lipstik batang dengan ekstrak bunga mawar merah (Rosa damascena Mill) sebagai zat pewarna alami. Kesimpulan penelitian menunjukkan sediaan formulasi lipstik ekstrak bunga mawar merah cukup aman untuk digunakan, karena tingkat terjadinya iritasi sangat kecil.

Departemen Fisiologi, Pusat Penelitian Obat-Obatan dan Farmasi, Mashhad University of Medical Sciences Iran, yang meneliti efek farmakologis Rosa damascena, membuktikan mawar jenis ini memiliki efek anti-HIV, antibakteri, antioksidan, antitusif, hipnotis, antidiabetes, dan relaksasi.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home