Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 15:25 WIB | Kamis, 20 Agustus 2015

Mendikbud Luncurkan Gerakan Literasi Sekolah

Ilustrasi mengoptimalkan membaca di perpustakaan sekolah. (Foto: perpustakaan.kaltimprov.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah “Bahasa Penumbuh Budi Pekerti”.  Peluncuran Gerakan Literasi Sekolah itu dilakukan secara simbolis dengan menyerahkan buku paket bacaan untuk 20 sekolah di DKI Jakarta sebagai bahan awal kegiatan literasi.

Gerakan Literasi Sekolah, dikembangkan berdasarkan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015, tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Mendikbud mengatakan, Permendikbud tersebut adalah sebuah upaya untuk menumbuhkan budi pekerti anak.

 "Kata yang dipakai adalah ‘penumbuh’ karena kita hanya menumbuhkan, bukan menanamkan budi pekerti," katanya di Jakarta, Selasa (18/8) malam. Menumbuhkan budi pekerti, lanjutnya, berbeda maknanya dengan menanamkan budi pekerti.

 "Langsung terbayang yang dilakukan adalah, memberikan ruang bagi tumbuhnya budi pekerti dari dalam diri si anak. Kalau memanamkan berarti kita memasukkan dari luar diri si anak. Karena pada dasarnya anak-anak itu sudah memiliki modal dasar budi pekerti,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Mahsun mengatakan Gerakan Literasi Sekolah ini bertujuan membiasakan dan memotivasi siswa untuk mau membaca dan menulis, guna menumbuhkan budi pekerti.

Dalam jangka panjang, diharapkan dapat menghasilkan anak-anak yang memiliki kemampuan literasi tinggi. Karena itulah, buku-buku yang dibagikan untuk sekolah dalam Gerakan Literasi Sekolah ini adalah buku-buku yang dapat menumbuhkan budi pekerti.

Buku yang dijadikan acuan sebagai bahan literasi di sekolah, di antaranya buku cerita atau dongeng lokal, buku-buku yang menginspirasi seperti biografi tokoh lokal dan biografi anak bangsa yang berprestasi, buku-buku sejarah yang membentuk semangat kebangsaan atau cinta tanah air.

 "Kegiatan literasi ini tidak hanya membaca, tetapi juga dilengkapi dengan kegiatan menulis yang harus dilandasi dengan keterampilan atau kiat untuk mengubah, meringkas, memodifikasi, menceritakan kembali, dan seterusnya," kata Mahsun.

Ia mengatakan, selain di Jakarta, akan dilakukan rintisan atau percontohan Literasi Sekolah di daerah, yakni Sumatera Utara, Riau, NTB dan NTT.

Peluncuran Gerakan Literasi Sekolah, dilaksanakan di sela-sela agenda Semiloka Kebahasaan Lembaga Adat yang digelar dalam rangka Peringatan 70 Tahun Hari Jadi Bahasa Negara.

Lebih dari 200 orang hadir dalam acara ini, yang terdiri dari perwakilan lembaga adat dari berbagai daerah di Indonesia, peneliti/akademisi dari lingkungan Badan Bahasa dan perguruan tinggi, guru, dan anggota masyarakat umum serta undangan khusus Diaspora Indonesia dari berbagai negara. (kemdikbud.go.id))

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home