Loading...
OPINI
Penulis: Anil Dawan 14:34 WIB | Sabtu, 01 Mei 2021

Membangun SDM Berkualitas, Memanusiakan Manusia

Dalam Rangka Peringatan Hari Buruh Sedunia
Dr Anil Dawan MTh,

SATUHARAPAN.COM - Hari Buruh Internasional atau disebut May Day diperingati tiap 1 Mei. Ini merupakan peringatan akan perjuangan bersejarah yang dilakukan para pekerja dan gerakan buruh di banyak negara pada tanggal 1 Mei. Pada tahun 1889, The Second International, organisasi internasional untuk pekerja dan sosialis, menyatakan bahwa 1 Mei menjadi Hari Buruh Internasional. Sejak itu peringatan Hari Buruh Internasional disebut dengan May Day. Di Indonesia Hari Buruh Internasional pernah dilarang untuk dirayakan oleh pemerintah Orde Baru. Namun, sejak 1 Mei 2014, Hari Buruh Internasional ditetapkan oleh pemerintah masuk dalam jajaran hari libur nasional.

Kilasan Sejarah Buruh

Memahami Hari Buruh perlu dilihat dari kilasan sejarahnya dalam perspektif  Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan manajemen umum, yang tumbuh dan berkembang sejak adanya hubungan kerja atau industrial antara atasan dengan bawahan. Sejarah Buruh dapat dibagi dalam beberapa tahapan perkembangan sumber daya manusia, yang pertama adalah Tahap Pengrajin. Orang-orang yang bekerja dalam kurun tahun 1600-an sampai 1700-an dimasukkan ke dalam sistem pengrajin (craft system). Sistem pengrajin paling cocok untuk industri rumah tangga (domestic industry). Karena permintaan produk semakin meningkat, sistem tidak sanggup untuk memenuhi, pengrajin menangkap lebih banyak system nomaden dan berpindah ke pabrik kecil. 

Tahap berikutnya adalah Tahap Manajemen Ilmiah Pada awal abad ke-20, terjadi perubahan tempat dan metode kerja. Berbagai mesin pabrik untuk meningkatkan produksi mulai diperkenalkan. Melonjaknya produksi barang diiringi pula oleh munculnya beberapa masalah karena mesin produksi membutuhkan beberapa orang untuk mengoperasikannya. Hal ini memaksa manajer menyusun peraturan dan prosedur guna mengawasi para pekerja. Salah satu pekembangan yang signifikan yang mengemuka selama kurun waktu ini adalah proses yang disebut dengan manajamen ilmiah (scientific management). Frederick Taylor adalah salah satu penggagas manajemen ilmiah. Taylor memilih, melatih, dan memantau secara cermat pekerja yang sedang melakukan tugas-tugasnya. Para pekerja yang berhasil kemudian dipromosikan, sedangkan yang tidak berhasil di-PHK. Tahap inipun sempat dikritik karena lebih banyak memandang buruh sebagai alat produksi, dan dehumanisasi disinyalir terjadi dalam system ini. 

Tahap selanjutnya adalah tahap Hubungan Antar manusia. Penelitian yang lebih insentif terhadap sumber daya manusia berlangsung pada penghujung tahun 1920 dan awal tahun 1930. Pada kurun waktu itu, perhatian pada hubungan antar manusia. Memasuki abad ke-20, manusia dianggap sebagai mahluk yang berperasaan, pikiran, dan memerlukan psikologi. Konsep baru dibidang manajemen dikembangkan oleh Taylor dan Gilbert, yang timbut akibat pertentangan serikat kerja karena diabaikannya peranan tenaga kerja dan adanya upaya-upaya pembaharuan untuk menciptakan iklim kerja yang lebih manusiawi. Manajer dicurahkan pada karyawannya untuk meningkatkan produktivitas kerja mereka. Dalam penelitiaan, Hawtorn menemukan kenyataan bahwa perasaan, emosi, dan sentimen para karyawan sangat dipengaruhi kondisi lingkungan kerja seperti gaya kepemimpinan atasam, perhatian, sikap, dan dukungan manajemen. Temuan atas kajian ini, menunjukan bahwa kebutuhan karyawan harus dipahami dan ditindaklanjuti oleh manajemen. 

Tahapan berikutnya adalah tahapan Tujuan Sains Perilaku (Behavioralisme). Sains perilaku lebih berfokus pada organisasi secara keseluruhan dan kurang memperhatikan individu. Sains perilaku mengkaji lingkungan kerja yang mempengaruhi induvidu karyawan, dan sebaliknya. Perilaku organisasi (organizations behavior) dan MSDM tumbuh dan berkembang di era sains perilaku. Dan tahap terkini adalah Tahap Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Tahap ini memfokuskan dirinya pada pengelompokan tugas yang saling berkaitan satu sama lain. Kilasan sejarah ini dapat menjadi cermin bagaimana mengelola Buruh sebagai bagian dari sumber daya manusia yang harus dimanusiakan. Komponen produktifitas, efektifitas, efesiensi, relasi antar manusia, lingkungan kerja dan pengelompokan tugas yang saling mendukung satu dengan yang lain perlu diperhatikan semua stake holder. 

Perspektif Manajemen Sumber Daya Manusia

Pengelolaan buruh tidak boleh dilepaskan dari perspektif Manajemen Sumber Daya Manusia. (MSDM) adalah suatu strategi dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen mulai dari planning, organizing, leading, dan controlling dalam setiap aktivitas aturan dan fungsi operasional SDM mulai dari proses perekrutan, seleksi, pelatihan dan pengembangan, penempatan yang meliputi promosi, demosi dan transfer, penilaian kinerja, pemberian kompensasi, hubungan industrialisasi, hingga pemutusan hubungan kerja, yang ditujukan bagi peningkatan produktifitas dan kesejahteran buruh.

Oleh karena itu betolak dari sejarah penemuan upaya memanusiakan buruh sebagai manusia yang juga merupakan human capital yang bernilai penting bagi perusahaan ataupun organsasi maka upaya-upaya peningkatan kesejahteraan buruh perlu dikedepankan dengan skema dialog yang kontinyu antara pemerintah, manajemen perusahaan dan serikat buruh. Dialog tripratit ini adalah upaya menemukan strategi jitu menetapkan visi dan misi, serta goal serta tujuan yang hasil akhirnya adalah menempatkan buruh sebagai bagian dari strategi utuh menyeluruh  untuk supaya menjadi bagian dari strategi perusahaan. Apalagi dalam situasi pandemi Covid 19, upaya-upaya perusahaan untuk tetap survive dan bertahan supaya tidak kolaps, dan dapat meraih momentum kebangkitan ekonomi untuk pulih dan bangkit. Komponen penting yang perlu dimasukkan dalam pemulihan ekonomi tersebut adalah memperhatikan kesehatan buruh dalam bekerja melalui kepatuhan pada penerapan prokes 5M, dan juga pengembangan diri Buruh dalam penegetahuan, skill serta kemampuan-kemampuan lainnya untuk menjadi buruh yang handal dan memiliki daya saing ditengah hantaman badai krisis Covid 19. Berharap upaya-upaya kolaboratif, serta pengembangan SDM bagi buruh dan tata kelola melalui manajemen SDM yang berkualitas akan dilahirkan juga pekerja yang berkualitas. Selamat Hari Buruh. 

 

Dr Anil Dawan

Aktivis Sosial Kemanusiaan WVI dan Trainer SDM

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home