Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 13:04 WIB | Kamis, 07 November 2019

Mendag AS Temui Jokowi Minta Keringanan Bea Masuk GSP

Presiden Jokowi menerima Mendag AS Wilbur Ross di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (6/11/2019). (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS), Wilbur Ross menemui Presiden Joko Widodo, salah satunya membahas finalisasi fasilitas Generalized System of Preference (GSP) atau kebijakan untuk meringankan bea masuk impor barang-barang tertentu dari negara berkembang.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pertemuan dengan Mendag AS Wilbur Ross di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (6/110, didampingi oleh Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, dan Mensesneg Pratikno.

Menlu Retno Marsudi setelah pertemuan itu mengatakan kunjungan US Secretary of Commerce ke Indonesia ini adalah refleksi dari komitmen AS untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan Indonesia khususnya di bidang ekonomi atau lebih spesifiknya untuk bidang perdagangan dan investasi.

“Kita bicara juga mengenai masalah untuk fasilitasi GSP, ini kan sebenarnya masalah yang sudah lama dibahas dan tadi juga ada satu kesepakatan bahwa mungkin awal Desember kita akan mengirim tim untuk bernegosiasi menyelesaikan. Dari apa yang disampaikan oleh Secretary Ross kita optimis bahwa isu yang terkait masalah GSP ini akan selesai dengan baik dengan win win,” kata Retno.

Ross sebelumnya bertemu dengan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan dan Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

“Pada level Presiden pembahasannya adalah satu mengenai masalah komitmen, yang kedua mengenai kemitraan di dalam mengimplementasikan outlook Indopasifik karena di situ ada beberapa kerja sama bidang infrastruktur dan pengembangan SDM yang dua-duanya dapat dikerjasamakan dengan AS,” katanya.

Presiden Jokowi, kata Retno berharap bahwa AS akan menjadi salah satu dari mitra Indonesia dalam mengembangkan kerja sama baik di bidang infrastruktur maupun di bidang pengembangan SDM.

Sementara Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan GSP diharapkan menjadi bagian daripada kerja sama Indonesia-AS dalam 70 tahun. GSP ini menjadi simbol kerja sama.

“Jadi ini tentu lebih kepada gesture kerja sama dan diharapkan tentu kerja samanya bisa ditingkatkan dan mereka ingin sharing pengalaman mereka untuk melakukan kegiatan semacam pelatihan,” katanya.

Ia mengatakan Presiden Jokowi mengharapkan agar kerja sama perdagangan dengan AS bisa meningkat volumenya menjadi 60 miliar dolar AS dalam lima tahun dari saat ini sekitar 30 miliar dolar AS.

“Kemudian juga disampaikan aspirasi untuk mendorong ‘open acces’ untuk furniture dan textile dimana kita punya program kita impor cotton dan wheat yang cukup besar dari AS dimana kalau kita bisa membuka open itu dan Wilbur Ross mengatakan apabila GSP-nya selesai maka kita bisa bicara untuk tambahan-tambahan yang bisa didorong,” katanya.

Ia menambahkan persoalan GSP diharapkan rampung awal Desember 2019 dengan dikirimkannya tim dari Indonesia untuk membahas hal tersebut dengan AS sehingga bisa tuntas sebelum Natal tahun ini.

“Ada beberapa hal sebagian besar 80 persen sudah. Yang masih belum nanti yang terkait dimasukkan dalam omnibus law,” kata Airlangga. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home