Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 14:02 WIB | Kamis, 19 Januari 2017

Mendag Bahas Revolusi Mental di World Economic Forum 2017

Suasana World Economic Forum (WEF) 2017 di Davos, Swiss, 17-20 Januari 2017. (Foto: weforum.org)

DAVOS, SATUHARAPAN.COM - Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengajak dunia melihat gagasan revolusi mental Presiden Joko Widodo yang berhasil mengangkat perekonomian Indonesia dalam dua tahun terakhir.

Pada ajang World Economic Forum (WEF) 2017 di Davos, Swiss, 17-20 Januari 2017 yang dihadiri para pemimpin dari seluruh dunia itu, Mendag Enggartiasto menyampaikan capaian pemerintah Indonesia dalam visi besar Revolusi Mental Presiden Jokowi.

“Perubahan pola pikir masyarakat untuk menjadi bangsa besar dan cita-cita yang kuat berdasarkan Pancasila telah berhasil menyelesaikan pekerjaan rumah besar negeri ini dan membuat Indonesia bergerak cepat,” kata Enggartiasto saat diskusi panel dalam rangka Indonesia Night di Davos, Rabu (18/1).

Dalam satu tahun terakhir, Indonesia melaju menjadi salah satu dari 10 Top Improvers dalam peringkat “Ease of Doing Business. Beranjak dari peringkat 109 pada 2015 ke peringkat 91 pada 2016 yang menandakan Indonesia semakin memberi kemudahan dalam berbisnis.

Sekilas World Economic Forum

  • Forum Eknomi Dunia atau lebih dikenal dengan nama World Economic Forum (WEF) adalah sebuah organisasi non profit.
     
  • Didirikan dan berpusat di Jenewa, terkenal dengan pertemuan tahunannya di Davos, mempertemukan para pemimpin atas bisnis dunia, pemimpin politik seluruh dunia, cendekiawan dan wartawan terpilih mendiskusikan masalah penting yang dihadapi dunia.
     
  • Didirikan pada tahun 1971 oleh Klaus M. Schwab, seorang profesor bisnis di Swiss.
     
  • Anggota WEF mewakili 1.000 perusahaan besar dan 200 perusahaan kelas menengah -yang kebanyakan berasal dari negara berkembang- serta punya andil besar di kawasan.
     
  • WEF juga mempunyai hubungan yang erat dengan cendekiawan, pemimpin agama, media dan LSM.

 

“Dengan terus melakukan Revolusi Mental dan menerjemahkannya ke dalam tindakan nyata, Indonesia kelak bisa menjadi salah satu dari 40 negara yang ramah dalam melakukan bisnis pada akhir 2019,” harap Mendag.

Sajian Nusantara

Mengulang kesuksesannya pada 2013, 2014, dan 2016 lalu, ajang Indonesia Night pada WEF kembali digelar. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Arlinda, mengatakan pada tahun ini ajang untuk mempromosikan citra baik Indonesia di mata dunia tersebut diusung berbeda.

Acara didahului oleh diskusi panel yang menghadirkan Menteri Kabinet Kerja dan Pengusaha. Selain Mendag, para Menteri yang menjadi pembicara adalah Menteri Perindustrian dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

“Indonesia Night menjadi sarana untuk memperkuat nation branding sekaligus lebih memperkenalkan segenap potensi kekayaan sumber daya alam, produk, keunikan budaya, serta meng-update kontribusi Indonesia terhadap perekonomian dunia kepada para CEO dunia yang hadir di WEF,” imbuh Arlinda.

Peningkatan nation branding Indonesia jadi satu faktor penting demi menggaet perhatian serta menarik minat dan kepercayaan dunia internasional. Arlinda menyatakan, butuh upaya terstruktur, sinergis, terintegrasi, simultan, dan berkelanjutan untuk membangun citra positif Indonesia dengan merangkul semua pihak terkait.

Indonesia Night terselenggara berkat kerja sama Kemendag dengan BKPM, Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) di Jenewa, Swiss, KBRI di Bern, Swiss, dan Komunitas Bisnis Indonesia yang menjadi anggota WEF.

“Demi meningkatkan nation branding Indonesia yang positif, semua pihak harus senantiasa bekerja keras dan bersinergi dalam meningkatkan kinerjanya masing-masing sehingga memperoleh hasil kinerja yang terus meningkat,” kata Arlinda.

Usai berdiskusi, para tamu disuguhi sajian aneka kuliner nusantara yang memeriahkan suasana Indonesia Night 2017. Menu khas nusantara yang memanjakan para tamu antara lain lumpia sayur, soto bandung, nasi kecombrang, nasi ijo, nasi kuning, rendang, ayam sambal matah, udang balado kentang, urap sayur, orek tempe, aneka sambal, dan aneka kerupuk.

Camilan khas Indonesia pun tak ketinggalan memanjakan lidah para tamu, yakni sekoteng, pisang gencet, singkong goreng, dan urap jagung. Pengalaman merasakan keramahtamahan Indonesia juga dimeriahkan lewat pertunjukan seni dan budaya seperti keroncong oleh Endah Laras dan musik sasando. (PR)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home