Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 19:18 WIB | Jumat, 08 April 2022

Meningkatkan Sanksi, Uni Eropa dan Jepang Hentikan Impor Batu Bara Rusia

Pemandangan dari udara terminal curah kering perusahaan Jerman Hansaport, yang mengkhususkan diri dalam penanganan batu bara di pelabuhan Hamburg, Jerman, pada 1 Agustus 2018. Gambar diambil melalui jendela pesawat 1 Agustus 2018. (Foto: dok. Reuters)

SATUHARAPAN.COM-Uni Eropa pada hari Jumat (8/4) secara resmi mengadopsi paket sanksi kelima terhadap Rusia sejak invasi Ukraina pada 24 Februari, termasuk larangan impor batu bara, kayu, bahan kimia, dan produk lainnya.

Jepang juga menyatakan akan mengakhiri impor batu bara Rusia dan mengumumkan pengusiran delapan diplomat Moskow atas "kejahatan perang" di Ukraina.

Langkah-langkah Uni Eropa tersebut juga mencegah banyak kapal dan truk Rusia mengakses UE, melumpuhkan perdagangan lebih lanjut, dan akan melarang semua transaksi dengan empat bank Rusia, termasuk VTB.

Larangan impor batu bara akan berlaku penuh mulai pekan kedua Agustus. Tidak ada kontrak baru yang dapat ditandatangani mulai hari Jumat, ketika sanksi akan diterbitkan dalam jurnal resmi UE.

Kontrak yang ada harus diakhiri pada pekan kedua Agustus, yang berarti bahwa Rusia dapat terus menerima pembayaran dari UE untuk ekspor batu bara hingga saat itu.

“Sanksi terbaru ini diadopsi menyusul kekejaman yang dilakukan oleh angkatan bersenjata Rusia di Bucha dan tempat-tempat lain di bawah pendudukan Rusia,” kata diplomat top UE, Josep Borrell, dalam sebuah pernyataan.

Kremlin mengatakan bahwa tuduhan Barat bahwa pasukan Rusia melakukan kejahatan perang dengan mengeksekusi warga sipil di kota Bucha, Ukraina, adalah "pemalsuan yang mengerikan" yang bertujuan untuk merendahkan tentara Rusia.

Larangan batu bara itu diperkirakan oleh Komisi bernilai delapan miliar euro per tahun dalam pendapatan yang hilang untuk Rusia. Itu dua kali lebih besar dari yang dikatakan kepala Komisi UE, Ursula von der Leyen, pada hari Selasa.

Selain batu bara, sanksi baru Uni Eropa melarang impor dari Rusia banyak komoditas dan produk lain, termasuk kayu, karet, semen, pupuk, makanan laut kelas atas, seperti kaviar, dan minuman beralkohol, seperti vodka, dengan nilai tambah total diperkirakan dalam 5,5 miliar euro (US$ 5,9 miliar) per tahun.

Uni Eropa juga membatasi ekspor sejumlah produk ke Rusia, termasuk bahan bakar jet, komputer kuantum, semikonduktor canggih, elektronik kelas atas, perangkat lunak, mesin sensitif, dan peralatan transportasi, dengan nilai total 10 miliar euro per tahun.

Sanksi tersebut juga melarang perusahaan Rusia untuk berpartisipasi dalam pengadaan publik di UE dan memperluas larangan penggunaan mata uang kripto yang dianggap sebagai sarana potensial untuk menghindari sanksi.

Komisi Eropa mengatakan bahwa 217 orang lainnya ditambahkan ke daftar hitam UE sebagai bagian dari paket sanksi baru, yang berarti aset mereka di UE akan dibekukan dan mereka akan dikenai larangan bepergian di UE.

Sebagian besar dari mereka adalah pemimpin politik dari wilayah separatis Luhansk dan Donetsk, tetapi sanksi juga menimpa pengusaha, politisi dan staf militer yang dekat dengan Kremlin.

Ini membawa hampir 900 jumlah orang yang dikenai sanksi oleh UE sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" negara itu.

Jepang Akhiri Impor Batu Bara Rusia

Jepang pada Jumat mengatakan akan mengakhiri impor batu bara Rusia dan mengumumkan pengusiran delapan diplomat Moskow atas "kejahatan perang" di Ukraina. Langkah itu dilakukan ketika sekutu Ukraina meningkatkan tekanan pada Moskow setelah tuduhan bahwa pasukan Rusia membunuh warga sipil di daerah sekitar Kiev.

“Pasukan Rusia telah membunuh warga sipil dan menyerang fasilitas nuklir, sangat melanggar hukum humaniter internasional. Ini adalah kejahatan perang yang tidak akan pernah bisa dimaafkan,” kata Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, kepada wartawan.

"Kami akan melarang impor batu bara Rusia," kata Kishida, berjanji untuk mencari alternatif dan meminta "pemahaman dan kerja sama" warga Jepang.

Dia menguraikan langkah-langkah tambahan, termasuk pembekuan aset baru dan larangan impor dari Rusia, termasuk mesin dan vodka, dan mengatakan Tokyo akan mendukung upaya untuk menyelidiki tindakan Moskow di Pengadilan Kriminal Internasional.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Jepang mengumumkan pengusiran delapan diplomat Rusia dari kedutaan dan kantor perdagangan. Keputusan itu tidak mempengaruhi duta besar Rusia, Mikhail Yurievich Galuzin. (Reuters/AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home