Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 09:18 WIB | Jumat, 14 Desember 2018

Menag Apresiasi Pengembangan Sistem Siaga Dini Kehidupan Keagamaan

Ilustrasi. Sebuah foto arsip yang diabadikan oleh Institute Mosintuwu, menggambarkan kegiatan Fesitival Anak Perdamaian di Poso, pada tahun 2012. Poso pernah dilanda konflik, dengan sentimen agama mengambil tempat. (Foto: perempuanposo.com)

JAKATA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi pengembangan sistem siaga dini kehidupan keagamaan yang dilakukan oleh Badan Litbang dan Diklat Kemenag. Menurutnya  hal ini merupakan sebuah terobosan dan inovasi dalam sejarah panjang berdirinya Kementerian Agama.

Menag menyampaikan hal itu seusai mendengar paparan rencana pengembangan aplikasi sistem siaga dini, di Kantor Kementerian Agama, Jakarta. Hadir dalam kegiatan diskusi terbatas ini, Staf Ahli Menteri Agama Oman Fathurahman, Kepala Badan Litbang dan Diklat Abdurrahman Mas’ud, para pejabat di lingkungan Badan Litbang dan Diklat, pemangku kepentingan yang berwenang serta peneliti Balai Litbang Agama Jakarta.

“Kita sedang memulai langkah pertama. Ini luar biasa dan menjadi sejarah. Saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada saudara yang sudah terlibat dalam pembuatan aplikasi ini,” tutur Menag, Kamis (13/12) seperti dilaporkan Benny Andriyos di situs resmi kemenag.go.id.

Menag juga menyarankan, seusai dirancang aplikasi sistem siaga dini, harus diuji coba. Terutama di daerah yang rentan terjadi konflik keagamaan dan sosial, “Lanjutkan dengan FGD (diksusi terfokus, Red) untuk mengundang pakar terkait kehidupan keagamaan dan pakar IT untuk menguji kesahihan aplikasi.”

“Ini pekerjaan luar biasa. Dan menjadi revolusi bila kita memiliki sistem aplikasi siaga dini itu,” Menag menambahkan.

 Sebelumnya, Staf Ahli Menteri Agama Oman Fathurahman memaparkan aplikasi sistem siaga dini kehidupan keagamaan akan digunakan oleh penyuluh agama Kemenag. “Sejumlah 45 ribu penyuluh agama yang dimiliki Kemenag dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia akan dibekali aplikasi ini,” tutur Oman.

Para penyuluh akan menjadi sumber informasi primer mengenai kondisi kehidupan keagamaan dari seluruh daerah di Indonesia. “Sistem ini akan menjadi pusat informasi terkait seluruh kehidupan keagamaan. Dengan adanya sistem ini, diharapkan pemerintah mampu melakukan deteksi dini terhadap potensi-potensi konflik yang mungkin terjadi.  Sehingga bisa mengambil kebijakan untuk melakukan respon tepat secepat mungkin,” kata Oman.

Sistem ini diharapkan memberikan informasi yang cepat, memadai, sahih, objektif, dan terpercaya mengenai dinamika kehidupan keagamaan di masyarakat. Melalui sistem ini diharapkan teridentifikasi berbagai gelagat yang ada di masyarakat, baik yang bersifat mendasar (structural), pemercepat (accelerator), dan pemicu agar tidak meningkat menjadi konflik yang disertai dengan kekerasan.

"Artinya, sistem ini tidak hanya memberikan informasi pada saat gejala konflik mulai muncul," Oman menegaskan.

Informasi-informasi yang disediakan dalam sistem ini diharapkan menjadi landasan para pengambil kebijakan dalam merumuskan pilihan-pilihan tindakan dalam rangka pengambilan keputusan dan pencegahan.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home