Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yohanes Dwimbo 11:28 WIB | Minggu, 15 November 2020

Menjadi Hamba yang Baik

Ilustrasi. (Foto: iglesiaenaragon.com)

SATUHARAPAN.COM - Kebahagiaan adalah tujuan hidup manusia. Kebahagiaan tersebut dapat terwujud, bila kita dapat mengembangkan dan mengabdikan diri dengan baik dan setia kepada sesuatu yang mulia dan luhur.

Bacaan Injil hari Minggu ini (Matius 25:14-30) menceritakan perumpamaan tentang hamba yang baik dan setia dan hamba yang jahat dan malas. Hamba yang baik dan setia pada akhirnya mencapai kebahagiaan dan kegembiraan bersama tuannya. Namun, hamba yang malas dihukum.

Diceritakan, ada dua hamba yang menerima 5 dan 3 talenta. Masing-masing hamba ini mengembangkan dan menjalankan talenta tersebut dengan baik. Pada akhirnya menghasilkan buah masing-masing 5 dan 3 talenta.

Melihat kebaikan dan kesetiaan kedua hamba tersebut, tuan itu memuji kedua hamba karena bertanggung jawab dalam perkara kecil. Lalu tuannya mempercayakan kepada mereka tanggung jawab dalam perkara yang besar. 

Namun, ada satu hamba yang menerima 1 talenta, tapi ia tidak mengembangkannya. Malahan ia menyembunyikan talenta ke dalam tanah karena takut. Akibatnya, ia dimarahi dan dicap sebagai hamba yang jahat dan malas oleh tuannya.

Perumpamaan tersebut menggambarkan bahwa kita orang Kristiani, sama seperti hamba-hamba, yang oleh majikannya, ialah Yesus, sudah diberikan beberapa karunia yang harus dipergunakan untuk mengembangkan Kerajaan-Nya. Pada saatnya nanti, kita semua harus mempertanggungjawabkan hasilnya.

Sebagai hamba dari Tuhan, kita dipanggil untuk mengembangkan anugerah atau talenta yang berbeda-beda yang diberikan kepada kita. Talenta yang dipercayakan tersebut merupakan ujian kesetiaan kita kepada Tuhan.

Ada yang diberi talenta sebagai tenaga medis, maka ia melaksanakan dan mengembangkan kompetensi sebagai pelayan kesehatan yang semakin baik dari hari ke hari. Ada pula yang diberi talenta sebagai abdi negara, maka ia dipanggil menjadi abdi negara yang melayani, disertai dengan integritas diri, inovasi, dan profesionalitas.

Ukuran dari pelaksanaan dan pengembangan talenta tersebut dapat dilihat dan dirasakan oleh subjek layanan. Orang lain akan merasakan dampak dengan baik atau buruk bagi subjek yang dilayani.

Pada akhirnya, Tuhan akan meminta pertanggungjawaban atas talenta tersebut. Jika membuahkan hasil, maka kita akan memperoleh kebahagiaan dan kemuliaan dalam Tuhan. Jika tidak berbuah, maka akan dihukum. (Kemenag)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home