Loading...
RELIGI
Penulis: Endang Saputra 15:31 WIB | Kamis, 23 Juli 2015

Menag: Halal bi Halal Merupakan Khas Indonesia

Menag dan Ibu Trisna Willy Lukman Hakim saat Halal bi Halal Idul Fitri 1436H bersama pejabat dan pegawai Kementerian Agama di Auditorium H.M. Rasjidi Kantor Kemenag Jalan M.H. Thamrin Nomor 6 Jakarta, hari Kamis (23/7). (foto: kemenag.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin  hari ini Kamis (23/7) menggelar Halal bi Halal Idul Fitri 1436 Hijriah bersama pejabat dan pegawai Kementerian Agama, pengurus dan anggota Dharma Wanita, pimpinan Bank Mitra Kemenag di Auditorium H.M. Rasjidi Kantor Kemenag Jalan M.H. Thamrin Nomor 6 Jakarta.

Menag dalam kata sambutannya menyatakan bahwa Halal bi Halal adalah khas Indonesia, ini adalah sebuah istilah yang khas Nusantara,  sulit ditemukan di negara lain,  kecuali di tanah air ini.

Selain itu juga Menag menceritakan, bahwa halal bi halal awalnya digagas oleh Menag Wahab Hasbullah yang saat itu negara dalam kondisi yang belum stabil pasca kemerdekaan, sehingga halal bi halal menjadi medium yang bisa menyatukan elemen pemimpin bangsa.

“Sesungguhnya, term halal bi halal dalam konteks tertentu terutama dalam kaidah bahasa Arab dinilai keliru, tapi esensinya ini adalah wujud manifestasi doa Rasululah, yaitu Idul Fitri adalah sebuah hari raya yang mudah-mudahan kita semua mampu kembali ke kemanusiaan fitrah kita, yaitu manusia yang suci karena selama satu bulan penuh kita dilatih menempa diri mengendalikan hawa nafsu,” kata dia.

Dikatakan Menag, hawa nafsu adalah posisi terendah dalam konteks manusia, sehingga Tuhan kemudian menjadikan puasa sebagai upaya mengendalikan hawa nafsu. Dan halal bi halal adalah upaya kaum muslim  mencapai kesucian setelah secara vertikal memohon ampunan untuk kembali suci.

“Suci tidak cukup hanya di hadapan Tuhan, tapi juga di hadapan manusia, agar hubungan kemanusiaan tetap terjaga. Dengan demikian, kita berhasil menjadi golongan yang memiliki jati diri dan kesuksesan kemenangan dalam mengendlikan hawa nafsu,” kata dia.

Kepada seluruh keluarga dan aparatur Kemenag, Menag mengajak agar meningkatkan kinerja dengan integritas.

 “Saya merasa perlu untuk mengingatkan pentingnya integritas, karena ini adalah ruh Kemenag, karena Kemenag menyandang kata agama, tidak ada institusi yang menggunakan kata agama selain Kemenag. Karena agama intinya adalah akhlak dan prilaku,” kata dia.

Hadir dalam acara tersebut seluruh pejabat di lingkungan Kemenag Pusat, Staf Khusus, Penasehat  DWP Kemenag Ibu Trisna Willy Lukman Hakim, Ketua dan Pengurus DWP,  sejumlah pimpinan Bank Mitra Kerja Kemenag. (kemenag.go.id)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home