Mayoritas Rakyat AS Ingin Clinton-Trump Bela Orang Kristen
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Lebih dari tiga perempat rakyat Amerika Serikat menginginkan presiden berikutnya -- Hillary Clinton atau Donald Trump -- melindungi orang Kristen dari penganiayaan, yang kencenderungannya meningkat di seluruh dunia.
Ini merupakan hasil dari jajak pendapat yang dilaksanakan lembaga jajak pendapat Harris Poll untuk Open Doors, sebuah lembaga antardenominasi yang memperjuangkan perlindungan terhadap orang-orang Kristen yang teraniaya.
Menurut jajak pendapat itu, yang dilansir oleh christiantoday.com, 76 persen responden setuju dengan pernyataan, "Sangat penting bagi saya presiden berikutnya berkomitmen untuk mengatasi penganiayaan yang dialami oleh sejumlah orang Kristen di seluruh dunia (misalnya, penahanan, pemenggalan, perkosaan, kehilangan rumah dan aset)."
Presiden dan CEO Open Doors AS, David Curry, mengatakan, penganiayaan Kristen, serta penganut agama lain, telah tumbuh secara eksponensial dalam beberapa tahun terakhir di berbagai belahan dunia.
Kata dia, pemerintah di sejumlah negara dengan keras membatasi kebebasan beragama dan berekspresi, menyebabkan jutaan orang mengungsi, dilecehkan, masuk penjara, dipukuli bahkan menghadapi ajal.
"Amerika Serikat menginginkan setiap kandidat presiden memiliki rencana yang jernih dan tegas dalam mengatasi krisis global yang terus tumbuh ini," kata David Curry.
Organisasi ini telah menyiapkan petisi yang menyerukan kepada para kandidat untuk mengatasi masalah penganiayaan terhadap orang Kristen di seluruh dunia.
Berdasarkan berbagai laporan, orang Kristen di seluruh Timur Tengah dan Afrika menghadapi penganiayaan di tangan militan Islam, khususnya di Irak dan Suriah.
Di sisi lain, jumlah orang Kristen yang meninggalkan Israel-Palestina juga bertambah.
Pada acara kampanye di New Hampshire Desember lalu, Clinton sepakat bahwa penganiayaan Kristen di tangan ISIS adalah genosida.
Seorang peserta bertanya kepada Clinton ketika itu, "Apakah Anda akan bergabung dengan para pemimpin agama, pemimpin sekular dan pemimpin politik dari sayap kanan maupun kiri, menyebut apa yang terjadi saat ini dengan namanya yang tepat, yaitu genosida?"
Clinton menjawab: "Ya, karena kita sekarang memiliki bukti yang cukup".
Editor : Eben E. Siadari
RI Evakuasi 40 WNI dari Lebanon via Darat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mengevakuasi 40 Warga ...