Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 07:57 WIB | Jumat, 20 Januari 2017

Menag: Di Pesantren, Belajar Ilmu Hidup

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat bertemu dengan santri dan pengasuh pondok pesantren Karangasem, Lamongan, Jawa Timur, Kamis (19/1). (Foto: kemenag.go.id)

LAMONGAN, SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan dari sekian lama ia mengenyam pendidikan, momen yang paling berkesan bagi dia adalah saat dia belajar di pondok pesantren (pontren).

Menurut dia, di pontren, pendidikannya 24 jam, semuanya penuh dengan nilai edukasi. Bagi Menag yang juga mantan santri, seorang santri harus paham betul, di pontren tidak hanya diajarkan ilmu agama saja meski itu intinya.

"Tapi tidak kalah pentingnya, pontren mengajarkan ilmu hidup. Ilmu hidup itu macam-macam, di antaranya adalah kedisiplinan,itu akan dipakai saat kita berada di mana-mana," kata Menag saat bertemu dengan santri dan pengasuh pondok pesantren Karangasem, Lamongan, Jawa Timur, Kamis (19/1).

Menag mengemukakan dengan jadwal yang teratur seorang individu dapat  mempersiapkan diri agar saat memasuki tahapan berikutnya sudah siap, dan agar bisa lebih baik dari yang lain, terlebih seorang santriwan atau santriwati akan hidup di masyarakat dengan kompetisi yang ketat.

Selain itu, kata dia, yang tidak kalah pentingnya, di pontren kita belajar mensikapi perbedaan, kita akan menghadapi keragaman. Di pondok kita terbiasa dengan perbedaan, perbedaan tata cara berpikir dan budaya, ini penting mensikapi perbedaan itu.

"Karena kalau tidak cukup pengetahuan tentang perbedaan, maka akan sulit beradaptasi,” kata dia.

Di pondok pesantren, lanjut Menag, santri belajar fiqih dengan banyak perbedaan mahzab, meski satu masalah. Menurutnya, kontribusi pontren menghasilkan wawasan luas.

"Inilah perlunya lembaga pontren untuk membekali sikap yang arif, karena perbedaan adalah sunnah, jangan menganggap harus sama semua," kata Lukman Hakim.

Kepada para santri, Lukman Hakim mengajak mereka  memanfaatkan betul waktu belajar di pondok. Ia bercerita, ketika bertemu tokoh-tokoh yang berasal dan alumni pondok pesantren, ketika diminta kalau waktu ini ditarik mundur, sebagian dari mengatakan ingin kembali ke masa di pondok.

“Untuk itu, sekali lagi, gunakan waktu sebaik mungkin, ingat tidak semua anak negeri memperoleh pendidikan termasuk di pondok pesantren,” kata Lukman Hakim. (kemenag.go.id)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home